Dapat Banyak Beasiswa, Begini Kisah Naufal yang Temukan Listrik dari Pohon Kedondong
Naufal Raziq (14), siswa penemu listrik yang bersumber daru pohon kedondong kini dibanjiri berbagai tawaran beasiswa.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Maya Nirmala Tyas Lalita
"Jadi Naufal menemukan dondong pagar ini terpikir oleh buah asam tentu saja di pohonnya mengandung asam. Naufal menemukan listrik di tanaman kedondong pagar ini bertahap. Dimulai dari mangga belimbing asam jawa sekurangnya tiga tahun," tutur Naufal saat ditemui di kantor kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Jumat (19/5/2017), dikutip dari Tribunnews.com.
Menurut Naufal, pohon kedondong pagar memiliki batang yang besar dan mudah tumbuh sehingga dianggap lebih cepat menghantarkan listrik.
"Jadi masing-masing pohon itu ada keunggulannya. Kenapa kedondong pagar, karena memiliki batang yang besar dan mudah tumbuhnya. Jika kita kupaskan kulitnya dia tidak busuk. Malah menyembuhkan dirinya, recovery," ungkap Naufal.
Dibutuhkan pula beberapa alat bantu untuk mengubah asam menjadi listrik.
Alat-alat bantu yang digunakan oleh Naufal adalah tembaga dan logam.
Tembaga dan logam tersebut yang digunakan untuk mengubah zat asam menjadi listrik.
Tembaga dan logam yang ia pakai dilapisi tisu dan kain yang kemudian ditempelkan ke pohon hingga arus listrik dialirkan.
"Jadi kain fungsinya mengubah asam menjadi listrik. Setelah dibungkus dengan tisu dengan kain dilipat jadi satu dan sudah bisa dipasang ke pohon," ucap Naufal.
Satu pohon kedondong pagar dapat menghasilkan empat buah lubang yang mana tiap terkandung listrik 1 volt ditiap lubangnya.
"Untuk penerangan, 4 pohon itu satu lampu, 8 pohon 2 lampu," ungkap Naufal.
Perihal biaya, untuk 2 lampu pada satu rumah menghabiskan dana sebesar Rp 1.200.000.
Biaya tersebut ke depannya akan difasilitasi oleh Pertamina.
"Sekitar untuk 2 lampu satu rumah 1 juta 200, jadi sekarang ini saya dibina Pertamina. Jadi, fasilitas itu Pertamina semua yang nanggung. Masyarakat tinggal sediakan pohon aja. Alat dari kita," imbuh Naufal.
Naufal memulai penemuannya ini ketika berusia 12 tahun dan masih duduk di bangku kelas 1 SMP.
Dari cerita orang tuanya, Naufal memang memiliki bakat bereksplorasi semenjak duduk di Taman Kanak-Kanak.