Breaking News:

4 Fakta Sindiran Presiden Jokowi Kepada Aparatnya, Isinya Pedas Banget!

Kali ini, presiden asal Kota Solo ini menyindir soal anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) atau daerah (APBD).

Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Wulan Kurnia Putri
KOMPAS IMAGES / RODERICK ADRIAN MOZES
Presiden Joko Widodo menjawab sejumlah pertanyaan wartawan istana kepresidenan dalam acara berbuka bersama di Istana Negara, Jakarta, Senin (6/7/2015). Acara ini juga dihadiri oleh sejumlah menteri Kabinet Kerja dan diisi dengan shalat berjamaah dengan wartawan. 

TRIBUNWOW.COM - Presiden Joko Widodo kembali memberikan evaluasi pedasnya kepada aparatnya.

Kali ini, presiden asal Kota Solo ini menyindir soal anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) atau daerah (APBD).

Jokowi menilai, masih ada banyak inefisiensi anggaran yang dibuat oleh kementrian dan lembaga.

Berikut ini TribunWow.com rangkum fakta-faktanya.

Ngeri! Obat PCC Menelan Korban Anak Di Bawah Umur

1. Jokowi cek satu per satu

Jokowi menyindir aparatnya saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Tahun 2017, di Istana Negara, Jakarta, Kamis (14/9/2017).

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi yang mengaku telah mengecek satu per satu tiap anggaran dan menemukan banyak inefisiensi.

“Saya sudah cek satu per satu, banyak sekali inefisiensi itu. Setiap kegiatan yang ada, coba dilihat satu per satu, tidak jelas hasil yang akan dicapai,” kata Presiden Jokowi, dikutip dari laman Setkab.go.id.

Ngerinya Efek Obat PCC, HN Ngaku Enak, Tenang Kayak Terbang Kenyataannya Ngamuk dan Lukai Diri

Jokowi dan Iriana
Jokowi dan Iriana (Tribunnews)

2. Tidak berorientasi pada hasil

Presiden ke-7 Indonesia ini menyatakan, banyak kegiatan yang tidak jelas hasilnya.

Tujuan dan sasarannya tidak berorientas pada hasil.

Melainkan hanya berorientasi pada asal menyelesaikan laporan SPJ (Surat Pertanggung Jawaban).

“Hati-hati dengan ini, percuma kita membuat kegiatan-kegiatan, program-program, tapi hasilnya tidak kelihatan,” tegas Pesiden.

Inilah 3 Pemain Timnas U-19 Indonesia Terfavorit, Nomor 1 Dijuluki Lionel Messi Indonesia

3. Ukuran kinerja tidak jelas

Selain inefisiensi, dan tidak berorientasi pada hasil, Jokowi juga menyinggung soal ukuran-ukuran kinerja yang tidak jelas.

Jokowi juga melihat rencana kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan sasaran pembangunan.

"Lepas sendiri-sendiri. Kemudian kalau dirinci lagi, tidak sesuai dengan maksud kegiatan," ujar Jokowi.

“Kemana nggak jelas juga. Inilah saya kira banyak inefisiensi di APBN/APBD yang perlu kita perbaiki besar-besaran,” imbuh Jokowi.

Bahasa Tubuh Ini Bisa Bikin Perhatian Pria Langsung Tertuju Padamu! Gampang dan Sederhana!

Joko Widodo atau akrab dipanggil Jokowi, menjawab pertanyaan wartawan saat berkunjung ke Kantor Redaksi Kompas.com, Palmerah, Jakarta, Sabtu (31/3/2012).
Joko Widodo atau akrab dipanggil Jokowi, menjawab pertanyaan wartawan saat berkunjung ke Kantor Redaksi Kompas.com, Palmerah, Jakarta, Sabtu (31/3/2012). (KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES)

4. Permintaan Jokowi

Lebih lanjut, Jokowi meminta agar akuntansi keuangan negara harusnya berorientasi kepada hasil, bukan kepada prosedur.

Menurutnya, dulu Indonesia terlalu banyak membuat aturan-aturan.

Meski begitu masih saja ada yang menyelewengkan dan mengangkangi pagar tersebut.

“Untuk apa pagar kalau yang lompat juga masih bisa,” ujarnya dengan nada bertanya.

Untuk itu, Jokowi meminta kepada Menteri Keuangan agar dalam membuat prosedur laporan itu yang simpel dan sederhana.

Permintaan ini, menurut Jokowi juga telah ditindaklanjuti oleh Kementerian Keuangan engan melakukan revisi PMK (Peraturan Menteri Keuangan) Nomor 168, menjadi PMK Nomor 173.

“Urusan SPJ sederhana, jangan sampai bertumpuk-tumpuk laporan,” ujarnya.

“Itu sudah maksimal untuk saya. Ruwet lagi itu sudah. Yang paling penting gampang dicek, gampang dikontrol, gampang diikuti, hasilnya jelas, sudah,” sambung Presiden.

Bupati Batubara Arya Zulkarnaen Kena OTT KPK Diduga Gara-gara Proyek Ini

Joko Widodo
Joko Widodo (KOMPAS.COM/RODERICK ADRIAN MOZES)

5. Jokowi memberikan penghargaan

Selain memberikan sindiran, jokowi juga memberikan penghargaan kepada beberapa kementrian negara, lembaga dan pemerintah daerah.

Pengharagaan tersebut diberikan kepada kementrian, lembaga dan pemda yang telah mendapat opini terbaik dari BPK yaitu Opini Wajar Tanpa Pengecualian minimal selama 5 kali berturut-turut.

Penerima Penghargaan tersebut adalah Mahkamah Agung, Kementerian Perdagangan, Provinsi Jawa Barat, Kota Depok, Kabupaten Ogan Komering Ilir.

(TribunWow.com/Fachri Sakti Nugroho)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Presiden Joko Widodo (Jokowi)JokowiIstana NegaraJakarta
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved