Novel Baswedan Disiram Air Keras
7 Fakta Teror Terhadap Novel Baswedan, Titik Cerah Mulai Ditemukan!
Dihimpun oleh TribunWow.com, inilah fakta-fakta terkait kejadian yang menimpa Novel Baswedan.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Tinwarotul Fatonah
TRIBUNWOW.COM - Kasus penyerangan yang menimpa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan menarik perhatian pemberitaan nasional.
Diketahui bahwa, Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang pengendara motor tak dikenal.
Kejadian ini terjadi di masjid Al Ihsan, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Novel diserang saat berada di depan masjid Al Ihsan, usai menjalankan salat subuh, sekitar pukul 05.10 WIB.
Dihimpun oleh TribunWow.com, inilah fakta-fakta terkait kejadian yang menimpa Novel Baswedan.
• Apa yang Dilakukan Novel Baswedan Sesaat Setelah Disiram Air Keras Sudah Tepat
1. Bahaya Air Keras
Mengutip Kompas.com, air keras merupakan larutan asam pekat yang sering digunakan dalam dunia kriminalitas.
Serangan air keras ini juga bisa mengakibatkan kematian.
Namun jika korban selamat, seringkali mereka harus menanggung trauma fisik dan psikologis karena mengalami kecacatan.
Saat terkena kulit, air keras, seperti asam sulfat, asam klorida, atau air raksa akan membuat kulit meleleh bahkan sampai terlihat putih tulangnya.
Jika lukanya cukup dalam, bahkan air keras bisa membuat kulit hancur.
Jika terkena mata, air keras bisa mengakibatkan penglihatan menjadi kabur dan kebutaan.
Sedangkan jika larutan ini terhirup, bisa mengakibatkan toksik atau keracunan bahkan kematian.
Air keras akan membuat iritasi pada hidung dan tenggorokan.
Gejalanya berupa batuk, sesak nafas, dan dada seperti tertekan.
• Sebelum Tragedi Air Keras, Novel Baswedan: Hidup Saya Ini Tambahan untuk Memberantas Korupsi
2. Dibuntuti oleh orang tak dikenal
Novel Baswedan merasa selama sebulan ini dirinya dbuntuti oleh orang yang tak dikenal.
Hal ini diungkapkan oleh Taufik Baswedan, selaku adik dari Novel Baswedan.
Taufik mengungkapkan kakaknya dibuntuti baik pada pagi, siang, malam dan subuh hari.
"Udah sebulan ini, si Novel itu cerita ya jikalau sebulanan ini, sedang diikuti seseorang yang dikenalnya," ungkap Taufik, Selasa (11/4/2017) seperti dikutip dari Tribunnews.com.
Taufik menceritakan bahwa kakaknya kerap memperhatikan beberapa orang yang nongkrong di Masjid Al-Ikhsan.
"Kemudian, setiap subuh yang dalam sebulan ini, Novel itu memang sudah memperhatikan kalau ada beberapa orang yamg nongkrong di Masjid Al- Ikhsan, namun tidak shalat. Ya dari situ lah. Novel merasa kalau orang nongkrong tersebut sering memperhatikannya. Malahan, ia merasakan kalau dirinya diikuti oleh mereka sembunyi-sembunyi. Tapi, Novel sadar soal itu ya," ujarnya.
"Novel itu dibuntuti pelan-pelan. Enggak hanya subuh, Novel kalau pulang malam hari, rasa-rasa ada yang mengikuti kata dia (Novel). Nah itu perasaan Novel ya sebulanan ini. Ia saat ini memang sering merasa aneh, karena dianya ini merasakan betul-betul ada yang perhatikan dia sembunyi-sembunyi. Namun, karena Novel merasa baru enggak sekali ini merasakan hal seperti itu (teror), yah namanya juga penyidik KPK ya. Tapi dia (Novel) sih enggak bercerita ke saya soal kasus yang lagi ditangani saat ini ya," imbuhnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Imam Masjid Al-Ikhsan, Abdur Rahim Hasan.
"Pak Novel pernah cerita ke saya beberapa hari lalu, di bilang sudah dua minggu ini saya merasa dibuntuti. Tapi, saya enggak cerita ke siapa-siapa karena takut saya dikira paranoid," ujar Hasan kepada Tribunnews.com.
"Saya jawab ke Pak Novel, 'Banyakin salawat pak'. Eh, tahu-tahu ada kejadian hari ini," katanya.
• Terkait Penyerangan terhadap Novel Baswedan, Dugaan Wakil Presiden Jusuf Kalla Tak Terduga!
3. Dugaan Jusuf Kalla
Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla (JK) juga angkat bicara terkait penyiraman air keras kepada penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan usai menjalankan salat subuh di Masjid Al Ikhsan oleh orang tak dikenal, Selasa (11/4/2017) subuh hari.
JK menduga penyerangan yang menimpa Novel ini terkait dengan kasus besar yang sedang ditangani oleh Novel di KPK.
"Pasti ini kasus hukum yang besar, kalau kasus kecil, mana mau dia celakakan orang begitu," ujarnya di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (11/4/2017) seperti dikutip dari Tribunnews.com.
Jika menilai ada pihak tertentu yang terindikasi melakukan perlawanan dan sedang tersandung kasus hukum.
Namun JK tidak mau berspekulasi terlalu jauh atas kasus hukum apa yang ditangani oleh Novel Baswedan.
"Kita tidak bisa langsung menyebut, kasus apa. Tunggu pihak kepolisian saja yang menjelaskan karena ini kan kewenangan mereka," ujarnya.
Orang bayaran
JK juga menduga bahwa penyerangan kepada Novel tersebut dilakukan oleh orang suruhan yang dibayar.
"Iya setidaknya orang suruhan, kalau tidak mana mungkin sampai begitu," ujarnya.
Ia dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) merasa prihatin atas kejadian tersebut dan meminta agar kepolisian segera mengusut tuntas kejadian tersebut.
"Presiden juga berharap agar bisa serius dan cepat menangkap pelakunya," ujar JK.
• Permintaan Mendesak Presiden Jokowi Pasca-Insiden Novel Baswedan Disiram Air Keras
4. Jokowi Mengutuk
Presiden Jokowi mengutuk keras aksi yang menimpa Novel dan berharap agar aksi teror tersebut tak terulang lagi.
"Itu tindakan brutal yang saya mengutuk keras. Saya perintahkan pada Kapolri untuk dicari siapa (pelaku), jangan sampai orang yang punya prinsip teguh seperti itu, dilukai dengan cara-cara tidak beradap. Ini tidak boleh terulang lagi," tegas Jokowi seperti dikutip dari Tribunnews.com, Selasa (11/4/2017).
Jokowi juga mengungkapkan kejadian ini sebagai bentuk kejahatan kriminal.
Terkait penjagaan kepada penyidik, Jokowi berharap agar semua penyidik yang menangani kasus kasus kejahatan korupsi untuk waspada.
"Ke semuanyalah, semua penyidik harus waspada," tegasnya.
Ia juga berharap agar penyidik KPK tetap semangat menunaikan tugasnya.
5. Anies: Novel tak hanya sekali diteror
Anies Baswedan tak terkejut mendengar kabar sepupunya, Novel Baswedan menjadi sasaran teror.
Hal ini dikarenakan sepak terjang Novel sebagai penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menangani kasus besar korupsi.
Anies juga mengungkapkan penyerangan ini bukanlah kali pertama dialami oleh Novel.
"Ini sudah yang kelima kali, bukan yang pertama kali. Jadi ini, bukan sesuatu yang aneh dan kaget, enggak," ucap Anies, usai menjenguk Novel di RS Mitra Keluarga di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (11/4/2017), seperti dikutip dari Tribunnews.com.
Anies mengungkapkan kejadian yang menimpa Novel merupakan resiko dari pekerjaan.
"Yang namanya menegakkan kebenaran, melawan korupsi, itu akan berhadapan dengan tantangan," imbuhnya.
6. Pernah diserempet mobil
Pengacara Novel, Julius Ibrani kepada Tribunnews.com mengungkapkan satu di antara kekerasan yang dialami Novel adalah diserempet mobil saat Novel hendak pulang ke kediamannya di kawasan Kelapa Gading.
"Novel Baswedan sempat diserempet mobil dari samping waktu (Novel) bawa motor sampai menabrak warung rokok, tapi langsung ditolong (warga sekitar), itu kejadiannya malam-malam," ujarnya saat dihubungi Tribunnews.com.
Novel diketahui kerap mengendarai sepeda motor untuk pulang ke kediamannya usai bertugas di KPK.
Hal itulah yang dimanfaatkan oleh pelaku, yang sampai saat ini belum diketahui identitasnya.
"Untungnya waktu itu lalu lintas lagi ramai, jadi penyerempet tidak sempat ngapa-ngapain Novel," ujarnya.
Julius mengetahui peristiwa tersebut dari penuturan Novel.
Julius juga mengaku tahu sejumlah kasus kekerasan yang dialami oleh orang-orang di KPK, namun ia enggan menceritakannya.
• Titik Cerah! Terungkap Foto Diduga Pelaku Penyerangan Terhadap Novel Baswedan
7. Terungkap foto diduga pelaku penyerangan
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, mengungkapkan bahwa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan memiliki foto orang yang diduga sebagai pelaku penyerangan.
Hal itu disampaikan oleh Mahfud ketika menjenguk Novel di RS Mata JEC, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (11/4/2017).
Mahfud juga mengungkapkan bahwa Novel merasa dibuntuti oleh beberapa orang.
"Tidak spesifik membuntuti. Tapi ada gejala-gejala mencurigakan. Ada orang yang sering datang ke lingkungan dia, bahkan sudah difoto. Tinggal dicari saja nanti," kata Mahfud kepada Tribunnews.com.
Menurut mahfud, meski belum bisa dipastikan sebagai pelaku penyerangan, namun foto tersebut dapat membantu penelusuran yang dilakukan pihak kepolisian.
"Saya tidak tahu apakah itu bukti atau tidak. Tapi sebagai indikasi awal barangkali ada orang yang sering mendekati mungkin bisa," ujar Mahfud.
Mahfud yakin bahwa pihak kepolisian dapat mengusut tuntas kasus ini. (TribunWow.com/Fachri Sakti Nugroho)