Fakta-fakta Identitas Pelaku Bom Panci Bandung, Ternyata Masih Mahasiswa hingga Jualan Bakso
Berikut tim TribunWow.com menghimpun fakta-fakta dari pelaku bom panci Bandung ini! Simak selengkapnya di sini!
Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Tinwarotul Fatonah
Hal ini dibenarkan oleh Wakapolda Jawa Barat, Brigjen Pol Bambang Purwanto saat memberikan keterangan kepada wartawan di tempat kejadian perkara (TKP).
"Pelaku berinisial AW (Agus Wiguna) ini adalah mahasiswa pada perguruan tinggi swasta di Kota Bandung," ujar Brigjen Pol Bambang Purwanto, Minggu (9/7/2017).
Bahkan warga sekitar Kampung Kubang Bereum, Sekejati, Bandung, juga membenarkan informasi ini.
Adin (42), Endang Ii (54), dan Masmun (73), sama-sama mengatakan jika Agus Wiguna memang merupakan mahasiswa semester tiga.
Namun, ketiga warga itu belum mengetahui secara pasti bagaimana status Agus Wiguna saat ini di perguruan tinggi tersebut.
Bom Panci Meledak di Rumah Kontrakan Bandung, Pelaku Punya Rencana Ini!
2. Agus Wiguna ternyata pendukung ISIS
Melansir dari Tribunnews.com, Kapolri Jenderal Tito Karnavian memastikan perakit bom panci tersebut merupakan pendukung ISIS.
"Sementara kita lihat adalah lone wolf artinya di luar struktur. Belum terkait dengan jaringan tertentu, tapi yang bersangkutan adalah pendukung dari ISIS," ucap Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
Fenomena lone wolf sudah ada sejak 10 tahun silam di negara-negara Barat. Saat itu, mereka adalah pendukung Al Qaeda.
"Orang yang membaca internet, teradikalisasi karena internet, belajar membuat bom sendiri, kemudian mereka melakukan penyerangan sendiri," lanjutnya.
Dalam kasus di Bandung, pelakunya juga adalah lone wolf. Sebab, yang bersangkutan belajar dari website radikal.
"Setelah itu, dia mencoba-coba sendiri. Nah, membuat bom itu enggak gampang. Salah membuat bisa meledak sendiri. Yang terjadi kemarin itu meledak sendiri. Saya pikir, Tuhan melindungi kita," tandasnya.

3. Kesalahan teknis sempat terjadi, bom panci pun meledak lebih awal
Melansir dari Tribunnews.com, Wakapolda Jabar, Brigjen Pol Bambang Purwanto menjelaskan bahwa ada kesalahan teknis yang dilakukan pelaku.