Breaking News:

Saracen Jadi Kelompok Pengadu Domba, Begini Caranya Gaet Ratusan Ribu Simpatisan?

"Memberikan berita palsu seolah menyerang suatu kelompok dan mengadu dengan kelompok lain. Jadi ini bukan sekadar hoaks," ujar Rudiantara.

Penulis: Dhika Intan Nurrofi Atmaja
Editor: Dhika Intan Nurrofi Atmaja
Shutterstock
Ilustrasi hoax 

TRIBUNWOW.COM - Sindikat penyebar ujaran kebencian Saracen masih jadi sorotan.

Hal tentu tak terlepas dari dampak yang ditimbulkan kelompok tersebut pada beberapa pihak.

Belakangan, Saracen digolongkan sebagai jaringan penyebar hoaks alias berita bohong, penyebar kebencian hingga pengadu domba.

Demikian seperti yang disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.

3 Langkah Mudah Memilih Celana Jeans yang Tepat Tanpa Perlu Mencobanya! Kamu Harus Tahu!

"Memberikan berita palsu seolah menyerang suatu kelompok dan mengadu dengan kelompok lain. Jadi ini bukan sekadar hoaks," ujar Rudi dalam acara Satu Meja yang ditayangkan Kompas TV, Senin (28/8/2017) malam.

Oleh karenanya, Rudi beranggapan langkah polisi untuk menjerat kelompok ini dengan pasal berlapis dinilai tepat.

Lebih lanjut, Menteri Rudi pun mencontohkan beda berita hoaks yang bernilai kebencian dan tidak.

Menkominfo Rudiantara usai rapat bersama Komisi I DPR RI, Senin (28/8/2017) di Gedung Nusantara II, Komplek DPR/MPR RI Senayan, Jakarta.
Menkominfo Rudiantara usai rapat bersama Komisi I DPR RI, Senin (28/8/2017) di Gedung Nusantara II, Komplek DPR/MPR RI Senayan, Jakarta. (Fatimah Kartini/KOMPAS.com)

Ketika Pilkada Aceh misalnya, terjadi gempa dan diberitakan seorang anak terselamatkan.

Pria dari Malaysia Selundupkan Sabu Lewat Bandara Juanda, Modusnya Biasa Banget Pantes Ketahuan!

Berita itu, kata Rudi, sempat viral tetapi ternyata terbukti tidak benar karena kejadiannya di Amerika Selatan.

"Kalau hoaks kan hanya berita fake news. Yang tidak benar sekadar tidak benar. Itu hoaks sekadar hoaks. Kalau menurut saya ini lebih dari sekadar hoaks," lanjut dia.

Di sisi lain, pegiat media sosial Fadlan Muzakki pun mengungkap ada beberapa metode yang dilakukan kelompok Saracen untuk menggaet banyak simpatisan.

Dijelaskannya, kelompok semacam ini mebuat akun yang menarik minat para target.

Nenek Elih Dibacok Geng ABG yang Ingin Balas Dendam ke Penggoda Pacar Teman, Ternyata. . .

Kemudian, kelompok tersebut akan meminta pertemanan pada target melalui akun sosial media.

Awalnya, akun-akun ini tidak langsung menyebarkan hoaks melainkan tautan atau unggahan yang berbau vulgar.

"Contoh, saya mau membidik pemuda-pemuda jomblo. Saya bikin aku cewek pakai foto cewek Thailand. Link yang disebar bokep-bokep. Bulan ini dapat pertemanan 500. Bulan depan sudah 5.000," kata Fadlan dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (29/8/2017) sebagaimana dikutip dari Kompas.com.

Dibeberkan Fadlan, pihak-pihak yang dengan mudah menerima permintaan pertemanan di media sosial dari orang lain yang tak diketahui asal-usulnya cenderung mudah untuk diprovokasi.

Diskusi publik dengan tema Saracen, Media Sosial, dan Politisasi Islam di Jakarta, Selasa (29/8/2017).
Diskusi publik dengan tema Saracen, Media Sosial, dan Politisasi Islam di Jakarta, Selasa (29/8/2017). (KOMPAS.com/ESTU SURYOWATI)

Tertekan Jadi Tersangka Tindak Asusila, Seorang Kepala Sekolah Gantung Diri Pakai Tali Jemuran!

"Kenapa (demikian)? (Bayangkan saja) Ada cewek cakep, pakai bikini, nge-add, langsung confirm kok. Enggak melihat latar belakangnya. Masa iya cewek cakep tiba-tiba mau nge-add langsung share yang kurang baik menurut saya," kata Fadlan.

Selain itu, dijelaskan Fadlan kembali, kelompok penebar hoax tersebut bisa saja masuk dalam grup-grup tertentu.

"Mereka aktif posting hal-hal yang sesuai permintaan kliennya," kata Fadlan.

Untuk itu, Fadlan pun menghimbau pada masyarakat agar bijak dalam menggunakan media sosial.

Dibilang Followers Instagram Jauh di Atas Depe, Tapi Ayu Ting Ting Dapat Perlakuan ini dari Publik!

"Walaupun itu teman kita, laporkan ke Facebook, karena (yang dia sebar) itu bisa menimbulkan gesekan-gesekan yang menyebabkan perpecahan antar teman, bangsa, persaudaraan," kata Fadlan.

Dia juga menyarankan apabila menemukan teman di media sosial yang sering menyebarkan berita bohong, sangat disarankan untuk tidak dikomentari.

"Karena kalau dikomentari, mereka malah senang. Seperti Saracen ini, kalau banyak komentar, maka posting-an mereka malah akan muncul terus di beranda," imbuh Fadlan. (Tribunwow.com/Dhika Intan)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
SaracenMenteri Komunikasi dan InformatikaRudiantara
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved