39 Warga Kristen yang Terjebak Baku Tembak di Kota Marawi Dilindungi Umat Muslim
"Ini adalah kisah yang bagus tentang persatuan umat Muslim dan Kristen yang layak dibagikan ke seluruh dunia," ujar Adiong.
Editor: Rimawan Prasetiyo
TRIBUNWOW.COM, MARAWI - Sebuah bentuk toleransi dan kebersamaan antar-umat manusia terjadi di tengah krisis di Marawi, Mindanao, Filipina.
Sebanyak 39 warga Kristen yang terjebak dalam baku tembak antara militan Maute dan tentara diselamatkan dan ditampung di sebuah desa Muslim.
Wakil Gubernur Lanao del Sur Mamintal Adiong Jr, Minggu (27/5/2017) mengatakan, penyelamatan ke-39 orang itu diprakarsai seorang pejabat lokal beragama Islam, Salma Jayne Tamano.
"Ini adalah kisah yang bagus tentang persatuan umat Muslim dan Kristen yang layak dibagikan ke seluruh dunia," ujar Adiong.
Kabar 11 WNI Gabung ISIS Duduki Kota Marawi, Ternyata Ini yang Sesungguhnya Terjadi
Adiong menambahkan, dia mengucapkan terima kasih kepada warga Muslim yang melindungi 39 warga Kristen itu dari marabahaya yang mengintai.

Sementara itu, kepala kepolisian Lanao del Sur, Senior Superintenden Oscar Nantes mengatakan, ke-39 orang itu selama lebih dari 36 jam bersembunyi tanpa mengonsumsi makana setelah kelompok militan menyerbut Maute kota Marawi.
Nantes mengatakan, tim penyelamat yang dipimpin Tamano juga menyelamatkan dua tetua Muslim yang memberikan perlindungan kepada 39 orang itu di kediaman mereka.
Kini para warga yang kelaparan itu sudah mendapatkan makanan dan tim kesehatan tengah mengevaluasi kesehatan mereka.
Berbatasan Langsung dengan Marawi, Begini Upaya TNI Amankan Area Sulawesi Utara
Sementara itu, Gubernur Wilayah Otonomi Muslim Mindanao (ARMM), Mujiv Hataman menyebut anggota kelompok militan Maute telah kehilangan kendali.
Dia juga mengatakan agar kelompok-kelompok militan yang pro-ISIS agar menggunakan bulan Ramadhan sebagai sarana mengevaluasi diri.

"Saya harap mereka menyadari bahwa apa yang mereka yakini sebagai jihad adalah tidak benar karena mereka hanya akan menyakiti dan menghancurkan hidup mereka sendiri dan orang lain," ujar Hataman.
Pertempuran di Kota Marawi Ada Militan ISIS Asal Indonesia yang Tewas
Pada 2015, majelis ulama ARMM telah mengeluarkan fatwa bahwa terorisme atau perilaku kekerasan lainnya tak bisa disamakan dengan jihad.