Breaking News:

4 Pemikiran 'Tajam' Jokowi untuk Berantas Terorisme yang Disampaikan di Kancah Internasional

Jokowi menyampaikan pesan dan juga berbagi pengalaman kepada dunia Internasional dalam upaya Indonesia melawan radikalisme dan terorisme.

Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Tinwarotul Fatonah
IST/KOLASE TRIBUNWOW.COM
(Ilustrasi) Joko Widodo perangi terorisme 

TRIBUNWOW.COM - Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), melakukan kunjungan kerja di Arab Saudi pada, Minggu (21/5/2017).

Mengutip dari Kompas.com, Presiden tiba di Pangkalan Udara King Salman, Riyadh, Arab Saudi pada, Sabtu (20/5/2017) waktu setempat.

Diketahui Jokowi didampingi oleh Ibu Negara Iriana Jokowi untuk berkunjung satu malam di Arab Saudi.

Tak hanya Ibu Negara, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Staf Khusus Presiden Diaz Hendropriyono dan Dirjen Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri/KPN Andri Hadi, turut mendampingi Presiden.

Pada kunjungan kerjanya tersebut, Jokowi dijadwalkan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Arab Islam Amerika di King Abdulaziz Convention Center, Riyadh.

Heboh! Raja Salman akan Bertemu dengan Trump dan Jokowi, Ternyata Ini yang akan Dibahas!

Dalam kesempatan itu, Jokowi menyampaikan pesan dan juga berbagi pengalaman kepada dunia Internasional dalam upaya Indonesia melawan radikalisme dan terorisme.

Ia juga akan menyampaikan pentingnya kerja sama Internasional dalam pemberantasannya.

Tak hanya itu, dalam forum tersebut Jokowi menyampaikan empat pemikirannya terkait pemberantasan terorisme dalam pidatonya di KTT Arab Islam Amerika.

Empat pemikiran tersebut ia tuliskan kembali dalam akun Facebook resminya pada, Senin (22/5/2017).

Ia juga mengunggah sebuah foto saat dirinya sedang menghadiri KTT Arab Islam Amerika tersebut. Dalam keterangan fotonya, ia menjelaskan secara singkat kunjungan kerjanya di Arab Saudi.

Cerita dari Balik Dapur Jokowi Ini Tunjukkan Kepribadian sang Presiden Sesungguhnya!

"Umat Islam adalah korban terbanyak dari konflik dan radikalisme terorisme. Jutaan saudara-saudara kita harus keluar dari negaranya untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Jutaan generasi muda kehilangan harapan masa depannya.

Kondisi ini membuat anak-anak muda frustrasi dan marah, perasaan yang dapat berakhir dengan munculnya bibit-bibit baru ektremisme dan radikalisme.

Inilah yang saya paparkan di forum Konferensi Tingkat Tinggi Arab Islam Amerika di Conference Hall King Abdulaziz Convention Center, Riyadh Arab Saudi, Minggu 21 Mei kemarin.

Tujuh kepala negara dan pemerintahan tampil sebagai pembicara di forum yang dihadiri 55 pemimpin negara berpenduduk mayoritas muslim dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump itu.

Salah satunya adalah saya sebagai Presiden Republik Indonesia.

Tentu saja, kesempatan itu saya manfaatkan sebaik-baiknya untuk menyampaikan pemikiran mengenai konflik, radikalisme dan terorisme yang sedang menjadi ancaman di mana-mana.

Dan Indonesia adalah salah satu korban aksi terorisme. Contohnya, serangan bom di Bali tahun 2002 dan 2005, dan di Jakarta pada bulan Januari 2016.

Dunia marah dan berduka melihat jatuhnya korban serangan terorisme di berbagai belahan dunia di Perancis, Belgia, Inggris, Australia dan lain-lain.

Dunia seharusnya juga sangat prihatin terhadap jatuhnya lebih banyak korban jiwa akibat konflik dan aksi terorisme di beberapa negara seperti Irak, Yaman, Suriah, Libya.

Bagaimana mengatasi ini semua?

Saya menyampaikan empat pemikiran kepada para pemimpin dunia.

Pertama umat Islam se dunia harus bersatu bersatu untuk meningkatkan ukhuwah Islamiyah. Persatuan umat Islam merupakan kunci untuk keberhasilan memberantas terorisme; janganlah energi kita habis untuk saling bermusuhan.

Kedua, kerja sama pemberantasan radikalisme dan terorisme harus ditingkatkan, termasuk: pertukaran informasi intelijen; pertukaran penanganan FTF (Foreign Terrorist Fighters), peningkatan kapasitas. Semua sumber pendanaan harus dihentikan. Kita semua tahu banyaknya dana yang mengalir sampai ke akar rumput di banyak negara dalam rangka penyebaran ideologi ekstrem dan radikal.

Ketiga, upaya menyelesaikan akar masalah harus ditingkatkan, ketimpangan dan ketidakadilan harus diakhiri; pemberdayaan ekonomi yang inklusif harus diperkuat

Keempat, saya berharap bahwa setiap dari kita harus berani menjadi “part of solution” dan bukan “part of problem” dari upaya pemberantasan terorisme. Setiap dari kita harus dapat menjadi bagian upaya penciptaan perdamaian dunia."

Jokowi Ungguli 3 Ulama Ini Sebagai Tokoh Islam Paling Berpengaruh Dunia, Habib Rizieq Nomor Berapa?

Tentunya, empat pemikiran Jokowi ini langsung menuai komentar-komentar yang beragam dari para netizen,

"Semoga keberagaman perbedaan tetap terjalin damai dan indah di Negara Indonesia tercinta. Salam hormat Pak Presidenku," tulis akun Nuri Siahaan.

"Salut, buat Bapak Jokowi, dan tepat solusi buat pemberantasan radikalisme dan terorisme. Semoga bapak dan bangsa ini mendapat keberkahan. Hidup rukun dan damai dari visi misi bapak. Amiin," tulis akun Miexll.

"Yang cinta damai, cinta negaranya. Terima kasih Pak Presiden Joko Widodo. Semoga Indonesia menjadi Negara multikultural yang damai dan maju," tulis akun Sofia Lee.

"Alhamdulillah atas kritisasi bapak Presiden atas tanggapan untuk umat Islam yang jadi korban terorisme secara kasay mata orang awam pun tahu itulah yang terjadi tapi kami belum bisa berbuat apa-apa, semoga yang bapak lakikan bisa membukakan mata orang-orang muslim maupun non muslim," tulis akun M Adil.

Usai menghadiri KTT tersebut, Jokowi dan rombongan bertolak kembali ke Tanah Air pada Minggu sore dan tiba di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta, Senin pagi 22 Mei 2017. (TribunWow.com/Natalia Bulan Retno Palupi)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
JokowiFacebookKTT Arab Islam Amerika
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved