Melihat Perjuangan Luar Biasa Kartini Melalui Isi Surat-suratnya!
Melalui surat-surat yang ditulis olehnya, kita bisa mengetahui perjuangan luar biasa yang dilakukan Kartini semasa hidupnya.
Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Wulan Kurnia Putri
Sebagai seorang yang besar di lingkungan bangsawan, adat istiadat merupakan hal yang melekat pada diri Kartini.
Kepada Stella, Kartini kemudian menceritakan kondisi perempuan di Hindia Belanda, yang sulit lepas dari belenggu adat.
Sehingga, perempuan dianggap Kartini bagai hidup dalam bui.
• Deretan Tempat yang Abadikan Nama RA Kartini, Nomor 3 Mencengangkan!
"Pada usia 12 tahun saya harus tinggal di dalam rumah. Saya harus masuk 'kotak'. Saya dikurung di dalam rumah, sama sekali terasing dari dunia luar. Saya tidak boleh kembali ke dunia itu selagi belum didampingi suami, seorang laki-laki yang asing sama sekali, yang dipilih orangtua kami untuk kami, tanpa sepengetahuan kami," tulis Kartini.
Namun, keluarga Kartini cenderung lebih terbuka.
Hingga pada usia 16 tahun, Kartini masih boleh menikmati kehidupan di luar rumah.
Kartini masih dibolehkan menikmati usia lajangnya.
• Deretan Artis Cantik Berdandan ala Kartini, Menurut Kalian Paling Cocok Siapa?
"Alhamdulillah.. Alhamdulillah saya boleh meninggalkan penjara saya. Sebagai orang bebas yang tidak terikat kepada seorang suami yang dipaksakan kepada saya..."
"Pertama kali dalam hidup kami, kami diperkenankan meninggalkan kota kediaman kami dan ikut pergi ke Ibu Kota untuk menghadiri semua perayaan yang diselenggarakan di sana sebagai penghormatan kepada Sri Ratu ( Belanda)."

Kisahnya yang 'mendobrak' tata krama kaku dalam keluarganya
Kartini begitu membenci segala kekakuan.
Ia memiliki prinsip akan kebebasan dan hal itu sangatlah bertentangan dengan kodratnya sebagai perempuan yang hidup di lingkungan bangsawan Jawa, di mana tata krama harus dijunjung tinggi.
Hal itu ia tuliskan dalam suratnya kepada sahabat penanya, Stella, sebagaimana tertulis dalam buku Surat-surat Kartini, Renungan tentang dan untuk Bangsanya (1979)