Banjir Jakarta
Kampung Pulo dan Bukit Duri Kena Banjir Ternyata Gara-gara Ini
Banjir di Kampung Pulo kemarin memunculkan pertanyaan. Mengapa kawasan yang sudah dinormalisasi itu tergenang lagi?
Editor: Rimawan Prasetiyo
"Rumah saya kan depannya saluran air ke Ciliwung. Jadi lebih cepat naiknya. Tapi enggak sampai masuk ke rumah kok, di depan aja," ujar Tia.
Warga Kampung Pulo mensyukuri keberadaan tanggul.
Sebelum ada tanggul, untuk ukuran status Ciliwung yang siaga II seperti kemarin, warga sudah terkena banjir parah.
"Kalau belum ada tanggul, begini mah (siaga II) sudah tinggi banget banjirnya. Bisa sampai ketutup rumah," kata Tia.
Hal senada diungkapkan Mira. Menurut dia, jika status siaga II warga terpaksa mengungsi dari tempat tinggalnya.
Namun dengan adanya tanggul, banjir tidak separah dulu sebelum dinormalisasi.
"Hampir dua tahun banjir enggak separah dulu. Kalau dulu segini (siaga II) bisa sampai tiga atau empat meter. Apalagi kalau siaga satu," ujar Mira.
Untuk menguras air yang masuk ke permukiman, Pemprov DKI menurunkan mesin pompa.
Air dari permukiman disedot dan dibuang kembali ke Sungai Ciliwung.
Bukit Duri
Daerah Bukit Duri juga terlanda banjir, khususnya di kawasan SMA Negeri 8. Pelajar di sekolah tersebut terpaksa diliburkan.
Tinggi banjir mencapai kurang lebih 40 sentimeter di kawasan itu.
Permukiman di Bukit Duri yang dekat bantaran Ciliwung, banjirnya bahkan mencapai 1 meter.
Tidak seperti di Kampung Pulo, kawasan Bukit Duri seperti di SMA Negeri 8 belum terkena proyek normalisasi.
Sungai Ciliwung hanya berjarak beberapa puluh meter dari sekolah tersebut.