Terungkap, Ini Alasan Para Pria Korea Selatan Rela Operasi Plastik agar Terlihat 'Cantik'
Banyak pria di Korea Selatan diketahui membentuk wajahnya menjadi 'pria cantik' seperti para aktor drama dan penyanyi K-pop.
Penulis: Ekarista Rahmawati Putri
Editor: Tinwarotul Fatonah
Diungkapkan pula, dulu pria Korea ingin operasi agar terlihat lebih maskulin, namun kini semakin banyak yang ingin jadi pria cantik.
"Dulu, pria Korea biasa melakukan operasi plastik untuk menjadi lebih maskulin, tapi sekarang banyak pria tertarik pada kosmetik dan perwatan tubuh" ujar Kepala ahli Bedah dari Banobagi Plastic Surgery dr Lee Hyun-taek.
Lee juga mengungkapkan umumnya pria memilih menjalani operasi hidung, operasi kelopak mata, kontur wajah, dan kontur tubuh.
4 Hormon yang Bikin Permpuan Lebih Terpikat Pria Nakal dan Jahat
Itu adalah jenis operasi yang paling umum dilakukan pria Korea agrar jadi pria cantik.
Tak hanya itu, Kang Eunogo menambahkan bahwa sebagian besar klien laki-lakinya ingin operasi penyedotan payudara dan bahkan operasi "six pack", agar punya bentuk tubuh atletis dan sempurna.
Seorang pria tua rela mengeluarkan biaya $ 20.000, untuk mendapatkan serangkaian perawatan peremajaan untuk penampilannya.
Kepala ahli bedah Klinik Chaum dr Jin Seok-in mengungkapkan bahwa prosedur anti penuaan menjadi sangat populer baru-baru ini.
"Beberapa tahun yang lalu, kebanyakan pria hanya ingin menghilangkan bekas jerawat. Saat ini, pria lebih fokus pada keriput dan peremajaan. Pria ingin membuat wajah mereka tampak lebih muda. Botox dan filler adalah perawatan yang paling umum untuk pria karena murah dan cepat," ujarnya.
Pilu! Artis-artis ini Mendekam di Penjara Saat Umurnya Belum 20 Tahun, ada yang Lagi Mengandung!
Tapi bukan hanya orang Korea Selatan yang bersedia menjalani prosedur operasi agar terlihat seperti bintang K-pop.
Seorang perwakilan Klinik Chaum mengungkapkan bahwa klien mereka sekitar 70% pasien dalam negeri dan 30% orang asing.
Di antara klien asing itu, 35% di antaranya berasal dari China, 35% lainnya berasal dari Kazakhstan, 20% berasal dari Mongolia dan sisanya berasal dari AS, Jepang, Timur Tengah dan Asia Tenggara.
Mayoritas pasien mereka berusia antara 40 dan 50 tahun. (TribunWow.com/ Ekarista Rahmawati P.)