4 Fakta Kasus Pembunuhan Munir: Tanggapan Wiranto hingga Janji Jokowi
Munir Said Thalib, seorang aktivis Hak Azasi Manusia yang kematiannya masih menyimpan misteri yang belum terpecahkan.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Maya Nirmala Tyas Lalita
TRIBUNWOW.COM - Munir Said Thalib, seorang aktivis Hak Azasi Manusia yang kematiannya masih menyimpan misteri yang belum terpecahkan.
Pria yang akrab disapa Cak Munir ini meninggal dunia saat perjalanan menuju ke Belanda.
Tujuannya ke Belanda adalah untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Namun Munir diracun di udara dalam penerbangannya menggunakan maskapai garuda Indonesia GA-974 dari Jakarta menuju Amsterdam, yang sempat transit di Singapura 7 September 2004 silam.
Bagaimanakah kelanjutan kasus Munir? Berikut ini fakta-faktanya.
Tanggapan Menohok Alumni Pada Sindiran Jokowi Lulusan IPB Kerja di Bank, Terkuak Fakta Miris!
1. Tanggapan Wiranto soal Munir
Saat dijumpai oleh wartawan di kantornya, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Wiranto mengungkapkan bahwa ia akan menemui Kepala Staf Presiden Teten Masduki untuk membahas kasus Munir.
"Saya ketemu Pak Teten dulu," ujar Wiranto singkat sambil berjalan menuju mobil dinasnya, Senin (11/9/2017) dikutip dari Kompas.com.
Namun Wiranto tak memberikan keterangan tambahan mengenai apa yang akan dibahasnya bersama Teten Masduki.
Ia terus berlalu, seolah terburu-buru dan dikejar waktu.
"Nanti. Jam 12 saya ditunggu," ucap Wiranto.
Wiranto juga tak menjawab ketika ditanya soal pembekuan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang dilontarkan oleh politisi PDI-P Henry Yosodiningrat.
4 Fakta dan Formasi Pendaftaran CPNS 2017 Tahap Dua yang Harus Kamu Perhatikan Betul!
2. Istana minta Wiranto beri penjelasan
Sebelumnya, Jumat (8/9/2017) Teten Masduki telah mengungkapkan bahwa Wiranto selaku Menko Polhukamseharusnya memberi keterangan terkait sikap pemerintah dan tidak boleh menolak.
"Sebenarnya harusnya yang memberi keterangan Pak Wiranto," kata Teten kepada Kompas.com di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (8/9/2017).
Teten menegaskan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah beberapa kali meminta Wiranto dan Jaksa Agung HM Prasetyo untuk menuntaskan sejumlah kasus pelanggaran hak asasi manusia masa lalu, termasuk pembubuhan Munir.
Jokowi juga telah menyampaikan permintaan tersebut dalam berbagai kesempatan, termasuk dalam rapat kabinet.
"Kalau enggak salah itu ada enam (kasus) dibawa Komnas HAM," kata Teten.
3. 13 tahun tak kunjung tuntas
13 tahun telah berlalu, dalang dari pembunuhan Munir tak kunjung terungkap.
Meski begitu, desakan dari para aktivis HAM tak pernah surut dan justru makin menguat.
Saat aksi kamisan ke-505, istri Munir, Suciwati, dan para pegiat HAM lain menuntut pemerintah untuk menuntaskan kasus tersebut.
Dalam pengungkapan kasus Munir ini, pilot Garuda yang saat itu tengah cuti, Pollycarpus Budihari Priyanto telah ditetapkan sebagai pelaku pembunuhan Munir.
Pengakuan Mengejutkan Kesalahan RS Mitra Keluarga Atas Bayi Debora dan Dampak Dari Kasus Ini!
Pengadilan telah memutuskan ia bersalah dan menjatuhkan hukuman 14 tahun penjara.
Sejumlah fakta di pengadilan juga menyebutkan adanya keterlibatan beberapa petinggi Badan Intelejen Negara dalam kasus pembunuhan Munir.
Namun, pada 13 Desember 2008, mantan Deputi V BIN Mayjen Purn Muchdi Purwoprandjono yang menjadi terdakwa dalam kasus ini divonis bebas dari segala dakwaan.
4. Janji Jokowi
Suciwati mengingatkan, Jokowi pernah berjanji bahwa dirinya akan menuntaskan kasus Munir saat mengundang 22 pakar hukum dan HAM pada 22 September 2016 silam.
Selanjutnya pada 14 Oktober 2016, Jokowi menunjuk Jaksa Agung untuk mendalami kasus Munir berdasarkan temuan data dari Tim Pencari Fakta (TPF) Kasus kematian Munir.
Namun Suciwati merasa bahwa pemerintah terkesan saling lempar tanggung jawab dalam menyelesaikan kasus suaminya tersebut.
Sampai hari ini kami para pencinta keadilan dan kebenaran tidak kenal lelah untuk terus menunggu kabar penegakan hukum dan HAM lewat janji Nawacita," tuturnya.
"Sungguh...kami rindu Presiden yang berani dan menepati janji," kata Suciwati saat menghadiri Aksi Kamisan ke 505 di seberang Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (7/9/2017). (TribunWow.com/Fachri Sakti Nugroho)