Kronologi 8 Siswa SMPN 4 Poco Ranaka Dihukum Jilat Kloset! Begini Penyelesaian Masalahnya!
Sebanyak 8 siswa SMPN 4 Poco Ranaka, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur, dihukum menjilat kloset (WC) di sekolah pada (15/9) silam
Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
TRIBUNWOW.COM, BORONG - Sebanyak delapan siswa SMPN 4 Poco Ranaka, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), dihukum menjilat kloset (WC) di sekolah pada tanggal 15 September 2017 silam.
Melansir dari Pos Kupang, guru yang menghukum para siswa itu berinisial YN yang merupakan guru kesiswaan di SMPN 4 Poco Naraka.
Diketahui, Yosephina Nartin menghukum delapan siswa ini lantaran menggunakan bahasa daerah Manggarai di lingkungan sekolah sebelum kegiatan belajar mengajar.
Perawat Cantik Ini Dipaksa Mengundurkan Diri Dari Prosfesinya, Alasannya Bikin Syok!
Yosephina Nartin adalah guru yang berstatus honor menggunakan dana BOSDA tersebut memanggil para siswa untuk ke kamar mandi lalu menyuruh mereka untuk menjilat kloset secara bergantian.
"Awalnya kami tidak tahu. Anak-anak tidak beri tahu. Mereka takut karena guru tersebut mengancam akan memberikan nilai buruk kalau kejadian tersebut diberi tahu kepada orangtua."
"Anak-anak kami pun tidak beri tahu orangtua sejak kejadian jilat closet tanggal 15 September 2017 pagi."
Viral! Curhatan Seorang Istri yang Suaminya Selingkuh dengan Janda Setelah 2 Minggu Melahirkan Anak!
"Kami baru tahu tanggal 22 September 2017 karena ada teman-teman mereka cerita kepada kami," ujar Frans Par salah satu orangtua siswa ketika dihubungi, Kamis (28/9/2017) malam.
Frans pun juga menjelaskan bahwa para orangtua yang anak-anaknya dihukum sebenarnya ingin ke Dinas PPO Matim pada Sabtu (23/9/2017) pagi, namun tidak jadi karena PNS di Matim bekerja hanya lima hari saja, pada hari Sabtu mereka libur.
"Kami lalu ke Dinas PPO Matim, Senin (25/9/2017) pagi. Di dinas kami bertemu Kasubag," kata Frans.
Tak Hanya Dewi Perssik, 5 Seleb Ini Juga Menikah dengan Manajernya, Nomor 2 Jadi Janda 3 Kali
Tentu saja, kejadian jilat kloset ini tidak bisa diterima oleh para orangtua sehingga mereka melapor ke Dinas PPO Matim.
Kedelapan siswa yang dihukum itu adalah Gundi Par, Sanga, Patris, Rian, Naur, Ronald, Yute, dan Kala.
Kadis PPO Matim, Frederika Soch saat dihubungi pada Kamis (28/9/2017) pun mengaku bahwa pihaknya sudah mendapatkan pengaduan dari para orangtua.
"Saya selesai terima pengaduan orangtua siswa dari SMPN 4 Poco Ranaka langsung pecat Yosephina Nartin sebagai guru Bosda di SMPN 4 Poco Ranaka. Hari itu habis lapor saya pecat dengan mengeluarkan surat agar Yosephina Nartin diberhentikan dari guru di sekolah itu," tegas Frederika.
Mau Dinikahi & Keperawanannya Terenggut dengan Kelamin Palsu, Muncul Dugaan Syarifah Diguna-guna!
Frederika sendiri juga menyayangkan perbuatan Yosephina Nartin, karena apa yang ia lakukan saat itu sudah termasuk kategori kekerasan terhadap anak.
"Memang tidak ada cara lain sampai harus jilat kloset? Makanya saya pecat dari guru,"kata Kadis Fredrika.
Kini, kasus siswa jilat kloset ini pun sudah berakhir.
Melansir kembali dari Pos Kupang, pihak orangtua siswa, Yosephina Nartin, dan pihak sekolah pun sepakat untuk berdamai.
Dua Alasan Utama Polisi Menahan Jonru dan Barang Bukti Inilah yang Disita dari Rumahnya!
Sehingga kasus ini pun tidak dibawa ke ranah hukum.
Perdamaian dilakukan secara adat Manggarai Timur pada Sabtu (30/9/2017) pagi.
Yosephina Nartin, guru yang memberi hukuman kepada 8 siswanya pun menyampaikan permohonan maafnya kepada siswa, orangtua siswa, dan juga pihak sekolah.
Kemudian, dibuatlah surat pernyataan perdamaian yang ditandangani oleh Yosephina Nartin, orang tua siswa dan Kepala SMPN 4 Poco Ranaka, Herman Jeramat.
Live Streaming Liga Inggris Manchester United Vs Crystal Palace, Pertemuan Pucuk dan Dasar Klasemen
Frans Par pun menjelaskan bahwa ada 3 poin kesepakatan yang dibuat dalam surat pernyataan perdamaian.
Poin pertama, Yosephina diberhentikan sebagai guru SMPN 4 Poco Naraka.
Poin kedua, Yosephina membawa ayam dan orangtua membawa tuak putih untuk makan dan minum bersama.
Poin ketiga, masalah tersebut tidak dibawa ke ranah hukum.
Fantastis, Ternyata Segini Pengguna Instagram Kini!
"Kami sudah selesai gelar acara perdamaian secara adat dengan guru Yosephina. Kami orangtua sudah buat pernyataan di mana Yosephina sudah meminta maaf dengan membawa ayam lalu kami orangtua membawa tuak putih dua jerigen,"
"Ayam yang dibawa Yosephina dipotong lalu kami makan bersama sebagai tanda masalah tersebut sudah selesai," jelas Frans Par yang mengaku tinggal di Desa Watu Lanur, Kecamatan Poco Ranaka, saat ditemui Sabtu siang.
Acara perdamaian tersebut pun diakhiri dengan makan bersama di SMPN 4 Poco Ranaka.
Somasi dari Dhea Imut telah Diterima, Begini Pengakuan Pihak Ekspedisi
Delapan orangtua siswa hadir bersama kepala sekolah serta guru Yosephina. (TribunWow.com/Natalia Bulan Retno Palupi)