Breaking News:

Dianggap Berbau Komunis, Pameran Seni Bertema Wiji Thukul Dibubarkan Ormas!

Pameran kesenian Wiji Thukul yang bertema "Aku Masih Utuh dan Kata-Kara Belum Binasa" oleh Andreas Iswinarto, dibubarkan oleh sebuah organisasi massa.

Penulis: Lolita Valda Claudia
Editor: Galih Pangestu Jati
Tribunnews/Kolase

TRIBUNWOW.COM - Pameran kesenian Wiji Thukul yang bertema "Aku Masih Utuh dan Kata-Kata Belum Binasa" oleh Andreas Iswinarto, dibubarkan organisasi massa (ormas) Pemuda Pacasila pada Senin (8/5/2017) Yyang bertempat di Pusat Studi Hak Asasi Manusia (Pusham) Universitas Islam Indonesia (UII) .

UII
UII (Kompas.com/Markus Yuwono)

Pada pamerannya tersebut, Andreas mencoba mengangkat kembali puisi-puisi Wiji Thukul melalui goresan tinta yang dituangkan dalam kanvas berupa lukisan abstrak.

Namun ormas Pemuda Pancasila menganggap acara itu berbau komunis.

Begini Nada Pemberitaan Media-media Asing soal Vonis Penjara untuk Ahok

Eko Riyadi selaku Direktur Pusham UII menyayangkan adanya pembubaran pameran yang dilakukan oleh para ormas, karena menurutnya kegiatan itu tak ada unsur komunisme seperti yang dituduhkan.

"Ini acara pameran lukisan karya pelukis Andreas Iswinarto yang terinspirasi puisinya Wiji Thukul, hari ini mulai semacam pameran. lukisan abstrak, ditempel sama puisinya," katanya.

"Pemuda Pancasila menuduh ini acaranya komunis, ini pameran abstrak. Enggak ada hubungannya sama komunis dan macam-macam," tambah dia.

Pertimbangan yang diambil oleh Eko ialah beberapa waktu lalu telah diluncurkan film yang mengangkat kisah Wiji Thukul dan tidak ada masalah.

"Saya tidak tahu, sebenarnya ini kegiatan pameran. Kalaupun diskusi akademik terkait kasus pelanggaran HAM. Jadi pembubaran tidak mendasar, mereka (PP) bukan alat negara, tidak punya otoritas, tidak ada dasar. Mereka menanyakan izin," ucapnya.

Sebelumnya di beberapa titik wilayah Yogyakarta telah terjadi pembubaran diskusi terkait kasus pelanggaran HAM.

Apa Tanggapan Jokowi soal Ahok Divonis Dua Tahun Penjara?

Sehingga kuat dugaan pembubaran ini juga menjadi salah satu rangkaian dari peristiwa sebelumnya.

Eka juga menambahkan adanya "aktor" intelektual di balik pembubaran pameran kesenian ini.

"Kalau melihat sistematisnya, ini kan pembubaran kesekian kalinya di Yogya, polanya hampir sama. Saya kira ini tidak berdiri sendiri. Saya menduga kuat ada aktor intektual di belakang. Acara ini rencananya hari Jumat, tetapi hari ini mereka sudah tahu," sebutnya.

Tak sampai di situ, Eko berencana akan melaporkan kejadian ini ke Polda Yogyakarta, karena peristiwa tak mengenakkan tersebut dianggap telah merenggut kebebasan berekspresi.

Di samping itu, Ketua Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasial DIY, Faried Giant Soeparjan menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan pemantauan sebelum membubarkan acara.

"Kami indikasikan acara ini berbalut gerakan anak turun komunis. Dengan paham itu kami bukan tidak boleh (pameran) sebenarnya," ucapnya.

Ahok Dijebloskan ke Cipinang, Begini Ekspresi, Usaha, dan Doa Menyayat Hati dari Djarot untuk Ahok

Dirinya juga mengatakan bahwa acara tersebut tak memiliki izin dari pihak kepolisian serta dilaksanakan di lokasi yang tersebunyi.

"Kalau memang untuk kemajuan seni di rumah saya pun boleh. Saya dan Pemuda Pancasila akan intoleran untuk komunis, Organisasi Papua Merdeka dan separatis. Tapi saya tidak anti Papua," katanya.

Backdrop puisi Widji Thukul
Backdrop puisi Widji Thukul (TribunJogja/ Pradito Rida Pertana)

Wiji Thukul sendiri merupakan seorang seniman juga aktivis HAM yang menghilang sejak tahun 1998 dan keberadaannya belum ditemukan hingga detik ini.

Akibat dari pembubaran pameran lukisan tersebut, beberapa puisi dan lukisan disita oleh pihak ormas.

"Kita sempat tarik-tarikan dengan mereka, tadi hanya ada 15 orang di sini dan 7 orang staf wanita, mereka memaksa namun kami mencegahnya namun akhirnya mereka berhasil menyita lima poster dan 10 puisi yang tertempel di dinding lantai bawah, lainnya aman," ucapnya. (TribunWow.com/Lolita Valda Claudia)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Universitas Islam Indonesia (UII)Wiji ThukulYogyakarta
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved