Isi Pesan WhatsApp Briptu Gilang 15 Menit Sebelum Ledakan Kampung Melayu
Briptu Anumerta Imam Gilang Adinata sebelum kejadian ledakan bom sempat mengirimkan pesan singkat ke pacarnya melalui applikasi chatting WhatsApp.
Editor: Tinwarotul Fatonah
TRIBUNWOW.COM, TEBET - Briptu Anumerta Imam Gilang Adinata sebelum kejadian ledakan bom di dekat Halte TransJakarta Kampung Melayu sempat mengirimkan pesan singkat ke pacarnya melalui applikasi chatting WhatsApp.
"Komunikasi terakhir 15 menit sebelum kejadian, cuman WA 'yank' gitu aja," kata Dinda Venisita Verine, pacar dari Gilang saat ditemui di rumah duka, Kamis (25/5/2017).
Ia melanjutkan bahwa beberapa menit kemudian membalas chat tersebut dengan 'kenapa yank?' dan tidak mendapat balas apapun lagi.
Fakta-fakta Ketiga Polisi Korban Ledakan di Kampung Melayu, Nomor 2 yang Dilakukan Djarot
Hingga akhirnya dia mendapat kabar bahwa pacaranya tersebut sudah menjadi salah seorang polisi yang menjadi korban dari bom panci yang terduga teroris ISIS.
Saat ini rumah duka yang terletak di Jalan Kelingkit, Kelurahan Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan tengah dalam keadaan kosong lantaran seluruh keluarga ikut mengantarkan ke pemakaman di Desa Seragu Gede, Klaten, Jawa Tengah.
Gilang merupakan anak pertama dari pasangan Muhammad Sri Sarjono dan Ningwyarti serta memiliki seorang adik perempuan bernama Atikah Nur Ismaliyah.
Rumah keluarga tersebut berdempet dengan rumah kakek dan nenek Gilang yang sudah puluhan tahun menempati kediaman tersebut. (Warta Kota/Alija Berlian Fani)
Berita ini sudah tayang di Wartakotalive.com dengan judul: Yank, kata WA Gilang kepada Pacarnya Sekitar 15 Menit Sebelum Kejadian
Tragedi Bom Kampung Melayu Skenario ISIS?
Negara Islam atau Negara Islam Irak Suriah (ISIS) menklaim bertanggung jawab atas serangan bom yang terjadi di Kampung Melayu Jakarta Timur.
Seperti yang dilansir dalam Reuters, Kantor Berita Amaq mengatakan bahwa pelaksana penyeranganan terhadap polisi di Indonesia berasal dari ISIS.
"Pelaksana penyerangan terhadap polisi Indonesia di Jakarta adalah pejuang Negara Islam," kata kantor berita kelompok Amaq.
Hal ini pun dibenarkan oleh pihak Kepolisian Republik Indonesia.
Sempat Tak Percaya Jadi Korban Bom, Ini Alasan Keluarga Bawa Jenazah Briptu Anumerta ke Klaten