Keputusan Rina Nose Lepas Hijab Dipengaruhi Masyarakat Jepang?
Keputusan Rina Nose lepas hijab merupakan pengalaman spiritualnya beberapa bulan belakangan, termasuk saat ia berkunjung ke Jepang
Penulis: Ekarista Rahmawati Putri
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
TRIBUNWOW.COM - Keputusan Rina Nose untuk melepas hijab memang menuai pro dan kontra.
Hal ini menimbulkan kehebohan dari berbagai pihak, bahkan banyak orang berdebat mengenai aturan agama.
Beberapa mendukung keputusan Rina Nose namun lebih banyak netizen menghakimi bahkan melontarkan komentar pedas kepada Rina Nose.
Keputusan Rina Nose untuk melepas jilbab berawal dari unggahannya di akun jejaring sosial Instagram miliknya, @rinanose16.
• Rina Nose Kembali Singgung Soal Lepas Jilbabnya, Lebih Sejuk Membaca Kolom Komentar . . .
Dalam unggahan tersebut, Rina Nose memamerkan foto wajahnya yang kini tanpa jilbab.
Tampak dalam foto black and white tersebut, rambut hitamnya tergerai dan memamerkan lipstick merah merona.
Disematkan pula, tulisan panjang yang merupakan curahan hati mengenai keputusannya melepas hijab.
Namun keputusan Rina Nose ini dikatakan telah dipikirkan matang-matang selama berbulan-bulan.
Ternyata keputusan Rina Nose ini merupakan pengalaman spiritualnya beberapa bulan belakangan.
Dalam kunjungannya ke Jepang, Rina menuliskan tentang pemikirannya melihat warga Jepang yang mayoritas tak beragama.
"Ada pelajaran baru yang saya dapat dari penduduk Jepang selama dua hari saya disini. Mayoritas penduduk sini rupanya tidak memiliki kepercayaan terhadap suatu agama, bahkan Tuhan. Tapi sebagian mereka percaya bahwa ada kekuatan yang jauh lebih besar dari diri mereka," tulis Rina Nose dalam unggahannya Agustus lalu.
• Dapat Bocoran Lebih Dulu Soal Rencana Rina Nose Copot Jilbab, Irfan Hakim dan Ramzi Buka Suara
Presenter tenar ini juga menuliskan bagaimana masyarakat Jepang menjunjung tinggi moral dan kemanusiaan meski tak memeluk agama.
"Ada yang menarik, tanpa kepercayaan terhadap agama tertentu, mereka begitu menjunjung tinggi nilai moral dan kemanusiaan. Memiliki rasa syukur yang begitu besar atas semua kenikmatan yang mereka peroleh, dengan cara menghormati setiap makhluk hidup, makanan dan alam. Memiliki kesadaran tinggi akan ketertiban, kedisiplinan, dan kebersihan. Sulit menemukan tempat sampah di sini, tapi juga sulit menemukan sampah berceceran di setiap sudut nya. Hampir tidak ada.(Mungkin saya belum mengunjungi semuanya, tapi sejauh mata ini melihat, memang setiap sudutnya terlihat rapih dan bersih)," lanjutnya.