Breaking News:

Hasto Wardoyo, Sosok Bupati Kulonprogo Berprestasi yang Tak Tersorot Media!

Tak banyak media nasional yang menyorot kinerja dari bupati yang juga seorang dokter spesialis kandungan ini.

Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Wulan Kurnia Putri
Kontributor Bandung Reni Susanti / Kompas.com
Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo 

Kulonprogo bukanlah daerah yang jadi sorotan media, Bandung, Surabaya, apalagi Jakarta.
Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, pun tak sepopuler Kang Emil, Bu Risma apalagi Ahok.

Walau tanpa sorot media, Hasto Wardoyo, telah meletakkan spirit kemandirian sebuah bangsa. Ia mengajak warganya keluar dari kemiskinan, dengan kekuatan sendiri. Hasto memberi teladan dalam senyapnya publikasi.

Ia memulai dengan gerakan "Bela & Beli Kulonprogo".
Antara lain, dengan mengeluarkan kebijakan yang mewajibkan Pelajar & PNS di sana mengenakan seragam batik geblek renteng, batik khas Kulonprogo, pada hari tertentu.

Ternyata, dengan jumlah 80.000 pelajar & 8.000 PNS, kebijakan ini mampu mendongkrak industri batik lokal.

Sentra kerajinan batik tumbuh pesat, dari cuma 2 menjadi 50-an. Seribuan perajin batik Kulonprogo yang biasanya bekerja di Yogyakarta, kini bisa bekerja di Kulonprogo.

Uang ratusan miliar rupiah dari usaha kecil ini berputar di Kulonprogo. Puryanto, seorang pengusaha batik di desa Ngentarejo, mengaku omzetnya meningkat. Bahkan pernah hingga mencapai 500 persen.

Hasto, yg menjabat Bupati sejak 2011, juga berusaha menjamin pendapatan petani lokal, dengan mewajibkan setiap PNS membeli beras produksi petani Kulonprogo, 10 kg/bulan.

Bahkan beras raskin yang dikelola Bulog setempat, kini menggunakan beras produksi petani Kulonprogo.

Sang Bupati yang juga dokter spesialis kandungan ini juga membuat PDAM mengembangkan usaha, dengan memprodusi air kemasan merk AirKu ( Air Kulonprogo ).

Selain menyumbangkan PAD, keberadaan air kemasan ini membangkitkan kebanggan warga setempat dgn mengkonsumsi air produk sendiri.

AirKu kini menguasai seperempat ceruk pasar air kemasan di Kulonprogo.

Anto, staf PDAM setempat, menuturkan, kini jumlah permintaan lebih besar dari produksi. Karena itu, volume produksi AirKu akan segera ditingkatkan.

Berbagai kebijakan lewat program Bela & Beli, ternyata mampu menurunkan angka kemisikinan di Kulonprogo, dari 22,54 % pada 2013 menjadi 16,74 % pada 2014 ( data Bappeda ).

Oh ya, jika Anda ke Kulonprogo, Anda tak akan menemukan papan iklan rokok. Pemerintah Kulonprogo memang menolak sponsor dr perusahaan rokok.

Kebijakan ini tentu mengurangi pendapatan daerah. Namun, memimpin daerah bukan cuma soal menggenjot pendapatan, tapi menempatkan posisi moral yg memihak rakyat. Dalam hal ini, membela hak kesehatan rakyat.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Tags:
Daerah Istimewa YogyakartaBasuki Tjahaja Purnama (Ahok)Tri Rismaharini
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved