Mengenang 9 Tahun Kepergian Sophan Sophiaan, Widyawati Unggah Foto yang Mengharukan

TRIBUNWOW.COM - Artis senior Sophan Sophiaan meningal pada tahun 2008 silam.

Sophan Sophiaan meninggal saat dirinya mengikuti touring.

• Ayu Ting Ting Selfie Bareng Member EXO, Bikin Sakit tapi Tak Berdarah!

Ia terjatuh dari Harley yang ditungganginya, di kawasan hutan Widodaren di perbatasan Ngawi, Jawa Timur, dan Sragen, Jawa Tengah.

Sophan Sophiaan diketahui gemar mengendarai motor gede (moge).

Ia juga menjadi ketua event Jalur Merah Putih (JMP) 2008 yang diikuti 273 Harley Davidson.

• Segera Jadi Gubernur, Anies Buka Kesempatan Kolaborasi Warga dengan Pemprov Jakarta

Jenazah Sophan Sophiaan, dimakamkan pada hari Minggu,18 Mei 2008 di TPU Tanah Kusir, Jakarta.

Dilansir dari Kompas.com, sebelum touring dan selama perjalanan touring, Sophan ternyata sudah memberi firasat kepada istri dan teman-temannya.

Sophan berulangkali mengatakan sudah capai mengendarai motor Harley Davidson.

• 4 Tipe Pelancong (Traveller) di Dunia, Anda Tipe yang Mana?

Ia pamit ke teman-temannya, untuk tidak berkendara Harley lagi setelah touring JMP 2008 .

Tak hanya sebagai artis senior itu juga terlibat aktif dalam dunia politik di Indonesia.

Dirinya pernah mejabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Majelis Permusyawaratan Rakyat RI.

Setelah 9 tahun berlalu, Istri Sophan Sophiaan, Widyawati masih terus mengenang suami tercintanya.

Widyawati mengenang suami tercintanya dengan mengunggah sebuah foto keluarga diakun instagramnya.

Dirinya tampak bersama kedua putranya Roma Sophiaan dan Romi Sophiaan.

Tak hanya itu, kedua menantu dan para cucunya ikut berpose bersama dirinya.

• Pernyataan Lengkap Firza Saat Diperiksa hingga Alasan Polisi Tak Menahannya, Mencengangkan!

Keluarga tersebut tampak berpose di depan lukisan wajah Sophan Sophiaan.

Mereka tersenyum tipis.

Widyawati dan para menantunya tampak mengenakan kerudung.

Foto tersebut diunggah Widyawati di akun media sosial Instagramnya @phandya

Widyawati memberikan keterangan foto tersebut dengan curhatan yang penuh dengan kerinduan

"Mengenang 9 tahun kepergianmu, Kau yang selalu dalam kenangan dan kerinduan

Mantingan 17 May 2008, #ketegasanmu#keberanianmu#kejujuranmu" tulis Widyawati dalam keterangan foto.

• Spesifikasi Luar Biasa Meriam Giant Bow yang Tewaskan 4 TNI Saat Gladi Bersih di Natuna

Netizen yang melihat foto tersebut langsung membanjiri doa utnuk Sophan Sophiaan.

@yulliantie_webby22: "Alfitaha buat Beliau , smoga Bapak Sophan tenang di sisiNYA , mirip Bpak Sophan Putra Putra Bundaa"

@rena_ags: "Tiap kali liat wajah bunda widya tergmbr rs sedih kangen yg mendalam .. Hati bagai teriris tp tak berdaya ... Semangat bundaaa .. Allah pasti mempertemukn bunda dg bpk sophan disyurga .. Aminnn"

@emmarusmilla: "Al Fatiha...semangat,sehat wal Afiat, bunda dan keluarga bahagia dan selalu dlm lindungan Allah"

@subardjonuryani: "Semoga bung Sophan Sofian tenang disisiNya dan kluarga mb Widya selalu dalam lindunganNya"

@hettyeffendy: "Aduh....tak terasa sdh 9 th ya ....sy bangga mbak Wid tetap setia"

Karier Sophia Sophiaan di dunai hiburan

Nama Sophan Sophiaan terkenal sejak dirinya membintangi sejumlah film.

Tak hanya itu, dirinya juga pernah menjadi sutradara.

Inilah judul film yang menjadi karya sepanjang kariernya yang dilansir dari wikipedia.

Judul Film

Lisa (1971)
Pengantin remaja (1971)
Lorong hitam (1971)
Matahari hampir terbenam (1971)
Perkawinan (1972)
Tjintaku djauh dipulau (1972)
Si bongkok (1972)
Pemberang (1972)
Mutiara dalam lumpur (1972)
Pencopet (1973)
Anak yatim (1973)
Percintaan (1973)
Timang-timang anakku sayang (1973)
Perempuan (1973)
Romi dan juli (1974)
Cinta remaja (1974)
Aku cinta padamu (1974)
Kehormatan (1974)
Gaun pengantin (1974)
Demi cinta (1974)
Sentuhan cinta (1976)
Rahasia seorang ibu (1977)
Kemilau kemuning senja (1980)
Amalia s.h. (1981)
Perempuan kedua (1990)
Yang tercinta (1991)
Love (2008)

Sebagai sutradara

Jinak-jinak merpati (1975)
Widuri kekasihku (1976)
Letnan harahap (1977)
Bung kecil (1978)
Buah hati mama (1980)
Jangan ambil nyawaku (1981)
Bunga bangsa (1982)
Kadarwati (1983)
Saat-saat yang indah (1984)
Tinggal landas buat kekasih (1984)
Melintas badai (1985)
Damai kami sepanjang hari (1985)
Di balik dinding kelabu (1986)
Arini, masih ada kereta yang lewat (1987)
Ayu dan ayu (1988)
Suami (1988)
Sesaat dalam pelukan (1989)
Ketika senyummu hadir (1991)
Sesal (1994) (TribunWow.com / Woro Seto)