Usus Buntu Gara-gara Makan Seblak Menjadi Viral, Ahli Gizi: 'Kok Nggak Masuk Akal?'
Baru-baru ini netizen dihebohkan dengan curahan hati seorang ibu bernama Desy Puspita Yulida di akun Facebooknya.
Penulis: Claudia Noventa
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Baru-baru ini netizen dihebohkan dengan curahan hati seorang ibu bernama Desy Puspita Yulida di akun Facebooknya.
Desy membagikan kisah yang dialami oleh putrinya sendiri, Salma, pada Minggu (8/10/2017).
Dirinya mengungkapkan Salma mengalami usus buntu lantaran terlalu banyak memakan seblak.
Ibu Ini Curhat Putrinya Sakit Karena Makan Seblak, Ancaman Paling Seram Tak Bisa Punya Anak!
Dokter menjelaskan pada Desy bahwa anaknya mengalami usus buntu karena kerupuk mentah yang direndam tetapi tetap kenyal dalam makanan seblak tersebut.
Unggahan yang diberi judul, 'Bahaya Makan Seblak dari Kerupuk Mentah yang Direndam tapi Tetap Kenyal' itu langsung menarik perhatian netizen hingga menjadi viral.
Namun, menurut ahli gizi hal dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Hardinsyah, menyebut alasan tersebut tidak masuk akal.
"Pertama, kok enggak masuk akal, dalam arti makanan itu masuk ke lambung kita itu dicerna dan dihancurkan. Kemudian masuk ke usus sudah partikel kecil, kecuali kalau dia batu atau biji jambu yang keras," kata Hardinsyah dihubungi Kompas.com, Selasa (10/10/2017).
Hardinsyah mengungkapkan kerupuk seblak tentu sangat bisa diproses dalam lambung lantaran berasal dari tapioka (aci) .
5 Bulan Mendekam di Mako Brimob, Sikap Asli Ahok di Belakang Awak Media Terbongkar
"Daging saja ada yang lebih kenyal, seperti kikil, bisa diproses. Karena ada enzim-enzim di dalam lambung kita. Ada enzim untuk mencerna protein, lemak, karbohidrat," katanya.
"Kalau mungkin ada endapan sebelumnya, harusnya dokter bisa menjelaskan," tambah Hardinsyah.
Hardinsyah memberikan contoh seperti misal endapan itu berasal dari sambal yang cabainya tidak ditumbuk sampai halus hingga biji cabai mengendap dan menginfeksi usus.
Selain itu, memperhatikan kebiasaan makan dan minum si anak juga perlu menjadi pertimbangan.
Wejangan Terakhir Penuh Haru Djarot Sebagai Gubernur DKI Jakarta: Loyal ke Anies-Sandi!