Breaking News:

Waspada! Terima Email, Duitmu Bisa Ludes Terkuras

Alfons Tanujaya, analis Vaksin, menghimbau para pengguna surat elektronik (email).

Penulis: Woro Seto
Editor: Maya Nirmala Tyas Lalita
KOMPAS.com
Ilustrasi 

TRIBUNWOW.COM - Alfons Tanujaya, analis Vaksin, menghimbau para pengguna surat elektronik (email) saat seminar "Age of Ransomware" di Jakarta, Selasa (26/5/2015) 

Maraknya program ransomware Wannacry yang mengintai komputer di seluruh dunia membuat masyarakat pengguna tekhnologi merasa was-was.

Sejak Jumat (12/5/2017), dunia tekhnologi tengah dihebohkan dengan ransomware yang menyerang beberapa rumah sakit di Indonesia.

Waspada Ransomware! Jangan Nyalakan Komputer Sebelum Lakukan Ini

Tak hanya menyerang di Indonesia, ransomware juga menyerang 16 rumah sakit di Inggris dan telah menyebar luas ke 99 negara dalam waktu kurang dari dua hari.

Ketika program 'jahat' ini mulai menyebar, semua data yang ada di dalam komputer tidak akan bisa kembali.

Pada kenyataannya, seorang lembaga antivirus untuk saat ini tidak bisa membantu mengembalikan data yang telah dienkripsi.

Gugur Bunga Berkumandang, Situs Polda Riau Jadi Sasaran Gerilya Hacker Pendukung Ahok!

Cara pencegahan agar tidak terjangkit virus ini dengan cara berhati-hati saat mengakses sebuah situs.

Hindari mengunduh data dari situs yang tidak dikenal.

Tak hanya itu, Alfons juga menyarankan agar tidak mengunduh attachment saat membuka email jika dari orang yang tidak dikenal.

Apabila hal tersebut terjadi, maka pengguna bisa mendapatkan datanya kembali dengan membeli passoword dari penjahat cyber.

Untuk membeli pasword dari penjahat cyber, harus menggunakan mata uang Bitcoin.

Pembelian password tersebut cukup rumit dan panjang.

"Saya harus menukar uang Rupiah ke Dollar AS. Setelah itu program harus menukarnya kembali ke mata uang Bitcoin. Cukup panjang prosesnya," ujar Alfons.

'Ransomware' minta tebusan 4 juta.

Jenis ransomware bernama Wanna Cry atau Wanna Decryptor yang melanda hampir 100 negara di seluruh dunia.

Virus tersebut mulai terdeteksi masuk ke Indonesia pada tanggal 12 Mei 2017.

Hal tersebut dijelaskan oleh Technical Consultant PT Prosperita ESET Indonesia, Yudhi Kukuh, dalam keterangan tertulis yang diterima KompasTekno, Sabtu (13/5/2017).

Yudhi menambahkan, ketika virus ini menyebar ke Indonesia, beberapa perusahaan sudahmematikan sistem komputer, namun tetap saja virus ini memakan korban.

Saat ini virus tersebut telah menyerang Rumah Sakit Dharmais.

Hal ini dibenarkan oleh Direktur RS Dharmais, Abdul Kadir.

Abdul kadir mengungkapkan jika ransomware tersebut menyerang rumah sakit, Sabtu (13/5/2017) pagi hari.

"Ransomware menyerang sejak pagi, dan cepat sekali masuknya," ujar Abdul Kadir ketika dihubungi TribunWow.com melalui sambungan telepon.

Tampilan sistem antrean pasien sebuah rumah sakit di Jakarta yang terjangkit malware Ransomware, Sabtu (13/5/2017
Tampilan sistem antrean pasien sebuah rumah sakit di Jakarta yang terjangkit malware Ransomware, Sabtu (13/5/2017) (hand-out)

Prompt dan notifikasi (ransom note) tersebut berbahasa Indonesia karena Wanna Decryptor bersifat multi-lingual untuk menyasar korban di berbagai negara.

Ada lebih dari 25 bahasa yang bisa ditampilkan oleh Ransomware ini, termasuk Indonesia dan Inggris.

Ransomware Wanna Decryptor di rumah sakit tersebut diduga telah mengunci sistem piranti lunak dan data pasien dengan menggunakan enkripsi.

Apabila pihak rumah sakit ingin menyelamatkan datanya yang disandera, maka haruis menebus uang senilai 300 dollar AS atau setara dengan 4 juta rupiah.

Alfons Tanujaya analis Vaksin, dalam seminar "Age of Ransomware" di Jakarta, Selasa (26/5/2015) menerangkan cara membeli pasword dari penjahat cyber.

Untuk mengembalikan data tersebut, pengguna hasrus membeli password dari penjahat cyber untuk mendekripsi ulang data.

Untuk "membeli" password dari si penjahat itu pun dipastikan bukan perkara yang mudah. Alasannya, si penanam Ransomware biasanya meminta uang dalam mata uang cyber, Bitcoin.

Jangan Sambungkan komputer ke Internet

Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangarepan ikut angkat bicara.

Dilansir dari KOMPAS.com, Menurutnya program ransomware WannaCry bisa mneyangkit komputer di Indonesia tanpa disadari.

“Ini kan libur panjang (akhir pekan), beberapa kantor ada yang tutup hingga Senin depan. Takutnya begitu menyalakan PC mereka terinfeksi sehingga (ransomware WannaCry) masuk ke jaringan,” ujar Semuel kepada KompasTekno, Sabtu (13/5/2017).

Mengagapi hal itu, ketua Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (Id-SIRTII), M. Salahuddin menghimbau agar komputer kantor ataupun perorangan tidak langsung menyalakan komputer yang tersambung ke jaringan Internet. (TribunWow.com/Woro Seto)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
RansomwareJakartaWannaCryInggris
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved