Punya Kelainan, Ibu di Amerika Serikat Ini Malah Bisa Sumbang ASI Berton-ton!
Alam memang mempunyai cara sendiri untuk memperlihatkan kehebatan dibalik kelainan seseorang.
Editor: Maya Nirmala Tyas Lalita
“Aku memompa ASI lima kali sehari, begitu bangun tidur, setelah sarapan, makan siang, makan malam, dan juga di malam hari. Produksi pertamaku saat memompa ASI sekitar 2,3 liter,” cerita Elizabeth.
Ia menambahkan, jika dihitung, setiap hari ia memompa ASI saja selama 5 jam, lalu ia membungkusnya dalam kantung khusus, memberi label, dan mensterilkannya.
Total waktu yang dibutuhkan untuk semuanya itu sekitar 8-10 jam setiap harinya.
“Memompa ASI tidak menyenangkan, terkadang tidak nyaman dan sakit, tetapi inilah tugas pekerja cinta,” kata Elizabeth.

Masih cerita Elizabeth, ia tidak menerapkan diskriminasi dalam memberikan ASI miliknya.
Ia juga memberikannya untuk pasangan gay dan para ibu yang harus minum obat atau payudaranya sudah tidak ada karena kanker.
Elizabeth terinspirasi memberikan ASI setelah memiliki pengalaman dengan putri pertamanya yang lahir prematur.
Walaupun ia memproduksi ASI untuk anak terakhirnya, itu tidak dapat menggunakan untuk anaknya sendiri saja.
Sekitar setengah dari produksi ASI-nya, diambil sendiri oleh keluarga atau pasangan. Terkadang mereka ingin membayarnya.
Selebihnya ia berikan kepada Prolacta Bioscience di California. Bank ASI itu memberikan 1 dollar untuk setiap 200 ml.
Walaupun membanggakann telah membantu ratusan pasangan, awalnya Elizabeth merasa cemas juga.
Jika ia memberikan semua ASI itu apa yang terjadi bila sudah tidak bisa memproduksi susu lagi dan tidak bisa menyusui anaknya sendiri.
Pasalnya ia mendengar cerita-cerita seram dari para ibu sepanjang waktu.
Apakah ia harus berada pada satu posisi dimana ia merasa putus asa untuk nendapatkan donor ASI.
Beruntung rasa cemas itu berakhir dan ia tetap mendonasikan ASI yang dimilikinya. Dengan cara itu ia merasa bisa memberikan kembali kepada komunitasnya dan berpartisipasi dalam kemanusiaan.