Breaking News:

Sedih! Hirup Asap Rokok Saat Aqiqah, Bayi Ini Alami Sesak Napas hingga Ajal Menjemputnya!

Melalui akun Facebook-nya tersebut, ia menceritakan kisah sedihnya ditinggal untuk selama-lamanya oleh buah hatinya yang masih kecil pada 30 Juli 2017

Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
Facebook
Hafizh dan ayah ibunya. 

Wajah tampannya menatap wajahku yang sudah mulai lesu. Rasa sakit yang ku alami semua sudah terbayarkan dengan kelahiran putraku.

Pukul 02.00 operasi selesai dilakukan, aku langsung dibawa ke ruang rawat inap, dan bayinya akan diantar besok pagi. Akupun tak sabar menunggu hingga esok pagi.

Pukul 06.00 putraku diantar ke ruang rawat inap. Dua hari aku dirawat dirumah sakit dan sorenya tgl 29 juni 2017 aku pulang kerumah.

Bahagianya aku, anakku kini sudah sepasang. Yang pertama perempuan, dan yang kedua laki laki. Tak pernah sedikitpun aku berfikir akan kehilangan salah satu dari mereka. Sampai saatnya sang Ilahi menjemput putraku ke "SURGA" :').

Angel Lelga Sedih Casing Handphonenya Hilang, Sadis Mahal Banget Casingnya

Pagi itu, tgl 17 juli 2017 kami sekeluarga akan mengadakan pesta cukur rambut dan aqiqah untuk hafizh. Kami pun menginap dari seminggu yang lalu dirumah ibu mertuaku (acara diadakan dirumah ibu mertuaku, karna di rumahku lingkungannya terlalu sempit).

Akhirnya pada malam acara itu putraku Hafizh ku bawa ke ruang tamu. Karna banyak tamu yg ingin melihat hafizh, aku terlalu sibuk dengan tamu, sampai² aku tak menyadari kalau ada orang yang sedang merokok.

Awalnya hafizh baik² saja tak ada kendala. Sampai 2 hari sesudah acara itu, hafizh batuk² dan nafasnya tersendat sendat (sesak).

Aku memberitahukan suamiku tentang keadaan hafizh, akhirnya aku diberikan obat batuk. Karna hafizh masih terlalu kecil, aku yang minum obatnya (saat itu aku menyusui).

Masyarakat sedang Kesulitan di Sisi Ekonomi. Kok DPR Malah Mau Bangun Apartemen

Sampai pada tgl 27 juli 2016, batuk dan sesak yang dialami hafizh tak kunjung sembuh juga.

Akhirnya kami membawa hafizh ke bidan, dan ditolak dengan alasan masih bayi dan mereka takut memberi obatnya.

Ada juga yang bilang harus dibawa kerumah sakit karna nafasnya sangat sesak. Kami pun langsung memutuskan pergi ke rumah sakit malam itu.

Tepat di tgl 27 juli 2017 pukul 20.30 usia hafizh 1 bulan dan malam itu juga hafizh masuk rumah sakit :'(

Hafizh dirawat di rumah sakit.
Hafizh dirawat di rumah sakit. (Facebook)


Ya Allah berat rasanya melihat putraku yang masih terlalu kecil masuk keruang IGD dan divonis mengalami Pneumonia berat, kalau aku bisa meminta.

Aku saja yang terkena penyakit itu daripada aku harus melihat hafizh terbaring lemah dengan infusan, oksigen, suntikan, dan lain lain :'( setiap detik, aku hanya menginginkan kabar baik yang diucapkan oleh dokter.

Sampai pada akhirnya, hafizh harus melakukan rotgen agar bisa diteliti lebih dalam penyakitnya.

Kami pun meng'iyakan saja apapun yg dilakukan dokter asalkan semuanya demi kebaikan hafizh. Hasil rotgen pun keluar, tetapi kami belum diberitahu apa hasilnya oleh dokter.

Fakta Menarik Insiden Agustinus Panjat SUTET Tanjung Priok, No 4 Caranya Tidur di Ketinggian!

Tgl 28 juli 2017 pukul 05.00 hafizh pun dibawa keruang rawat inap, dokter bilang kondisinya mulai membaik.

Lega rasanya mendengar kabar baik itu. "ibu, ini anaknya jangan disusuin dulu ya sampai sore, karna takut tersedak. Nanti kita akan pasangkan selang lewat hidung.

Jadi nanti minum susunya pake selang" kata dokternya. Astagfirullah, aku hanya seorang ibu. Apa bisa aku tega melihat anakku sendiri menangis karna kehausan dan tidak aku beri susu???

Dalam hatiku berkata. Aku hanya mengangguk tanda meng'iyakan perkataan dokternya. Sedikit demi sedikit air mataku menetes, mendengar suara isak tangis dari anakku sendiri yang sudah mulai serak karna semalam di ruang IGD juga hafizh tak boleh diberi susu.

Beri Ucapan Ultah Pada Ruben Onsu, Ivan Gunawan Malah Bikin Netter Gemas Karna Ungkap Masa Lalunya!

Hanya cairan dari infusannya yang masuk kedalam tubuhnya. Ya Allah, Aku tak tega melihat semua ujian ini. Selama hafizh terbaring di rumah sakit, akulah yang selalu menemaninya, dan ada disampingnya. Hafizh menangis dengan suara serak, aku mendengar ia berkali kali mengucapkan "nda ... nda .. enyeh enyeh" sepertinya dia sudah sangat kehausan.

Sekali lagi aku meneteskan air mata. Aku bisikkan ia dengan lembut "Hafizh sayang, yang kuat yah. Ada bunda disini, kamu pasti cepet sembuh ko, nanti kalo udh sembuh kamu nenen yg banyak yah biar cepet ndut :')" kataku sambil menangis terisak.

Kemudian hafizh terdiam, ia berhenti menangis. Kulihat hafizh menatapku dalam dalam, seperti pertanda kalau ia akan meninggalkan aku pergi selamanya. Aku pun tersenyum membalas tatapannya. Malam itu pukul 19.00 hafizh sesak parah, nafasnya berbunyi kencang.

Tak Mau Ketinggalan, Ayu Ting Ting Beri Ucapan Ulang Tahun pada Rafathar, Yang Akur Ya Nak

Kata dokter ia harus segera dibawa ke ruang PICU. ruangan yang menurutku sangat menegangkan dan memiliki sedikit harapan untuk bisa sembuh kembali. Akupun menangis sekeras kerasnya.

Aku mulai bertanya tanya "Ya Allah, kenapa Engkau lakukan ini? Kenapa harus hafizh yang menanggung dosa kedua orang tuanya? Kenapa ya Allah???".

Hafizh pun masuk ruang PICU pukul 20.00. Rasa tegang dan deg degan selalu menghantui kami sekeluarga. Setiap panggilan dari dokter pasti kondisi hafizh selalu menurun, air mata selalu hadir setiap waktu dan detik.

Siang hari, tgl 29 juli 2017 aku dan suamiku dipanggil ke ruangan PICU. Dokter menjelaskan hasil rotgennya hafizh "jadi gini bu, pak ... Bayi hafizh ini mengalami pneumonia sangat berat. Ini hasil rotgennya, seharusnya paru parunya itu berwarna hitam.

Menakar Kekuatan Lini Belakang dan Lini Depan Timnas Garuda Melawan Thailand di Laga Pembuka

Tapi disini paru paru bayi hafizh hampir putih semua. Hitamnya hanya sebagian aja. Saya minta tanda tangan untuk persetujuan kalau nanti terjadi hal yang tidak diinginkan ya bu, pak".

Dengan beratnya aku pun menanda tangani surat persetujuan itu. Seketika pandanganku hilang, semua menjadi gelap. Badanku terasa lemas tak berdaya. Tak dapat terucap kata kata dari mulutku. Hanya tangisan dan tangisan yang membanjiri pipiku.

Suamiku juga menangis, kami hampir putus asa dengan semua cobaan ini. semangat kami agar hafizh sembuh pun mulai melayu.

Hanya doa dan tawakal dari kamilah harapan satu satunya agar hafizh cepat sembuh.

Hafizh
Hafizh (Facebook)


"Ya Allah, berikanlah mukjizatMu. Berilah kesembuhan untuk anak hamba ya Allah. Jangan hukum dia. Ia masih terlalu kecil untuk menerima sakit ini ya Allah" tangisku meledak ledak sudah tak terkendali.

Pagi, pukul 07.00 tgl 30 juli 2017 aku dan suamiku pun dipanggil lagi keruangan PICU. Astagfirullahal 'adzim keadaan hafizh makin memburuk dokter mengatakan bahwa denyut nadinya menurun. "bu, hafizh keadaannya makin menurun. Denyut nadi itu normalnya 90-100, tapi denyut nadinya hafizh ini 70-60 aja ga naik naik. Denyut nadi 70 kebawah itu rasanya seperti tenggorokan kita lagi di 'cekek' bu. Bayangin gimana kalo kita lagi di 'cekek'? Engap bu susah untuk menghembuskan nafas" dokter menerangkan.

Ya Allah, aku hanya bisa menangis dan istigfar. Lailaha ilallahu ... Aku pun bertanya "tapi ada kemungkinan untuk sembuh kan dok?".

"kemungkinannya sedikit sekali. Ibu banyak² berdoa ya untuk hafizh" ucapnya. Aku dan suamiku sudah putus asa, doa dan sholat kami panjatkan untuk kesembuhan hafizh anak kami. Hanya mukjizat dari Allah yang bisa menyembuhkannya.

Merasa DPR Disudutkan KPK, Fahri Hamzah: KPK Saban Hari Kerjaannya Ngancurin Nama Anggota DPR

Kami pun menunggu diluar ruangan. Berharap ada perubahan dari kondisi hafizh. Sampai pada pukul 10.00 kami pun dipanggil lagi oleh dokter.

Rasa takut, tegang, deg degan. bercampuran didalam hatiku. "Ya Allah semoga keadaan hafizh baik baik aja" kataku cemas. Dokter memanggil aku dan suamiku ke ruangan PICU. "pak, bu ...

Ibu sama bapak disini aja ya. Boleh dibisikin dd nya biar dia semangat" Ya Allah tak tega rasanya melihat bayi sekecil itu tubuhnya dipenuhi selang, infusan, dan bekas suntikan kanan kiri. Nafasnya sudah mulai tersendat sendat sampai dadanya dibantu dokter dengan di tekan tekan pakai jarinya.

Matanya sudah mulai lemas dan membiru, ku elus kepalanya sambil ku bacakan doa doa agar hafizh diberikan mukjizat oleh Allah. Usahaku pun gagal, akhirnya aku menyerah dan pasrah.

Ayah dan ibu Hafizh
Ayah dan ibu Hafizh (Facebook)


"de, kalo dd mau pergi, bunda, ayah dan semuanya udah ikhlas ko. Bobo yg tenang ya de. Bunda sayaaanggg banget sma dd hafizh" ucapku dalam isak tangis.

Kucium keningnya dan tak lama hafizh pun "tiada". Innalilahi wa innalillahi roji'un.

Semua menjadi sangat gelap. Duniaku telah pergi untuk selamanya. Tangis ku dan tangis suamiku meledak.

Segeralah kami menghubungi keluarga kami. Pukul 10.08 wib tanggal 30 juli 2017 Hafizh telah pergi meninggalkan kami. Suara tangis tak henti dari diriku dan keluarga.

"Ya Allah, jika ini yg terbaik. Lindungilah hafizh, berikanlah ia tempat yang indah di surgaMu. Berikanlah ketabahan dan kekuatan untuk kami yang ditinggalkan. Amiin" tulis Fitria Indah Lestari pada keterangan fotonya.

Pusara Hafizh
Pusara Hafizh (Facebook)

Tentunya unggahan ini pun mendapatkan reaksi yang beragam dari netizen. Tak sedikit dari mereka yang menyampaikan simpatinya pula.

Yellya Wati Widya Ningrum: "Sabar ya bunda ... smoga dede tenang dsna.. dan bhgia di sisiNya amin."

Katok Koyak: "Amin ya allah ...yg sabar bu ...sy pernah mengalami kehilangan anak pertama ...sakit ny pun persis...kita hanya bs mendoakan yg terbaik"

The Power of Emak-Emak! Di Tengah Macet, 2 Emak-Emak Maki-Maki Pengendara Mobil

Dinttie Armeviabl : "Sangat sangat sedih kehilangan sseorang anak apa lg saya anak pertama"

Berdasarkan pantauan tim TribunWow.com hingga kini, Selasa (15/8/2017) pukul 15.33 WIB, unggahan ini sudah dibagikan sebanyak 42 ribu kali lebih, dan dikomentari netizen sebanyak 30 ribu lebih netizen. (TribunWow.com/Natalia Bulan Retno Palupi)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
FacebookPneumoniaRokok
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved