Breaking News:

Sindikat 'Peternakan Bayi' Terbongkar, Ternyata Dapatkan Bayi dengan Cara Ngeri!

Sedikitnya 11.000 bayi asal Sri Lanka telah diadopsi secara ilegal oleh pasangan asing asal Eropa, baik dibeli maupun diculik dari orangtua mereka.

Editor: Galih Pangestu Jati
iThinkStock
Ilustrasi 

TRIBUNWOW.COM - Sedikitnya 11.000 bayi asal Sri Lanka telah diadopsi secara ilegal oleh pasangan asing asal Eropa, baik dibeli maupun diculik dari orangtua mereka.

Demikian hasil investigasi jurnalis asal Belanda, seperti dikutip dari Deutsche Welle. 

Pemerintah Sri Lanka mengaku sekitar 11.000 bayi menjadi korban perdagangan manusia.

Selain dibeli, sebagian besar dari bayi tersebut juga diculik dari orangtua biologis mereka.

Bayi-bayi tersebut telah diadopsi secara ilegal oleh keluarga yang berasal dari Belanda, Inggris, Swedia dan Jerman sejak tahun 1980.

Menteri Kesehatan Sri Lanka, Rajitha Senaratne mengungkapkan fakta ini saat diwawancarai jurnalis investigasi Belanda untuk program dokumentasi "Zembla" yang disiarkan Rabu (20/9/2017).

Kronologi Kasus Sadis Pasutri Dipenggal Kepalanya di Ketapang, Pengungkapan Kasus Dinanti Sang Anak!

Pemerintah Sri Lanka pun berencana membangun bank data DNA untuk membantu keluarga yang ingin mencari anak mereka.

"Pemerintah menaruh perhatian serius terhadap kejadian ini," ungkap Senaratne seperti dikutip surat kabar Belanda, Algemeen Dagblad.

"Peristiwa ini telah mencederai hak asasi para keluarga."

Hasil investigasi juga mengungkapkan ada skema yang dikenal dengan sebutan " peternakan bayi", di mana perempuan secara sengaja hamil untuk tujuan adopsi.

Selain itu ada juga skema penculikan bayi dari rumah sakit.

Seorang ibu mengaku dulu diberitahu bahwa bayinya meninggal tak lama setelah lahir.

Namun, seorang kerabat sempat melihat dokter meninggalkan rumah sakit sambil menggendong bayinya.

Sindikat kriminal juga terkadang menyewa "seorang aktor gadungan" untuk berpura-pura sebagai ibu biologis ketika menemui pasangan asing yang ingin mengadopsi anak.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Tags:
Sri LankaBelandaEropa
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved