Bukannya Malu, Kapolsek 'Miskin': Saya Orang Susah, Ngapain Pikir Anak Orang Lain
"Anak saya tidak bisa masuk SMA 1 Medan, karena nemnya (nilai UN) rendah. Makanya saya daftarkan melalui jalur itu," ujarnya.
Editor: Tinwarotul Fatonah
TRIBUNWOW.COM - Kapolsek Galang AKP Marhalam Napitupulu akhirnya memberi konfirmasi mengenai penggunaan surat miskin agar bisa memasukkan anaknya ke sekolah favorit, Kamis (10/8/2017).
Reporter Tribun Medan (jaringan TRIBUNnews.com) berhasil menghubungi Kapolsek Galang AKP Marhalam Napitupulu meminta konfirmasi terkait kabar anak kapolsek tersebut yang masuk ke SMA Negeri 1 Medan gunakan surat miskin.
Jalur masuk keluarga tidak mampu memiliki kuota terbatas dan Kapolsek Galang nekat gunakan cara ini agar anaknya bisa masuk ke sekolah favorit tersebut.
Marhalam menyatakan masuk ke sekolah tersebut menjadi tujuan utama karena sesuai keinginannya serta anaknya.
Bukan Lagi Mata Najwa, Netizen Menduga Najwa Shihab Akan Diangkat Jokowi Jadi Menteri
"Anak saya mau sekolah di sana. Saya juga pengin anak saya sekolah di sana," ujar Marhalam melalui sambungan telepon seluler.
Ia memilih jalur tersebut, lantaran sudah tidak ada lagi jalur lain yang bisa meloloskan anaknya ke sekolah favorit tersebut.
"Anak saya tidak bisa masuk SMA 1 Medan, karena nemnya (nilai UN) rendah. Makanya saya daftarkan melalui jalur itu," ujarnya.
Ketika disebut jalur itu untuk keluarga yang miskin, dan anaknya sudah mengambil hak orang miskin, Marhalam tidak mau ambil pusing.
"Tidak apa-apa. Ngapain saya pikirin anak orang lain. Anak sayalah yang saya pikirin," ujarnya.
Saat ditanyakan bagaimana bisa mendapat surat miskin, padahal jabatannya Kapolsek Galang, ia berujar ada prosedur yang dilaluinya, dan akhirnya mendapat surat tersebut.
"Kan ada prosedurnya, nyatanya kan keluar. Ternyata dikasih," ujarnya.
Apakah tidak malu menyandang predikat keluarga miskin dengan jabatannya sekarang? Menurutnya hal tersebut biasa saja.
"Nggak apa-apa. Kenapa? Ngapain sombong. Saya orang susah kok," ujarnya.
Cinta Unik Bung Karno dan Nenek Maia Estianty, dari Ditembak hingga Jadi Janda Perawan