Era Jokowi Disebut Cocok Untuk Lakukan Redenominasi, Rp 1.000 Akan Jadi Rp 1!
Sejumlah ahli ekonomi menyambut baik rencana redenominasi alias penyederhanaan mata uang yang akan dilakukan dalam waktu dekat.
Penulis: Dhika Intan Nurrofi Atmaja
Editor: Dhika Intan Nurrofi Atmaja
TRIBUNWOW.COM - Pemerintahan Presiden Joko Widodo belakangan jadi sorotan.
Hal tersebut lantaran rencana pemindahan ibu kota yang santer disebut bakal dilangsungkan pada era Jokowi.
Saat rencana tersebut belum sepenuhnya menemukan kejelasan, hal lain pun terkuak.
Pengacara Tunjukkan Video Dimas Kanjeng Keluarkan Uang, yang Muncul Tak hanya Rupiah Saja!
Indonesia disebut-sebut akan melakukan redenominasi mata uang.
Pecahan mata uang rupiah yang biasanya ratusan, ribuan hingga ratusan ribu, akan disederhanakan.
Berkaitan dengan hal ini, sejumlah ahli ekonomi memandang rencana tersebut tepat untuk dilakukan.
Tega! Bocah 10 Tahun Diperkosa Pamannya Berkali-kali, yang Terjadi Selanjutnya Bikin Hati Teriris
Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan pecahan mata uang rupiah yang saat ini berlaku dinilai terlalu kecil.
"Artinya kalau Rp 100.000 itu cuma 8 dollar AS, berarti uang terbesar Indonesia itu cuma 8 dollar AS. Jadi sebenarnya mata uang Indonesia terlalu kecil, sehingga kalau orang mau bayar Rp 1 miliar kan duitnya harus banyak," kata Kartika, di Plaza Mandiri, Jakarta Selatan, Rabu (19/7/2017).
Setali tiga uang, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution pun menyatakan rencana penyederhanaan mata uang tepat untuk dilakukan saat ini.

Suasana Kediaman Chester Bennington Beberapa Jam setelah Dikabarkan Meninggal
"Jadi sekarang ini momentum yang bagus (redenominasi rupiah)," ujar Darmin usai rapat dengan Badan Anggaran DPR, Jakarta, Rabu (19/7/2017), sebagaimana dikutip dari Kompas.com.
Dijelaskannya, angka inflasi tahun ini berjalan naik di angka 3-4 persen.
Menurut Darmin, kondisi inflasi merupakan hal yang paling penting untuk melalukan redenominasi.
Begini Foto-foto 2 Pelaku dan Barang Bukti dari Penembakan Mobil Priyo Budi di Sragen!
Sebab inflasi yang terjaga menandakan terkendalinya harga-harga barang yang diukur dengan rupiah.
Darmin juga menjelaskan redenominasi rupiah akan memberikan dampak positif.
Diantaranya adalah efisiensi terhadap pencatatan data transaksi keuangan.
Masih Ingat Atut Chosiyah? Begini Kabar Kasus Korupsi yang Menyeret Mantan Gubernur Banten Ini
Meski sudah mendapat signal positif dari sejumlah pengamat, BI selaku pihak penyedia uang rupiah tetap saja enggan gegabah.
Gubernur BI Agus Martowardojo juga setuju bahwa pemerintahan Presiden Jokowi adalah era yang paling pas untuk melakukan redenominasi.
Meski begitu, dikatakannya, rencana tersebut harus mendapat restu dari Presiden terlebih dulu.
Dijulidin Netizen karena Pake Bikini, Tyas Mirasih Tampar dengan Jawaban Menohok
"Kami akan meminta waktu kepada bapak Presiden. Kami harapkan bapak Presiden akan mendukung redenominasi mata uang," ujarnya di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Jumat (21/7/2017), sebagaimana dikutip dari Kompas.com.
BI menilai kondisi ekonomi dan politik sangat stabil sehingga pengajuan Rancangan Undang-undang (RUU) redenominasi rupiah bisa diajukan tahun ini kepada DPR.
Lebih lanjut, dikatakan Agus, hampir semua fraksi di Komisi XI DPR sebagai mitra BI menyambut baik rencana pengajuan RUU redenominasi rupiah.
Siswa 15 Tahun Hasilkan 3,9 Juta Rupiah per Hari, Ternyata Dia Lakukan Ini di Toilet Sekolah
Namun, RUU redenominasi masih belum diajukan pada DPR.
Dijelaskan Agus, hingga saat ini, pihak BI masih berupaya menyelesaikan RUU berkaitan dengan penyederhanaan nilai rupiah tersebut.
"Di DPR tanggal 27 Juli sudah reses dan akan mulai lagi 16 Agustus sampai 27 Oktober. Kalau bisa sebelum 16 Agustus sudah bisa usulkan ke DPR," kata Agus. (Tribunwow.com/Dhika Intan)