Rahasia Kisah Asmara Semanis Tebu Soeharto dan Ibu Tien yang Menyentuh Kalbu
Banyak yang tertarik dengan cerita di balik sosoknya yang murah senyum tersebut, termasuk perihal kehidupan asmaranya yang jauh dari sorotan media.
Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Maya Nirmala Tyas Lalita
Justru Ibu Tin-lah yang sempat berkelakar bahwa suatu saat nanti dirinya akan menjadi kakak ipar Sulardi.
Keduanya berpisah selepas sekolah, Soeharto melanjutkan ke PETA dan terjun ke dunia ketentaraan. Sementara Ibu Tin aktif di Laswi dan PMI.
Pada tahun 1947, usia Soeharto menginjak 27 tahun.
Saat itu ia menyempatkan dirinya untuk mengunjungi keluarga Prawirowiardjo yang sudah lama mengasuhnya.
Keluarga bibi dan pamannya itu belum lama pindah ke Jogja dari Wonogiri.
Saat bertandang itu, sang bibi meminta Soeharto untuk segera menikah karena sudah cukup usia.
Bahkan, sang bibi juga bersedia mencarikan calon istri untuk Soeharto.
Namun, Soeharto sempat menolak secara halus tawaran sang bibi dengan alasan ingin fokus ke dunia militernya.
Tapi akhirnya, setelah dibujuk Soeharto pun luluh hatinya.
Saat Soeharto menanyakan siapa calon yang cocok untuknya kepada sang bibi, bibinya tersebut tersenyum dan menjawab bahwa Soeharto sebenarnya sudah kenal dengan gadis tersebut.
Ia mengingatkan Soeharto pada sosok Sri Hartinah.
Tentunya Soeharto tidak lupa dengan sosok adik kelasnya tersebut yang sering mengolok-olok sepupunya sebagai adik ipar.

Namun, bukannya bersemangat, Soeharto malah tidak percaya.
Karena diketahui Ibu Tin adalah keluarga ningrat, Ia adalah seorang putri dari RM Soemoharjomo dan Raden Ayu Hatmati Hatmoedojo, wedana dari Kraton Mangkunegaran, Surakarta.
Soeharto merasa tidak pantas dirinya bersanding dengan putri ningrat itu.