HUT 72 RI
Kisah Unik 2 Anggota Paskibra, Anak Teroris yang 10 Tahun Dendam Pada Negara dan Mantan Pencuri!
2 anggota Paskibra ini adalah Zulia Mahendra yang adalah anak bungsu teroris bom Bali, Amrozi dan Bledheg Sangheta yang mantan pencuri.
Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
TRIBUNWOW.COM - Perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia kali ini memang menyimpan banyak cerita menarik.
Mulai dari banyaknya insiden yang terjadi di beberapa pengibaran bendera di daerah Indonesia, peristiwa-peristiwa yang terjadi saat perlombaan 17'an, hingga kisah 2 anggota Paskibra yang memiliki latar belakang yang berbeda dari yang lainnya.
Dua anggota Paskibra ini adalah Zulia Mahendra (32) yang tak lain dan tak bukan adalah anak bungsu teroris bom Bali, Amrozi dan Bledheg Sangheta yang dulunya sempat terjerumus pada kehidupan kelam.
Hastag #PrayForBacelona, Begini Video Kengerian Teror di Barcelona!
Seperti apa kisah mereka sehingga bisa menjadi Paskibra untuk pengibaran bendera pada HUT ke-72 RI kali ini?
Simak kisah selengkapnya di sini!
1. Zulia Mahendra

Melansir dari Surya, upacara bendera yang dilakukan di lokasi Yayasan Lingkar Perdamaian (LP) di Desa Tenggulun Kecamatan Solokuro, Kamis (17/8/2017) tampak berbeda dari yang lainnya.
Pasalnya, pada upacara tersebut tampak ada seorang anak muda bernama Zulia Mahendra (32) yang menjadi Paskibra.
Ia ternyata adalah anak bungsu terpidana mati bom Bali, Amrozi.
Paspor Jemaah Masih Ditahan, Bos First Travel Terancam Pidana Penggelapan
"Baru satu tahun saya sembuh dari dendam dan marah pada negara, sejak abi (bapak, red) dieksekusi," ungkap Zulia Mahendra pada Kamis (17/8/2017).
Ia juga menceritakan bahwa dirinya sepmpat lama memendam amarah dengan negara ini selama 10 tahun.
Setelah ayahnya dihukum mati dengan cara ditembak bersama pamannya, Ali Gufron pada tahun 2008, membuat Zulia marah.
Tak Disangka, Barang Milik Syahrini Ini seharga Ratusan Ribu Saja
Bahkan, ia juga sempat membentang spanduk bertuliskan,
"Akan aku lanjutkan perjuangan abi"
Sejak saat itulah Mahendra tidak pernah mau angkat tangan hormat bendera saat masih sekolah hingga kuliah.
Berduka, Barcelona FC akan Mengheningkan Cipta dan Pakai Pita Hitam saat Bertanding
"Baru hari ini, (Kamis, 17 Agustus 2017)" ungkapnya.
Hal ini berkat bimbingan pamannya yang bernama Ali Fauzi.
Satu tahun terakhir ini Ali Fauzi berusaha untuk menyadarkan dan menghilangkan dendam serta amarah Mahendra.
Ali menjelaskan kalau semua masalah tidak akan pernah selesai jika diselesaikan dengan dendam. Katanya, akan muncul pendendam-pendendam baru saat ia membalas dengan pengrusakan dan pembunuhan.
2 Insiden Lomba 17-an yang Berujung Kematian! Balap Karung Berdarah hingga Jatuh Saat Panjat Pinang!
Kini, Mahendra bersama mantan teroris yang kakinya diamputasi, Syaiful Arif, lalu Khoerul Mustain anak sulung Nurminda (terpidana 4 tahun penjara karena terlibat bom Bali, sebagai penyedia bahan peledak, penyimpan senjata dan amunisi) mau menjadi petugas pengibar bendera di Hari Kemerdekaan Indonesia.
Kala itu Mahendra, Syaiful dan Khoerul sangat sempurna menjalankan tugas.
2. Bledheg Sangheta

Kisah menarik juga datang dari seorang Paskibra bernama Bledheg Sangheta.
Melansir kembali dari Surya, Bledheg yang merupakan siswa SMK 10 Keputih Surabaya ini diketahui dulunya pernah terjerumu dalam kehidupan kelam.
Saat itu, ia masih duduk di bangku kelas dua SMP.
Gara-gara Idap Penyakit Mengerikan, Perut Pemuda Ini Harus Dilubangi
Ia pernah terlibat dalam kelompok pencurian, mengkonsumsi miras, dan juga pil koplo.
Karena perbuatannya tersebut, ia kemudian dibawa ke Kampung Anak Negeri, yayasan yang menampung anak-anak nakal.
Di Sekolah Anak Negeri inilah yang menjadi tempat siswa kelahiran 19 November 1999 ini berubah.
Bledheg yang sekarang bukanlah Bledheg yang dulu.
No 4 Nunggu Belasan Tahun! Deretan Artis ini Menikah dengan Teman Sekolahnya, Kisahnya Bikin Baper
Kini, ia telah menjadi siswa yang beprestasi dan berhasil menjadi anggota Paskibra Kota Surabaya.
"Saya dulu nakal, pokoknya nakal sampai berhenti sekolah satu tahun," kata Bledheg sembari malu-malu, Selasa (15/8/2017).
Ia pun juga mengisahkan pencurian yang pernah ia lakukan.
Suatu ketika, Bledheg dan komplotannya ketahuan saat menjalankan aksinya mencuri di sebuah toko.
ISIS Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan di Barcelona
Bledheg saat itu bertugas untuk menjaga di luar toko dan memastikan rekan-rekannya yang sedang beraksi tersebut aman.
Namun, satu rekannya pun tertangkap di dalam toko dan membuat aksi pencurian tersebut gagal total.
Karena para pelaku masih berusia anak-anak, pencurian tersebut tidak dilaporkan ke polisi.
"Kawan saya itu yang habis sama orang tuanya, saya masih untung karena gak ikut ambil," cerita Bledheg. (TribunWow.com/Natalia Bulan Retno Palupi)