5 Fakta Bisnis PayTren Yusuf Mansur yang Dibekukan Bank Indonesia
Bank Indonesia (BI) resmi menghentikan sementara layanan isi ulang uang elektronik PayTren milik Ustaz Yusuf Mansur.
Editor: Tinwarotul Fatonah
TRIBUNWOW.COM - Bank Indonesia (BI) resmi menghentikan sementara layanan isi ulang uang elektronik PayTren milik Ustaz Yusuf Mansur.
Sebelumnya, BI juga telah membekukan izin uang elektronik tiga e-commerce, Tokopedia, Shoppee, dan Bukalapak.
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 16/11/DKSP tanggal 22 Juli 2014 tentang Penyelenggaraan Uang Elektronik, penerbit uang elektronik wajib mendapatkan izin dari BI jika floating fund mencapai Rp 1 Miliar.
Seperti diketahui, PayTren sendiri merupakan perusahaan penyedia finansial berbasis syariah dan teknologi yang dibangun oleh Ustaz Yusuf Mansyur di bawah perusahaan PT Veritra Sentosa International.
Dua Kali Menikah, Penjual Kopi Ini Dikhianati, Tapi Siapa Sangka Ketiga Anaknya Jadi Orang Sukses
Caranya, melalui aplikasi Paytren di ponsel pintar, para member dapat melakukan berbagai transaksi berbasis internet seperti membayar tagihan, bayar listrik, dan beli pulsa.
"Kalau teman-teman ingin bayar listrik, air, pulsa, bayar-bayaran rumah tangga, pribadi, sampai nanti ke sekolah belanja, dan pengeluaran macem-macem dah. Maka menjadi anggota Paytren menjadi wajib! Sebab nanti sambil bayar, malah dapet duitnya," jelas Ustad Yusuf Mansuf, Presiden Director PT Veritra Sentosa Internasional seperti yang dikutip dalam situs resminya.
Lantas mengapa PayTren dibekukan oleh BI?
Berikut Tribun Jabar rangkum 5 Fakta investasi PayTren yang diusung oleh Yusuf Mansur.
1. Telah mendapat sertifikat dari MUI
Dalam memulai bisnis Paytren, Ustaz Yusuf Mansur sudah mengantongi sertifikat industri keuangan syariah dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Melansir KONTAN, Ustaz Yusuf Mansur mengaku tengah melengkapi berbagai persyaratan izin bisnis financial technology (Fintech).
"Kami sedang proses tahap akhir untuk izin e-money dari Bank Indonesia. Ditambah sekalian memasukkan perizinan lain biar lengkap selengkap-lengkapnya, yaitu layanan keuangan digital (LKD), payment gateway, remittance dan money changer," kata Yusuf Mansur, Senin (5/9/2017) lalu kepada KONTAN.

2. Mengusung konsep Syariah
Melalui website resmi PayTren, Yusuf Mansur mengaku membangun bisnis ini dengan cara pendekatan ibadah.
Di mana ibadah yang ia dan tim tunjukkan lewat sistem pasar modal syariah.
Hal itu juga dijelaskan oleh Yusuf Mansur pada teleconfrence singkat dari Paris, Prancis beberapa waktu lalu.