Diancam Penjajah Jika Tak Mau Campurkan Racun di Makanan Pejuang, Ini Kisah Luh Ayu!
"Musuh juga pernah mengancam agar makanannya dicampur dengan racun. Kalau tidak mau, makanannya dirampas atau dibuang," jelasnya.
Editor: Tinwarotul Fatonah
TRIBUNWOW.COM, SINGARAJA - Di pelataran rumahnya yang sederhana, Luh Candra Asih atau yang akrab disapa Ninik Luh Ayu (94), mencoba mengingat kembali pengalamannya saat ditugaskan menjadi juru masak.
Selain sebagai juru masak, ia juga mengantarkan makanan bagi para pejuang yang melawan Belanda dan Jepang, puluhan tahun silam.
Memasuki usia renta, ingatan Ninik Luh Ayu memang tidak tajam lagi.
Namun, satu yang masih terekam kuat di ingatannya.
2 Insiden Lomba 17-an yang Berujung Kematian! Balap Karung Berdarah hingga Jatuh Saat Panjat Pinang!
Kisah saat ia membawakan makanan bagi para pejuang yang bersembunyi dari incaran para penjajah, di atas bukit Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali.
Kala itu, Ninik Luh Ayu berusia sekitar 14 tahun.
Ia mengaku pernah digoda oleh para pejuang saat tiba membawakan makanan.
Bahkan, wanita yang dikaruniai dua orang anak ini juga pernah dicegat oleh musuh.
Ia kemudian diminta agar mau mencampurkan makanan yang ia bawakan untuk pejuang dengan racun.
"Ninik pernah bawa beras ke posko terus dimasak. Makanannya kemudian diantarkan ke pejuang yang perang. Musuh juga pernah mengancam agar makanannya dicampur dengan racun. Kalau tidak mau, makanannya dirampas atau dibuang," jelasnya.
Gara-gara Idap Penyakit Mengerikan, Perut Pemuda Ini Harus Dilubangi
Ninik lebih memilih makanannya dirampas.
"Ya saya biarkan saja makanannya dirampas, waktu itu makanan yang dibawa bukan untuk pejuang, tapi bekal yang memang saya bawa saat mencari kayu bakar di hutan," tuturnya saat ditemui di rumahnya pada Kamis (17/8/2017) siang, di Banjar Paketan, Kelurahan Paket Agung, Kabupaten Buleleng.
Dari rumahnya, ia harus menempuh jarak sekitar 17 kilometer tanpa mengenakan alas kaki, untuk menuju ke posko yang ada di bawah daerah perbukitan Desa Gitgit.