Keunikan Operasi Simpatik 2017, dari Kampanye Pakai Bahasa Daerah sampai Pakai Baju Tokoh Jawa
Ternyata banyak cara yang dilakukan polisi untuk mensosialisasikan Operasi Simpatik ini.TribunWow.com menemukan beberapa keunikan di sejumlah daerah.
Penulis: Tinwarotul Fatonah
Editor: Tinwarotul Fatonah
Selama operasi pihaknya pun menerjunkan 140 personel gabungan dari polsek dan polres.
Sementara prosentase tindakan bagi pelanggar lalu lintas, sebanyak 80 persen preventif dan 20 persen tindakan.
“Kami harapkan dapat menekan angka kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas di wilayah Gunungkidul," ujar Samiyono.
3. Beri Efek Jera Pelanggar dengan Sungkem kepada Orangtua
Dilansir dari Tribratanews.com, Polres Karanganyar, Jawa Tengah, menggelar Operasi Simpatik Candi 2017 di depan Gedung Wanita Karanganyar, Rabu (01-03-2017).

Kegiatan dihari pertama Operasi Simpatik Candi 2017 ini, Polres Karang berhasil menjaring 69 pelajar yang tidak melengkapi surat-surat atau kelengkapan kendaraan.
Polres Karanganyar kemudian mengumpulkan para pelajara yang terjaring razia di ruang pertemuan Satpas SIM Sat Lantas Polres Karanganyar. Selanjutnya, diberikan tausiyah oleh ustadz Ipda Haji Rohmat dan beberapa personel Polres Karanganyar,
Setelah kegiatan tausiyah, Polres Karanganyar juga mengundang para guru dan orangtua pelajar yang terjaring dalam operasi Simpatik Candi 2017 tersebut.
Saat dipertemukan, para orangtua merasa kecewa dan sedih atas perilaku anaknya masing-masing. Beberapa dari orangtua tidak mengetahui kalau anaknya membawa sepeda motor. Beberapa siswa juga kerap mengambil kesempatan dalam mengendarai sepeda motor.
Di sisi lain, para orangtua pun sangat berterimakasih kepada Polri, khususnya Polres Karanganyar yang sudah menggelar Operasi Simpatik Candi 2017 ini. Selain itu, para guru juga mengucapkan hal yang sama dalam hal pembinaan kepada para remaja yang masih duduk di bangku sekolah memang butuh pembinaan seperti ini.
Selanjutnya untuk memberikan efek jera, para pelajar diwajibkan sungkem kepada orangtua masing-masing dibarengi sang anak tersebut berjanji untuk tidak akan mengulangi perbuatannya yang dituangkan dalam surat pernyataan dan disaksikan langsung oleh petugas Polres Karanganyar.
Kapolres Karanganyar AKBP Ade Safri Simanjuntak , SIK, MSi, menturkan, tradisi Sungkem adalah tradisi Jawa dimana sungkem dilakukan oleh anak ke hadapan orangtua serta keluarga yang lebih tua untuk menunjukkan tanda bakti dan rasa terimakasih atas bimbingan dari orang tua.
Disampaikan AKBP Ade, ide kegiatan ini sebenarnya berawal dari keprihatinan Polres Karanganyar karena banyaknya kecelakaan yang melibatkan pelajar, sehingga perlu langkah-langkah preemtif dan preventif.
“Kegiatan ini mengedepankan fungsi pembinaan, dalam upaya meningkatkan kedisiplinan para pelajar, agar terhindar dari kecelakaan yang melibatkan pelajar serta mengurangi pelanggaran berlalu-lintas dan menjadi pelopor keselamatan berlalu-lintas,” kata AKBP Ade Safri Simanjuntak SIK, MSi. [Humas Polres Karanganyar]