Tiga Fakta Mengerikan Skip Challenge, dari Pingsan hingga Berujung Kematian
Permainan Skip Challenge yang belakangan ini ramai diikuti oleh remaja ternyata mengundang bahaya.
Penulis: Maya Nirmala Tyas Lalita
Editor: Rendy Adrikni Sadikin
Hipoksia juga merupakan salah satu pemicu penyakit tersebut.
Untungnya, pada kasus ini, tubuh masih memiliki daya adaptasi untuk mengatasi dan menyembuhkan luka itu.
Tentang Skip Challenge
Skip challenge atau passout memang sedang heboh diperbincangkan di dunia maya.
Sejatinya, tantangan membahayakan ini memiliki beberapa versi.
Cara memainkannya sederhana, hanya menekan jalan napas atau aliran darah sejenak kemudian dibuka kembali.
Biasanya penekanan ini dilakukan pada bagian dada, letaknya pusat saluran pernapasan.
Tujuannya tak lain untuk mendapat sensasi "high".
Masih tentang bahayanya, permainan ini sempat menelan korban di California pada Maret 2016 silam.
Adalah seorang anak usia 11 tahun bernama Da'Vorius Gray yang tewas setelah melihat permainan tersebut di internet.
Diduga setelah melihat permainan itu, Gray menirukannya hingga kemudian ditemukan tak bernyawa di kamar mandi rumahnya sendiri.
Sebelum Gray, Erik Robinson (12) juga tewas di ruang tamu setelah memainkan tantangan tersebut.
Lalu Karnel Haughton asal Birmigham Inggris juga menjadi korban permainan yang dianggap seru namun berbahaya ini.
Hingga saat ini, pemerintah Indonesia masih berusaha mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan permainan maut tersebut.
Lantaran kebanyakan peminatnya adalah siswa sekolah, himbauan ini dikhususkan bagi guru dan karyawan sekolah agar lebih tegas kepada siswanya yang diketahui melakukan tantangan itu.