Penutupan Hotel Alexis
Alexis Ditutup, Terkuak 4 dari 5 Spa di Jakarta Berikan Layanan 'Petik Mangga' dan 'Eksekusi'
Seorang pengamat kehidupan malam di Jakarta menyebut 'empat dari lima tempat spa laki-laki' di Jakarta memberikan layanan prostitusi.
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNWOW.COM - Seorang pengamat kehidupan malam di Jakarta menyebut 'empat dari lima tempat spa laki-laki' di Jakarta memberikan layanan prostitusi.
Seorang sosiolog pun menilai 'tidak efektif dan tidak tepat' jika Pemprov DKI Jakarta hanya menutup Alexis.
Gubernur baru Jakarta, Anies Baswedan, sudah menutup Alexis dan pada Rabu (01/11/2017) mengatakan kepada para wartawan bahwa pihaknya akan melakukan pemeriksaan terhadap tempat-tempat hiburan malam di Jakarta.
"Jadi, kepada semua yang memiliki kegiatan yang melanggar ketentuan, hentikan kegiatan itu. Kami akan bertindak tegas," kata Anies.
Klaim bahwa sebagian besar griya pijat di Jakarta menawarkan prostitusi diungkap oleh Reza, admin sebuah forum komunikasi seks di internet dan aktif mendatangi griya pijat di ibu kota.
Ia mengungkapkan bahwa 'banyak spa lelaki di Jakarta yang menyediakan paket all-in'.
Paket yang disebutnya sudah menjadi layanan resmi sejumlah manajemen griya pijat itu, terdiri dari 'beberapa alternatif'.
Mulai dari pijat biasa, 'layanan pemijatan alat vital' oleh terapis yang kerap disebut sebagai "petik mangga (PM)", dan layanan hubungan seks atau yang disebut dengan istilah "eksekusi".
"Empat dari lima men's spa di Jakarta menyediakan layanan tersebut. Nominalnya mulai dari Rp 500.000 sampai Rp 1,5 juta," ungkapnya ketika dihubungi BBC Indonesia, Rabu (01/11/2017).

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta lewat Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu tidak memperpanjang izin usaha Alexis, salah satunya karena "melanggar kesusilaan".
Jika memang demikian, sosiolog Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Robertus Robet, menilai 'tidak adil' jika Pemerintah Jakarta hanya menutup Alexis.
"Kalau namanya kebijakan ya harus bersifat menyeluruh, berlaku untuk seluruh warga kota dan bisnis di kota, tidak bisa untuk satu tempat saja."
Dia menambahkan bahwa pemerintah bisa saja melakukan penutupan berbagai griya pijat tersebut, "tetapi kalau tujuannya untuk menghapus bisnis prostitusi, itu tidak akan mungkin bisa tercapai."
'Dilindungi tiga lapis baju'
Meskipun begitu, pengamat kehidupan malam Jakarta, Reza, bercerita bahwa tidak semua griya pijat membolehkan aktivitas prostitusi.
Ada beberapa griya yang melarang, dan jika terapis atau juru pijat ketahuan melakukan transaksi seksual diam-diam, maka 'akan diberi sanksi parah'.