Selain Tak Berpalang Pintu, Ada Pemicu Lain Sebabkan Laka Maut Kereta vs Mobil di Grobogan
Perlintasan kereta yang tak berpintu penjagaan rupanya bukan menjadi penyebab tunggal dari kecelakaan maut ini.
Penulis: Dhika Intan Nurrofi Atmaja
Editor: Tinwarotul Fatonah
TRIBUNWOW.COM - Kecelakaan maut terjadi di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Sabtu (20/5/2017) siang.
Kecelakaan itu terjadi antara Kereta Api Argo Bromo Anggrek dan mobil Avanza bernomor polisi B 1937 UZQ di perlintasan kereta api tak berpalang KM 53 Stasiun Sedadi, Desa Sedadi, Kecamatan Penawangan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Dikatakan perwakilan PT KAI DAOP IV Semarang, Edy Koeswoyo, saat itu mobil nahas tersebut menerobos perlintasan kereta yang belum berpalang pintu.
Mobil Avanza warna silver itu ternyata tak sendiri.
Kendaraan tersebut merupakan satu dari tiga mobil rombongan pengiring pengantin.
Terungkap! Inilah Penyebab Kecelakaan Maut Antara Kereta Api dan Avanza yang Tewaskan Dosen Undip
Dua mobil lainnya juga menerobos perlintasan sesaat sebelum kereta melintas.
"Tiga mobil menerobos saat kereta mendekat, namun dua mobil lolos dan satu mobil berwarna silver tertabrak kereta," terang Edy kepada Tribun Jateng melalui telepon, Sabtu (20/5/2018).

Perlintasan kereta api yang tidak memiliki palang pintu memang menjadi momok tersendiri.
Akibatnya, lokasi tersebut sangat rawan menjadi tempat kecelakaan antara Kereta Api dengan kendaraan lainnya.
Meski begitu, perlintasan kereta yang tak berpintu penjagaan rupanya bukan menjadi penyebab tunggal dari kecelakaan ini.
Pasalnya, pengemudi mobil tersebut rupanya tak dalam kondisi berkonsentrasi penuh saat mengendalikan kendaraan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan Satuan Lantas Polres Grobogan diketahui bahwa sopir mobil tersebut adalah Agus Bambang.
Seorang Gadis Mencoba Bunuh Diri Loncat ke Rel Kereta Api, Lihat Kesigapan Petugas
Agus Bambang diketahui berprofesi sebagai dosen Fakultas Ilmu Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang.
"Mobil dikemudikan sendiri oleh pemiliknya yakni Agus Bambang. Agus Bambang adalah dosen Undip Semarang," kata Kasat Lantas Polres Grobogan, AKP Panji Gedhe Prabawa kepada Kompas.com, Sabtu (20/5/2017).
Dikatakan Pandji, warga sekitar sudah memberi peringatan bahwa kereta akan melintas sesaat sebelum kecelakaan maut terjadi.
Namun sayang, pria tersebut lalai.
"Ia tak mengindahkan peringatan warga sekitar yang berteriak memberitahu jika ada kereta akan melintas. Klakson kereta api juga sudah nyaring berbunyi. Korban lalai," ungkap Panji.
Berkaitan dengan hal ini, pihak kepolisian rencananya akan mengeluarkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3).
"Kami akan keluarkan SP3 karena sang sopir meninggal dunia," pungkas Panji.
Di sisi lain, rekan seprofesi Agus pun merasa berduka atas kejadian ini.
"Ini dari kampus sudah kumpul di rumah duka. Dekan Fakultas Ilmu Peternakan juga sudah diberitahu, dan sedang menuju rumah duka," ujar Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Peternakan dan Pertanian Undip, Semarang, Sutopo, saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (20/5/2017).
Agus dikenal sebagai sosok yang baik.
Ia menjadi tenaga pengajar di Undip selama puluhan tahun.
Agus menyelesaikan program doktor pada 2015 lalu.
Ia menulis disertasi yang berkaitan dengan Kambing Etawa.
Merinding! Video Laka Maut Kereta Seret Mobil Terdengar Suara Ya Allah Duh Gusti Ya Allah

Menurut Pranoto, salah satu mahasiswa Agus, dosennya itu adalah sosok yang sederhana dan amat disegani.
"Orangnya sangat baik, lugu dan lucu di mata saya dan teman-teman. Kalau ngajar dulu selalu naik Vespa," ujarnya, seusia melayat di rumah duka di Perumahan Dinas Mas, Tembalang Semarang.
Tak cuma di lingkungan kerja, Agus juga dikenal aktif oleh tetangga sekitar rumahnya.
"Pak Agus Bambang selain dosen juga Ketua Yayasan Masjid Baitussalam Perumahan Korpri, Dinar Mas disini. Sosoknya baik, santun dan soleh tidak diragukan lagi," ujar Satyo Abdurrahman, tetangga Agus.
"Kami merasa syok dan kaget termasuk keluarga, sama sekali tidak menyangka Pak Agus dan dua tetangga kami meninggal saat 'mbesan' dengan rombongan pengantin anak Pak Saefullah," tambahnya.
Kecelakaan Beruntun Terjadi di Purwakarta, Inilah Pemicunya!
Menjadi korban dalam kecelakaan maut tersebut, Agus meninggalkan satu istri dan tiga orang anak.
Selain Agus, kecelakaan ini menewaskan tiga korban lainnya meliputi:
1. Agus Bambang
Usia ± 60 tahun
Alamat Perumahan Dinar Mas, Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang
2. Agus Abdullah
Usia ± 54 tahun
Alamat Ketilang Semarang
3. Ihsan Ngadikan
Usia ± 58 tahun
Alamat Dinar Mas Semarang
4. Bahtiar
Usia ± 30 tahun
Alamat Dinar Mas Semarang. (TribunWow.com/Dhika Intan)