Melukis dengan Mulut hingga Diakui sebagai Pelukis Hebat Dunia, Tenyata Masa Lalu Antonio 'Kelam'
Ia terus berkarya menghasilkan lukisan-lukisan berkelas dunia walau tangannya menderita kelumpuhan.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Tinwarotul Fatonah
Tak hanya itu, ia bahkan mendapat terapi seni yang membuat kanvas hidupnya kembali berwarna.
Ia juga mendapat dorongan kuat dari teman-temannya untuk melukis lagi.
Berangkat dari tekad dan dukungan itu, Antonio akhirnya menggunakan mulutnya untuk memoles warna dengan kuasnya.
Semakin lama berlatih di panti, kemampuan melukis dengan mulutnya semakin terasah.
Melahirkan di Dalam Taksi Online, Ini yang Terjadi Selanjutnya pada si Bayi . . .
Bangkit dari keterpurukan
Setahun kemudian ia memutuskan untuk keluar dari panti jompo dan menyewa sebuah apartemen dengan kekasihnya, Juanita.
Apartemen itu menjadi saksi sejarah Antonio yang bangkit dari keterpurukan.
Ia berani menghadapi dunia dan mengambil langkah besar untuk belajar di Institut Seni Illinois guna mempelajari teori warna, dan pemodelan 3D.
Ia juga mengadiri beberapa pameran seni untuk memperluas referensinya dalam berkarya.
Saat berkunjung ke Disability Expo, Antonio berkesempatan untuk bertemu dengan Robert Thome, dari MFPA (Mouth & Foot Painters Association).
Robert tersentuh oleh tekad Antonio. Ia pun mendorong Antonio untuk mengembangkan keahliannya sebagai pelukis mulut.
Dia juga menyarankan Antonio untuk menyerahkan karyanya ke MFPA untuk dipertimbangkan sebagai kandidat penerima beasiswa.
Gayung pun bersambut, pada tahun 2006, Antonio berhasil mendapat beasiswa dari MFPA untuk mengembangkan bakatnya sebagai pelukis mulut.
Kemampuan Antonio diakui dunia
Antonio semakin produktif dan menghasilkan karya-karya yang fantastis.