4 Pemikiran 'Tajam' Jokowi untuk Berantas Terorisme yang Disampaikan di Kancah Internasional
Jokowi menyampaikan pesan dan juga berbagi pengalaman kepada dunia Internasional dalam upaya Indonesia melawan radikalisme dan terorisme.
Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Tinwarotul Fatonah
Tujuh kepala negara dan pemerintahan tampil sebagai pembicara di forum yang dihadiri 55 pemimpin negara berpenduduk mayoritas muslim dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump itu.
Salah satunya adalah saya sebagai Presiden Republik Indonesia.
Tentu saja, kesempatan itu saya manfaatkan sebaik-baiknya untuk menyampaikan pemikiran mengenai konflik, radikalisme dan terorisme yang sedang menjadi ancaman di mana-mana.
Dan Indonesia adalah salah satu korban aksi terorisme. Contohnya, serangan bom di Bali tahun 2002 dan 2005, dan di Jakarta pada bulan Januari 2016.
Dunia marah dan berduka melihat jatuhnya korban serangan terorisme di berbagai belahan dunia di Perancis, Belgia, Inggris, Australia dan lain-lain.
Dunia seharusnya juga sangat prihatin terhadap jatuhnya lebih banyak korban jiwa akibat konflik dan aksi terorisme di beberapa negara seperti Irak, Yaman, Suriah, Libya.
Bagaimana mengatasi ini semua?
Saya menyampaikan empat pemikiran kepada para pemimpin dunia.
Pertama umat Islam se dunia harus bersatu bersatu untuk meningkatkan ukhuwah Islamiyah. Persatuan umat Islam merupakan kunci untuk keberhasilan memberantas terorisme; janganlah energi kita habis untuk saling bermusuhan.
Kedua, kerja sama pemberantasan radikalisme dan terorisme harus ditingkatkan, termasuk: pertukaran informasi intelijen; pertukaran penanganan FTF (Foreign Terrorist Fighters), peningkatan kapasitas. Semua sumber pendanaan harus dihentikan. Kita semua tahu banyaknya dana yang mengalir sampai ke akar rumput di banyak negara dalam rangka penyebaran ideologi ekstrem dan radikal.
Ketiga, upaya menyelesaikan akar masalah harus ditingkatkan, ketimpangan dan ketidakadilan harus diakhiri; pemberdayaan ekonomi yang inklusif harus diperkuat
Keempat, saya berharap bahwa setiap dari kita harus berani menjadi “part of solution” dan bukan “part of problem” dari upaya pemberantasan terorisme. Setiap dari kita harus dapat menjadi bagian upaya penciptaan perdamaian dunia."
Jokowi Ungguli 3 Ulama Ini Sebagai Tokoh Islam Paling Berpengaruh Dunia, Habib Rizieq Nomor Berapa?
Tentunya, empat pemikiran Jokowi ini langsung menuai komentar-komentar yang beragam dari para netizen,
"Semoga keberagaman perbedaan tetap terjalin damai dan indah di Negara Indonesia tercinta. Salam hormat Pak Presidenku," tulis akun Nuri Siahaan.