Brimob di Jawa Timur Rawat 64 Anak Yatim & Anak Tak Mampu Sejak 10 Tahun yang Lalu, Padahal Gajinya?
Brimob di Jawa Timur merawat 64 anak yatim & anak tak mampu sejak 10 tahun yang lalu, kini mereka telah besar dan bekerja di berbagai sektor.
Editor: Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Brigpol Rochmat Tri Marwoto (40) baru saja mendapatkan penghargaan dari Kapolda Jatim Irjen Machfud Arifin.
Penghargaan tersebut diraih Rochmat lantaran tindakan terpujinya yang telah menyekolahkan anak-anak yatim, anak kurang mampu, anak terlantar, hingga anak mantan pecandu narkoba.
Dibantu oleh istrinya, Helmiyah (38), kini anggota Detasemen C Pelopor Satuan Brimob Polda Jawa Timur, Jalan Yos Sudarso No 90, Kota Madiun tersebut telah menghidupi 64 anak asuh.
"Anak yang pernah makan satu rumah dengan saya ada 64 anak. Ada yang tinggal dua bulan, ada yang tujuh tahun," kata Rochmat, Rabu (22/11/2017) siang dikutip dari Kompas.com.
Tindakan terpuji Rochmat ini dilakukan sejak sepuluh tahun yang lalu, yakni tahun 2007.
Tak Punya Teman Jika Tak Pakai Sandal, Anak Yatim Piatu Ini Harus Mengais Sampah

Motivasi Rochmat
Keinginan Rochmat untuk mengasuh anak-anak yang kurang beruntung tersebut muncul saat ia merasakan beratnya membayar biaya kuliah.
Diketahui, sekitar 10 tahun yang lalu Rochmat mengikuti pendidikan di Sekolah Tinggi Hukum (STH) Indonesia di Jakarta.
Tingginya biaya kuliah membuat warga Dusun Jati, Desa Klagenserut, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun ini harus bekerja sampingan sebagai tukang ojek.
"Saat kuliah di Jakarta, saya bekerja sampingan menjadi tukang ojek dari pukul 15.00 sampai pukul 21.00. Dari hasil ojek, saya mendapatkan tambahan pendapatan Rp 7.000 hingga Rp 12.000," kata Rochmat.
Pengalaman keras itulah yang memicu tekad ayah dua anak ini untuk membantu anak-anak yang kurang mampu.
Rawat Dua Anak Yatim di Gubuk Tua, Pasangan Lansia Ini Tuai Perhatian Netizen
Banyak yang sudah jadi pegawai
Sejak sepuluh tahun yang lalu memulai, kini anak-anak asuh Rochmat telah banyak yang telah bekerja di berbagai sektor.
Mulai dari menjadi polisi, guru, hingga pegawai bank.
Dari mereka, kini ada yang sudah jadi polisi, guru, hingga pegawai bank," kata Rochmat.
Masih ada 15 anak
Di rumah Rochmat, kini masih tinggal 15 orang anak bersama istri dan dua anak kandungnya.
Rochmat pun membiayai segala kebutuhan mereka, mulia dari kebutuhan hidup, kebutuhan sekolah hingga perguruan tinggi.
"Tak hanya biaya sekolah, anak-anak yang diasuhnya dicukupi kebutuhan hidupnya," ungkapnya.
Putar otak
Guna mencukupi kebutuhan anak-anak asuhnya tersebut, Rochmat mengaku selalu memutar otaknya.
Ia menyadari jika penghasilannya tak akan mampu mencukupi segala kebutuhan keluarga dan anak asuhnya.
Karena itulah, Rochmat membuka berbagai jenis usaha untuk mendulang penghasilan.
Mulai dari usaha perkebunan, toko kelontong hingga toko buah pun ia jalankan untuk menambah pendapatan.
Dimana Rochmat bertemu anak-anak kurang mampu tersebut?
Rochmat juga menceritakan bagaimana ia bisa bertemu dengan anak-anak yang diasuhnya tersebut.
Ia mengaku bertemu anak-anak itu ketika mengisi kegiatan ekstrakurikuler sekolah di Madiun.
"Saya kenal mereka saat saya mengajar Paskibraka, OSIS, dan juga pramuka di sekolah-sekolah," kata Rochmat.
Dari mengajar di sekolah, lanjut Rochmat, dia banyak mengenal guru dan murid.
Di sekolah itu, dia banyak bertemu dengan anak yang kurang mampu dan anak yatim piatu yang tidak memiliki biaya untuk sekolah.
Mendapat penghargaan dari Kick Andy dan diundang Hitam Putih
Atas apa yang telah dilakukannya, Rochmat mengaku bangga dan bahagia.
Terlebih ia juga mendapat penghargaan dari Kapolda Jatim.
"Saya senang dan bangga. Ini merupakan penghargaan pertama saya dan ini merupakan tanggung jawab yang berat," jelas Rochmat.
Selain mendapat penghargaan dari Kapolda Katim, Rochmat juga mendapat penghargaan dari program televisi "Kick Andy Heroes" dalam bidang sosial pendidikan.
Ia juga mengaku sering diundang wawancara di acara televisi.
Terakhir, pada 16 November 2017 lalu, bertepatan dengan Hari Brimob, Rochmat didaulat hadir pada acara "Hitam Putih" di Trans TV.
Peran istri
Perjuangan keras Rochmat menghidupi 64 anak asuh, tak luput dari bantuan istrinya.
Helmiyah pun mengaku bangga menjadi istri dari sosok pria pekerja keras dan memiliki jiwa sosial yang tinggi.
Sosok pekerja keras Rochmat terlihat manakala selepas pulang dinas, suaminya langsung pergi ke kebun untuk merawat tanaman jahe, cengkih, dan durian.
Uang dari penjualan hasil kebun milik Rochmat digunakan untuk membiayai seluruh kebutuhan anak asuhnya.
"Bapak itu pekerja keras. Setelah pulang kantor, Bapak tidak tidur, tetapi langsung ke kebun," ujar dia.
Helmiyah pun merasa tidak pernah terbebani karena harus mengurusi anak asuh yang ditampung oleh suaminya.
Ia justru mengaku senang rumahnya terdapat banyak anak-anak dan memperlakukan mereka layaknya anak sendiri.
Dalam sebulan, rata-rata ia harus mengeluarkan biaya Rp 8 juta untuk makan dan uang saku anak asuhnya.
Tiap harinya, ia pun harus memasak delapan kilogram beras dan lauk-pauk yang beragam.
Untuk menampung anak-anak asuhnya, tiga kamar tidur khusus dipakai untuk tidur anak-anak perempuan.
Sementara anak-anak laki-laki tidur di toko buah.
Lima belas anak yang diasuh oleh Rochmat dan Helmiyah kini bersekolah di berbagai tempat di Madiun dan Magetan. Satu anak duduk di bangku TK, satu anak di SMP, tujuh anak di SMA, dan enam anak kuliah di STAIM Magetan. (*)