Penyerangan di Mapolda Sumut
Sebelum Tewas, Aiptu Martua Ternyata Tuliskan Pesan Terakhir untuk Anak di Instagram
Satu jam sebelum meninggal, Aiptu Martua Sigalingging sempat menyampaikan pesan terakhirnya melalui akun Instagram anaknya
Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Maya Nirmala Tyas Lalita
TRIBUNWOW.COM - Satu jam sebelum meninggal, Aiptu Martua Sigalingging sempat menyampaikan pesan terakhirnya melalui akun Instagram sang putri, Mega Cristin Sigalingging.
Diketahui, Aiptu Martua Sigalingging adalah anggota polisi yang menjadi korban tewas dalam insiden penyerangan teroris di Mapolda Sumut pada Minggu (25/6/2017) dini hari.
Melansir dari Tribunnews.com, Mega menceritakan kepada Tribun Medan di sela-sela menunggu iringan rombongan jenazah ayahnya, Senin (26/6/2017).
"Sejam sebelum meninggal, ayah menyampaikan pesan yang kupikir-pikir maknanya sangat dalam," kenangnya.
Firasat-firasat sebelum Aiptu Martua Sigalingging Tewas dalam Penyerangan Mapolda Sumut
Siswi kelas 3 SMAN 3 Padang Sidempuan ini menceritakan, saat ia mengunggah sebuah foto di akun Instagram-nya, ia menuliskan keterangan foto 'Biarkan aku merasakan kuasamu tuhan dan menikmati pemandangan indah ini'.
Foto itu ia unggah dua hari sebelum ayahnya meninggal. Pada hari Minggu (25/6/2017) itulah, sang ayah mengomentari unggahan foto tersebut pada sekitar pukul 02.00 WIB.
Pada komentarnya, sang ayah memberikan pesan, "Kalau nulis kata Tuhan harus huruf besar inang (putriku)".
Naik Pangkat Usai Terbunuh, Begini Sosok Polisi Korban Penyerangan Mapolda Sumut

Dengan ekpresi wajah yang sedih, Mega menunjukkan percakapan terakhir antara dia dan ayahnya di akun Instagram miliknya.
Hal itu pun membuat ia kembali mengenang kembali masa-masa kebersamaannya dengan sang ayah saat pulang dari Medan.
Saat ayahnya kembali ke kampung halaman, mereka berdua biasanya pergi gereja bersama.
Tentu saja hal itu tidak bisa ia lupakan karena sang ayah selalu berupaya memenuhi permintaannya.
Karena, tiap kali pulang gereja, Aiptu Sigalingging selalu membelikan makanan kesukaannya.
"Bapak itu sayang kali samaku. Dia selalu bilang biar aku jadi bidan, biar bisa ngobati dia. Tapi, nanti tak lagi aku dengar suaranya. Pasti aku nanti teringat-ingat terus," tuturnya