Pernyataan Aneh Dirjen Hubla Soal Uang Rp 18,9 Miliar Diduga Hasil Suap, 'Lupa Dari Mana'
Dirjen Hubla Kemenhub diduga terlibat suap terkait proyek pengerukkan Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang. Ia ditangkap KPK pada Rabu (23/8/2017).
Penulis: Dhika Intan Nurrofi Atmaja
Editor: Dhika Intan Nurrofi Atmaja
TRIBUNWOW.COM - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan operasi tangkap tangan pada Rabu(23/8/2017).
Operasi tersebut dilangsungkan di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta.
Dari kejadian tersebut, penyidik KPK menangkap tangan Direktur Jenderal Perhubungan Laut (Dirjen Hubla) Kementerian Perhubungan, Antonius Tonny Budiono.
Tak cuma itu, pihak KPK pun menyita sejumlah uang.
Profil Dirjen Hubla yang Diduga Terjaring OTT KPK hingga Buat Menteri Budi Karya Minta Maaf
Tak tanggung-tanggung, uang yang diamankan KPK sebagai bukti tangkap tangan terhadap ATB jumlahnya mencapai Rp 20 milyar.
Uang tersebut disimpan dalam puluhan ransel dan ATM.

Ransel-ransel berisi uang tersebut disita dari mess ATB di Jalan Gunung Sahari, Jakarta Pusat.
Adapun, jumalah tersebut terdiri dari pecahan mata uang Rupiah, US Dolar, Poundsterling, Euro hingga Ringgit Malaysia.
Bukti Uang Miliaran di 33 Tas, Dirjen Hubla Sebut Itu Ucapan Terima Kasih
Berkaitan dengan kejadian ini, Dirjen Hubla ATB justru memberikan pernyataan yang mengejutkan.
Bagaimana tidak, ATB mengatakan dirinya lupa dari mana uang-uang tersebut berasal.
Demikian seperti yang disampaikan oleh Wakil Ketua KPK Basaria Pandjaitan dalam konferensi pers di KPK, Kuningan, Kamis (24/8/2017).
"Karena yang bersangkutan juga lupa, ini uang dari mana dan masih bingung," katanya sebagaimana dikutip dari Kompas.com.
Profil Dirjen Hubla yang Diduga Terjaring OTT KPK hingga Buat Menteri Budi Karya Minta Maaf
KPK lantas menduga uang tersebut berasal dari pihak lain terkait proyek yang berbeda.
Karenanya, hingga saat ini pihak KPK masih melakukan penyelidikan lebih lanjut soal uang ini.

"Jumlah ini memang banyak jadi tidak mungkin satu kasus saja. Tapi ini masih dalam pengembangan penyidik saat ini," ujar Basaria.
Di sisi lain, Dirjen ATB menyatakan uang miliaran yang ada dalam ransel-ransel tersebut merupakan tanda terima kasih.
Ricuh usai Laga Melawan Kamboja, Begini Penjelasan Marinus Wanewar!
Uang tersebut diberikan oleh pihak-pihak yang menjadi pemenang tender dalam beberapa proyek.
"Mereka datang mengucapkan terima kasih karena saya ajari kalian harus tender profesional, ikutin admin, teknis dan harga yang wajar dan termurah, mereka berhasil sebagai pemenang, akhirnya memberikan sesuatu," kata Tonny, di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Jumat (25/8/2017) sebagaimana diberitakan Kompas.com.
Lebih lanjut, Tonny kemudian mengakui perbuatannya salah.
Haru! Boyong Emas, Rifda Irfanaluthfi Menitikan Air Mata Saat Bendera Merah Putih Berkibar
Ia lantas memperkirakan uang dalam 33 ransel itu terkumpul sejak 2016 silam.
Namun, dari proyek apa saja, Tonny mengaku tak mengingat persis.

"Saya tidak hitung proyek sampai detail," ujar Tonny.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Tonny menyatakan uang-uang tersebut digunakannya untuk keperluan sosial.
Dikira Kaya Padahal Cuma Pemulung, Wanita Ini Ternyata Punya Harta yang Nilainya Tak Disangka
"Ada juga sekolahan rusak, saya nyumbang. Untuk kebutuhan sosial," ujar Tonny.
Dalam OTT Rabu lalu, KPK mengamankan dua orang.
Mereka adalah Dirjen Tonny dan Adiputra Kurniawan (APK), Komisaris PT Adhi Guna Keruk Tama (PT AGK).
Keduanya terlibat suap proyek pengerukkan Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang. (Tribunwow.com/Dhika Intan)