Keluarganya Sempat Kerasukan, Begini Akhir Pencarian Jenazah Supriyanto
Tim SAR gabungan akhirnya menemukan jenazah Supriyanto (39), warga Muara Jawa, Kutai Kartanegara (Kukar) yang diterkam buaya.
Editor: Galih Pangestu Jati
TRIBUNWOW.COM - Minggu (17/9/2019) malam, tim SAR gabungan akhirnya menemukan jenazah Supriyanto (39), warga Muara Jawa, Kutai Kartanegara (Kukar) yang diterkam buaya di sungai TB, depan jety BRE.
Jenazah Supriyanto ditemukan secara tak sengaja.
Semua aktivitas pencarian sudah akan dihentikan.
Awalnya, Supriyanto diketahui adalah seorang pawang buaya.
Sabtu (16/9/2017) ia datang untuk membantu pencarian Arjuna (16) yang diterkam buaya sehari sebelumnya.
Sayangnya, tak lama setelah Supriyanto masuk ke air, ia juga diterkam buaya.
7 Pawang dan Orang Pintar Ikut Cari Korban, Terungkap Penyebab Buaya Terkam 2 Warga
Diketahui, saat itu Supriyanto hanya mengenakan celana pendek warna hitam dan langsung menceburkan diri ke sungai.
Ia menenggelamkan kepalanya ke dalam sungai. Kemudian ia mencoba berenang.
Saat itu, ia melakukan ritual di dalam air dengan menangkupkan kedua telapak tangannya di depan dada untuk memanggil buaya yang menerkam korban.
Dua menit di dalam air, ia terlibat pergumulan dengan seekor buaya di dalam air.
Malangnya, tubuh pawang itu ditarik ke dalam air dan tak muncul lagi di permukaan air.
Warga pun heboh.
Lantaran sang pawang buaya justru jadi korban buaya.
Tim SAR gabungan terus melakukan pencarian dua korban buaya ini.
Minggu (17/9/2017) dini hari, tubuh Arjuna ditemukan.
Tubuh korban ditemukan mengambang sekitar 5-6 meter dari lokasi kejadian, sekitar pukul 00.45 Wita, Minggu (17/9) dini hari.
Saat ditemukan, tubuh korban terlihat masih utuh, namun terdapat beberapa luka robek di kaki kanan korban, dan mulut, serta beberapa bagian kulit korban telah mengelupas.
Tragis! Bukan Pawang, Ternyata Ini Ritual yang Dilakukan Supriyanto sebelum Tewas Diterkam Buaya
Bukan hanya tim SAR gabungan, tujuh orang pawang buaya pun dilibatkan dalam pencarian ini.
Total, hingga hari ketiga pencarian, sudah tujuh pawang yang didatangkan dari Balikpapan, Kutai Lama, dan daerah sekitar.
Salah satu "orang pintar" yang turut dalam pencarian korban, Aji Mansyah (47), asal Balikpapan menjelaskan, terkait penyerangan beruntun buaya kepada manusia.
Dia menilai, buaya tidak akan melakukan penyerangan, jika tidak terganggu.
Gangguan itu pun beragam, mulai dari yang langsung dilakukan manusia, maupun hal hal yang berbau mistis.

"Biasanya ada yang ganggu, buaya tidak akan menyerang kalau tidak mendapat gangguan," ucap pria yang selalu membawa mandau itu, Minggu (17/9/2017).
Lalu, kenapa buaya melakukan penyerangan kembali kepada manusia, padahal baru sehari buaya menyerang ditempat yang sama.
Menurutnya, hal itu lebih disebabkan korban (Supriyanto) menantang buaya untuk mendatanginya.
"Masing-masing orang yang memiliki kemampuan, punya cara yang berbeda dalam penerapannya, mungkin cara yang dilakukan korban tidak disukai," tuturnya.
"Dan, dari pengalaman yang lalu lalu, pawang buaya itu tidak turun ke air, di atas saja," tambahnya.
Dia menjelaskan, metode yang digunakanya yakni dengan berdoa, serta menyiapkan sesajen, berupa tujuh buah telur, bunga dan kopi hitam.
Terbukti, tubuh Arjuna (16), korban pertama terkaman buaya dapat ditemukan, Minggu (17/9/2017) dini hari.
Jasad Supriyanto Ditemukan Setelah Ritual Dihentikan dan Pawang Meninggalkan Lokasi
"Selain bahan bahan itu, saya juga melakukan sayatan sebanyak tujuh kali ke air. Kita tidak janji, tapi kami mencoba menolong keluarga korban," ucapnya.
Lanjut dia menjelaskan, dalam kasus ini, tubuh korban biasanya muncul paling cepat dua hari dan paling lama bisa sampai seminggu.
Dia pun tidak dapat memastikan, tubuh korban utuh atau tidak saat ditemukan.
"Mudah mudahan seperti korban pertama, tubuhnya ditemukan utuh, karena biasanya juga tubuh korban sudah tidak utuh, dan ditemukan terpisah," tuturnya.
Belakangan diketahui pula, ternyata Supriyanto sebenarnya bukan pawang buaya.
"Dia (Supriyanto) memang bisa sembuhkan orang yang sakitnya tidak wajar, bisa juga sebagai pawang hujan kalau ada hajatan warga, tapi belum pernah selama ini dia jadi pawang buaya," ucap Tuti Handayani, istri Supriyanto, Minggu (17/9/2017).
Sang istri menuturkan, Supriyanto merasa kasihan pada Arjuna dan keluarganya.
Supriyanto berniat mendatangi lokasi, namun istrinya melarang.

"Saya sudah larang, dia bilang hanya lihat-lihat saja.
Dan pagi itu, sebelum pergi dia sempat ngerokok dan minum kopi yang saya buat.
Jam 11.30an Wita, saya dapat kabar dia jadi korban," ungkapnya.
Minggu (17/9/2017) malam, tim SAR gabungan dan para pawang sebenarnya sudah akan membubarkan diri.
Lantara ada warga yang merasa keberatan dengan aktivitas pencarian.
Warga ada yang protes lantaran salah satu keluarganya kerasukan, yang diduga berasal dari aktivitas pencarian korban buaya.
Saat itu, sekitar pukul 21.00 Wita, semua pawang maupun orang pintar, meninggalkan lokasi pencarian.
5 Fakta Pria yang Mengaku Pawang Diterkam Buaya di Kaltim, Keanehan Mewarnai Peristiwa Ini!
Sementara sebagian personel SAR gabungan menuju speedboat masing-masing untuk beristirahat.
"Saat itu saya memang ke speed, standby sambil istirahat. Tapi, saya lihat punggung korban di antara speed," ucap Komandan Kapal SBU 2006, Polairud Polda Kaltim, Brigpol Yulianto Tono, Minggu (17/9/2017).
Lanjut dia menjelaskan, tidak ada luka lain selain luka robek ditelinga, namun terdapat beberapa bagian kulit korban yang telah terkelupas.
"Sudah agak bau, tapi badan masih utuh. Tepat hari kedua, korban kedua ini dapat ditemukan," ucapnya lega.
Saat ini jenazah sudah berada di rumah duka, di jalan Jalur, gang Kurma, RT 25, Muara Jawa, Kutai Kartanegara, guna menjalani proses pemandian jenazah, dan direncanakan korban akan dimakamkan di Makroman, Samarinda. (Tribun Kaltim/Christoper D)
Berita ini telah diterbitkan oleh Tribun Kaltim dengan judul "PAWANG BUAYA DITERKAM BUAYA - Keluarganya Kerasukan, Warga Protes Pencarian Supriyanto, Akhirnya"