Pernah Dengar Alergi Terhadap Sinar Matahari? Ternyata Benar Adanya, Gadis Ini Buktinya
Bertahun-tahun berlalu begitu saja saat Savannah dan ibu tidak bisa menemukan dokter yang mengetahui sebab penyakitnya itu.
Editor: Tinwarotul Fatonah
Komponen dalam sel darah pada tubuh Savannah akan berubah dan menjadi senyawa beracun yang disebut protoporphyrin.
Ketika senyawa-senyawa tersebut dilepaskan, penderita akan sangat sensitif pada cahaya.
Gejala yang terlihat yaitu pembengkakkan, kemerahan, atau sensasi terbakar pada kulit akibat sinar matahari langsung.

Dokter yang menangani Svannah, Dr.Minnelly Luu mengungkapkan bahwa dengan penyakit langka tersebut, reaksi kimia tertentu memproduksi kerusakan pada kulit serta organ lain.
Ibu Savannah sangat bersyukur akhirnya bisa mengetahui penyakit anaknya.
Karena dengan begitu, ia bisa mengambil langkah yang tepat untuk mengobatinya.
Sekarang usia Savannah sudah 11 tahun, ia bisa beraktivitas dengan baik asalkan berada dalam ruangan tertutup.
Tahun lalu, Savannah bertemu dengan pasien-pasien penderita EPP lainnya.
Di sana, mereka saling berbagi cerita dan merasa memahami satu sama lain.

Ketika ditanya apa harapan terbesarnya, Savannah menjawab:
"Aku berharap mereka bisa menemukan obat untuk penyakitku.
Karena aku tidak suka seperti ini, sangat sulit bagiku.
Aku harus berenang di kolam saat matahari tenggelam.
Aku tidak bisa bermain di pantai bersama teman-teman.
Aku harap suatu hari aku bisa melakukan semua itu."
(TribunStyle.com, Tiara Shelavie)
Berita ini sudah tayang di Tribun Style dengan judul: Main di Luar Rumah, Gadis Ini Tiba-tiba Teriak Kesakitan, Ternyata Ia Derita Alergi Langka!