Mengenang Juru Kunci Merapi Mbah Maridjan yang Setia Jalankan Tugas hingga Meninggal dalam Sujud
Letusan dahsyat Gunung Merapi yang menewaskan juru kunci Mbah Maridjan, sudah berlalu tujuh tahun.
Editor: Wulan Kurnia Putri
Akibatnya, ia dan dua orang yang ingin menjemput tewas terkena awan panas.
Keesokan harinya saat dilakukan penyisiran, seorang anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, menemukan sesosok mayat yang sedang sujud di kamar mandi rumah mbah Maridjan.

Awalnya jenazah itu sulit dikenali karena kondisinya yang mengenaskan.
Namun setelah diperiksa lebih lanjut, ternyata benar ia adalah mbah Maridjan.
• Lagi Asik Joget, Ayu Ting Ting Merogoh Bagian dalam Dadanya, Netter: Takut Sumpelannya Lepas
3. Ini Sebutan Mbah Maridjan untuk Merapi Yang Meletus
Mbah Maridjan tak mau menggunakan istilah 'Merapi meletus' untuk gunung yang dijaganya itu.
Ia lebih memilih menggunakan kalimat 'eyang membangun kraton'.
Bila 'eyang' sedang punya hajat, maka warga di sekitar Merapi diminta untuk sabar dan tawakal.
• Biadab! Ibu Paksa Anaknya yang Berusia 14 Tahun jadi PSK, Pelanggannya Adalah Pamannya Sendiri!
4. Rumah Mbah Maridjan Dilindungi Geger Boyo
Rumah mbah Maridjan berada di balik tebing yang disebut Geger Boyo (punggung buaya).
Bila dilihat dari kejauhan, tebing itu mirip punggung buaya yang sedang mengarah ke atas.
Oleh warga sekitar, tebing itu diyakini melindungi rumah mbah Maridjan dari semburan awan panas.
Namun kenyataannya, rumah mbah Maridjan tetap saja tak aman dari terjangan awan panas di tahun 2010 lalu.