Breaking News:

Ini Ucapan Pemilik Willis Canteen hingga Diboikot Warga Sydney yang Berimbas Bangkrutnya Restoran

Diketahui restoran yang bangkrut tersebut bernama Willis Canteen dan nama pemiliknya adalah Teuku Indra Utama.

Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Wulan Kurnia Putri
Facebook
Capture Facebook Indra Teuku Utama 

TRIBUNWOW.COM - Beberapa waktu yang lalu media sosial dihebohkan dengan sebuah restoran milik orang Indonesia di Sydney, Australia, yang tutup setelah Gubernur non-aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dipenjara.

Kisah Willis Canteen, Restoran Indonesia di Sydney yang Tutup Setelah Ahok Dipenjara

Kejadian ini diceritakan oleh akun Twitter bernama I'm Just Budi @CumaSiBudi pada Sabtu (20/5/2017) yang lalu dan kemudian menjadi viral di media sosial.

Melalui akun Twitter-nya, @CumaSiBudi mengisahkan kebangkrutan restoran milik warga Indonesia di Sydney setelah mengunggah postingan penuh kebencian di akun Facebook pribadi sang pemilik restoran.

Viral Foto 2 Mobil Berebut Masuk Tol Bikin Geleng Kepala, Ternyata Ini yang Terjadi Sesungguhnya

Diketahui restoran yang bangkrut tersebut bernama Willis Canteen dan nama pemiliknya adalah Teuku Indra Utama.

Namun, ketika tim TribunWow.com melalukan penelusuran, akun Facebook milik Teuku Indra Utama sudah hilang atau yang biasa disebut deactive.

Dalam penelusuran yang dilakukan tim TribunWow.com, menemukan ungkapan-ungkapan kekecewaan dari netizen yang mengetahui peristiwa ini.

Habib Rizieq Belum Kembali, Akankah Kepolisian Lakukan Pemanggilan Paksa?

Ada beberapa netizen, satu diantara akun Facebook yang bernama Robertus Ronny, yang mengunggah capture-an dari postingan-postingan Teuku Indra Utama yang dianggap sebagai penebar kebencian dan intoleran terhadap kaum tertentu yang ada di Indonesia.

Capture-an postingan Teuku Indra Utama ini diunggah oleh Robertus Ronny pada tanggal 17 Mei 2017.

Fakta Pertemuan Keluarga Arifin Ilham dan Pembuat Video Parodi Poligami, No 3 Paling Keren!

Dalam postingannya yang penuh dengan kontroversi tersebut ia mengolok para pendukung Ahok dan juga mengolok aksi seribu lilin yang diadakan di Sydney.

Begini postingan-postingan dari Teuku Indra Utama yang membuat geram para netizen!

Postingan-postingan dari Teuku Indra Utama yang membuat geram para netizen
Postingan-postingan dari Teuku Indra Utama yang membuat geram para netizen (FACEBOOK Robertus Ronny)
Postingan-postingan dari Teuku Indra Utama yang membuat geram para netizen
Postingan-postingan dari Teuku Indra Utama yang membuat geram para netizen (FACEBOOK Robertus Ronny)

Tentunya postingan yang penuh dengan kebencian tersebut membuat para netizen jengkel dan kemudian memborbardir akun Willis Canteen di Tripadvisor, Facebook dan Zoomato dengan penilaian yang buruk.

Postingan yang membuat para netizen jengkel
Postingan yang membuat para netizen jengkel (FACEBOOK)
Postingan yang membuat para netizen jengkel
Postingan yang membuat para netizen jengkel (FACEBOOK)
Postingan yang membuat para netizen jengkel
Postingan yang membuat para netizen jengkel (Facebook)

Para netizen mengimbau orang-orang untuk tidak makan di Willis Canteen karena sang pemiliknya yang rasis.

Karena postingannya sendiri dan bombardir netizen yang menjadi viral media sosial, hal ini menyebabkan bisnis Willis Canteen langsung drop dan bangkrut.

Panglima TNI Sampai Tak Bisa Tidur Lantaran Perintah Dari Jokowi, Ternyata Ini Isi Perintahnya!

Para pelanggan tiba-tiba menghilang dan kejadian ini hanya dalam jangka waktu tidak ada satu bulan.

Setelah bisnisnya terkena imbas, baru Indra meminta maaf melalui akun Facebook Willis Canteen pada 15 Mei 2017.

Indra meminta maaf melalui akun Facebook Willis Canteen pada 15 Mei 2017
Indra meminta maaf melalui akun Facebook Willis Canteen pada 15 Mei 2017 (Facebook)

Namun kini nasi sudah menjadi bubur, diketahui restoran yang khusus menghidangkan masakan khas Indonesia di Sydney, Australia kini sudah bangkrut dan tutup.

Begini kisah selengkapnya yang dikicaukan oleh @CumaSiBudi di Twitter!

Tradisi Unik Sambut Ramadan di Beberapa Daerah Ini Bikin Perutmu Gendut, Simak Videonya!

"Coba Google Willis Canteen Sydney, dimiliki oleh seseorang bernama Teuku Indra Utama."

"Dahulu, Willis Canteen terkenal krn Indonesian Cuisine yang enak & mantab."

"Pelanggannya banyak, restoran ini selalu ramai dikunjungi pelanggan."

"Harga sekali makan disini pun relatif terjangkau (untuk ukuran Aussie), AUD30, seharga sebungkus Djarum Super (sekitar 350rb)."

"Asem banget, harga Djarum Super segitu, padahal di warung Mbok Nah Godean cuma Rp 20rb."

"Semua aman & damai, hingga Pilkada DKI dimulai, dan kampanye brutal menggunakan isu agama dimulai."

"Frasa kafir bunuh anjing dkk jadi hal biasa."

"Awalnya, masih aman, hingga akhirnya Ahok kalah dan dipenjara."

"Barulah kisah bermula: Status-status hatespeech Indra di Facebook pribadi menjadi viral."

"Gara-gara Indra nyinyir terhadap aksi lilin Sydney, netizen yang trganggu, langsung ngulik wall ybs."

"Ditemui frasa Kafir Anjing Bunuh bertebaran disana."

"The power of Sosmed: Habis indra jadi bulan-bulanan."

"Sialnya, alih-alih minta maaf, Indra malah mengulangi perbuatan yang sama: buat status hatespeech."

"Indra lupa, dia hidup dan mencari nafkah di Sydney, tempat multi entis multi agama, dimana sikap rasis adalah sebuah tingkah yang tak terampuni."

"Netizen yang jengkel lalu memborbardir akun Willis Canteen di Tripadvisor, FB, dan Zoomato, intinya: Jangan makan disini, ownernya rasis."

"Tidak pake lama, bisnis Willis Canteen langsung drop dan bangkrut, pelanggan tiba-tiba hilang, dan tatapan sinis menyertai di manapun ia pergi."

"Itu terjadi hanya dalam jangka waktu tidak ada 1 bulan."

"Setelah bisnis-nya kena imbas, Indra baru buat status minta maaf."

"Tapi nasi terlanjur jadi kerak telor, mending Indra jualan kerak telor."

"Efek kampanye kebencian di Pilkada DKI merasuk & berefek jauh lebih parah dr yg pernah kita bayangkan."

"Dan itu masih terjadi hingga detik ini."

"Semua kena imbas, mulai pola fikir anak2 kencur SD-Mahasiswa, bahkan sampe menjalar ke institusi bisnis dan pemerintahan."

"Siapa yg belum pernah dituding kafir/munafik di real life oleh mereka yg Anti Ahok? Bahkan yg netral pun kena."

"Termasuk saya."

"Lalu bagaimana cara merekonsiliasi ini? Apakah cukup: "Lupakan yuk, kita damai, pilkada dah selesai."

"Kejadian Willis Canteen ini hanya satu contoh. Sy yakin kedepan akan makin banyak korban, krn di fb mulai massif gerakan boikot bisnis rasis."

"Owner2 bisnis yg mulai kampanye "Pecat pegawai radikal dan intoleran" pun sudah banyak."

"Lalu, siapa yg rugi?"

"Bgmn cara merekonsiliasi ini?"

"Sblm bias, sy beritau, owner yg kampanye pecat pegawai itu bkn hanya owner non muslim, owner muslim juga banyak."

"Saking jengahnya"

"Skrg saja, di TL masih ramai kofar kafir cina PKI kan?"

"Itu pada tidak mikir efeknya ya?"

"Screening pegawai via sosmed benar2 dimulai."

"Entah kapan ini berakhir, tapi smg segera berakhir, krn amat sangat destruktif."

"Locus delicti = DKI. Korbannya se-Indonesia sampe Sydney sana."

"Bisa jadi ini tipping pointnya, krn mulai banyak yg shock & menahan diri."

"Ah, entahlah, semoga."

"Willis Canteen?."

"Saya mending maem di tiwul di pojok sono, halal juga kok."

(TribunWow.com/Natalia Bulan Retno Palupi)

Sumber:
Tags:
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)FacebookAustralia
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved