Breaking News:

Demi Perdamaian Indonesia, Begini Bunyi 5 Seruan dari Sesepuh Bangsa!

Para sesepuh bangsa yang telah mengikuti perjalanan bangsa, menyampaikan keprihatinan dan seruan atas kondisi kebangsaan saat ini.

Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Maya Nirmala Tyas Lalita
ISTIMEWA
Forum Sesepuh Bangsa untuk Perdamaian Indonesia 

TRIBUNWOW.COM - Para sesepuh bangsa yang telah mengikuti perjalanan bangsa, menyampaikan keprihatinan dan seruan atas kondisi kebangsaan saat ini.

Kesadaran ini didukung kerinduan untuk bertemu bersama dalam sebuah Forum Sesepuh Bangsa untuk Perdamaian Indonesia, di UC UGM, Bulaksumur, Yogyakarta pada, Jumat, (26/5/2017) sekitar pukul 15.00 WIB.

Para sesepuh yang memberikan seruan melalui forum ini, di antaranya Buya Ahmad Syafii Maarif, KH Ahmad Mustofa Bisri, Kardinal Julius Dharmaatmadja, Prof M. Quraish Shihab, Ibu Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Bhikku Nyana Suryanadi, Mohamad Sobary, Pendeta Gomar Gultom, Prof Abdul Munir Mulkan, KH Imam Azis, dan lain-lain.

Jejak Ini yang Tunjukkan 2 Pelaku Bom Kampung Melayu

“Para sesepuh bangsa ini telah mengikuti perjalanan kehidupan berbangsa, melampaui beberapa momen sejarah.

Dalam kondisi saat ini, kita membutuhkan percikan kearifan dan inspirasi dari beliaubeliau, agar perjalanan sejarah bangsa kita bisa tetap dijaga pada arahnya,” demikian pernyataan para penggagas forum ini Jeirry Sumampouw, Defy Indiyanto Budiarto, Romo Benny Susetyo, dan Alissa Wahid.

Diketahui, untuk perdamaian Indonesia Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terbentuk bukan secara alami melainkan sebuah kesepakatan dari banyak elemen generasi muda tercerahkan yang pada awalnya berkumpul dalam sebuah momen yang dikenal sebagai sumpah pemuda.

Lewat Senyum Ceria, Veronica Tan Sampaikan Hal Ini kepada Umat Muslim

Indonesia diciptakan dengan sengaja melalui toleransi dan persatuan ketika para pendiri negara ini, para ulama, pendeta, kepala suku, cendekiawan, dengan sukarela melepas bajunya demi persatuan NKRI.

Akan tetapi, selama berbulan-bulan terakhir, kehidupan berbangsa kita sedang menghadapi tantangan yang cukup berat.

Proses mengupayakan negara demokrasi yang matang diguncang oleh situasi politik yang tampak jauh dari kesantunan dan adab mulia.

Masyarakat disuguhi berbagai manipulasi yang tidak memberikan pendidikan politik yang layak dianuti, melainkan sajian drama saling serang antar kubu yang berseberangan.

Masyarakat menjadi tidak tabu pada ujaran kebencian serta tidak malu-malu lagi untuk adu caci maki di hadapan publik yang luas.

Situasi yang sarat muatan kecurigaan dan ketakutan antar kelompok tersebut tentu tidak boleh terus dilanggengkan.

Momen suasana keagamaan menjelang Ramadan yang selayaknya penuh kedamaian ini adalah waktu yang tepat untuk bersama-sama berupaya mengambil jeda, menciptakan jarak pandang agar dapat menoleh ke belakang merenungi persatuan yang koyak akibat fitnah, adu domba, dan kepentingan politik serta keinginan berkuasa secara tamak yang berjalin-kelindan.

Halaman
12
Sumber: TribunWow.com
Tags:
YogyakartaUniversitas Gadjah Mada (UGM)KH Ahmad Mustofa BisriBuya Ahmad Syafii Maarif
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved