Istri Komedian Caisar YKS Minta Dipoligami Setelah Delapan Tahun Mengidap Penyakit Kulit Langka
Dokter belum dapat menemukan obat untuk penyakit yang telah diderita Indadari selama delapan tahun ini.
Editor: suut amdani
TRIBUNWOW.COM - Berbeda dari wanita kebanyakan yang tak ingin dipoligami, istri Caisar YKS justru meminta suaminya untuk berpoligami.
Hal itu disebabkan penyakit kulit langka yang ia idap sejak 8 tahun.
Istri dari komedian Caisar Aditya Putra, Indadari Mindrayanti, mengidap penyakit kulit yang bernama Psioriasis.
Indadari menuturkan, dokter belum dapat menemukan obat untuk penyakit yang telah diderita Indadari selama delapan tahun ini.
Baca: Pengakuan Puteri Indonesia Kezia Warouw Alami Pelecehan Dipegang-pegang Tubuhnya
"Sampai sekarang aku nggak tahu penyakit ini karena apa, jadi muncul saja kayak gitu."
Dokter pun juga nggak paham, sampai sekarang belum ada obat yang bisa sembuhin penyakit aku," tutur Indradari saat dihubungi wartawan melalui telepon, Kamis (2/1/2017).
Setiap penyakit tersebut kambuh, muncul banyak benjolan kecil di kulit Indadari, yang menjadi luka ketika digaruk.
Tak hanya itu, rasa panas dan gatal juga menyertai di tubuh wanita bercadar itu.
"Kalau aku garuk jadi luka ya semacam kayak cacar, yang dirasakan itu panas dan perih," lanjut dia.
Indadari baru menyadari penyakitnya tersebut, saat hamil anak pertama.
Rasa sedih pun menyelimutinya semenjak ia tahu, penyakit tersebut tergolong penyakit langka.
"Ini bukan penyakit keturunan, beda sama asma."
"Psiosiaris adalah penyakit yang langka dan lumayan jarang (diidap), sempat sedih di awal, tapi sekarang sudah menerima," tutur dia.
Selama mengidap penyakit tersebut, Indadari pun tidak diperbolehkan untuk keluar rumah saat cuaca sangat panas atau sangat dingin.
Ia juga tak diperbolehkan terlalu banyak pikiran atau stres, yang membuat benjolan tersebut akan datang semakin banyak.
Merasa tak secantik dulu karena penyakitnya, Indadari meminta Caisar untuk berpoligami.
"Saya kasihan sama suami saya, sempat terlontar pikiran 'enggak apa-apa sayang kalau mau poligami, aku ikhlas Insya Allah'," kata Indadari seperti dikutip TribunSolo.com dari Dream.co.id.
"Ya saya tahu namanya laki-laki, pasti ingin punya istri yang kulitnya enggak bermasalah dan cantik," ujar Indadari.
Namun, permintaan Indadari itu justru ditolak oleh Caisar.
"Belum tentu yang lain bisa nerima aku apa adanya, nanti di surga juga dapat 70 bidadari, ngapain nambah hanya karena penyakit kamu," tambah Indadari, menirukan penolakan Caisar.
Psoriasis, Penyakit Apa Itu?
Psoriasis adalah salah satu jenis gangguanautoimun.
Di mana sistem kekebalan tubuh yang keliru 'menyerang' sel-sel kulit yang sehat.
Menurut dr. Ratna Komala Dewi, Sp.KK., psoriaris bukan disebabkan karena kontak langsung dengan penderita atau genetika.
"Itu sejenis penyakit autoimun, jadi karena tubuhnya sendiri.
Bukan karena bersentuhan dengan penderita psoriasis atau keturunan," jelasnya saat ditemui Nova.id di RKD'S di Ciracas, Jakarta Timur.
Ciri psoriasis adalah kulit yang menebal di beberapa bagian tubuh.
Awalnya, psoriasis hanya berupa ruam merah saja.
Banyak yang belum memahami jika ruam tersebut adalah gejala awal gangguan imunitas tubuh.
Psoriasis awalnya muncul di siku, lutut, jari tangan dan lipatan-lipatan tubuh lainnya.
Tidak menutup kemungkinan pada beberapa kasus psoriasis bisa menyerang seluruh bagian tubuh.
Penebalan kulit akibat penyakit ini menyebabkan penyandang psoriasis imengalami regenerasi kulit yang sangat cepat.
"Normalnya kulit itu beregenerasi sekitar 28 hari, tapi pada penderita psoriasis sangat cepat, baru beberapa hari saja sudah tumbuh yang baru sehingga menumpuk," jelasnya.
Namun jangan khawatir, meski tergolong penyakit autoimun, psoriasis tidak berbahaya.
Psoriasis berbeda dengan penyakit autoimun lainnya.
"Mirip (dengan penyakit lupus), karena sama-sama autoimun. Tapi bedanya, kalau lupus mematikan, psoriasis tidak. Hanya menimbulkan rasa tidak nyaman saja," jelasnya lagi.
Psoriasis memang tidak bisa disembuhkan, namun bisa dicegah.
Pengidap psoriasis harus bisa menjaga daya tahan tubuh dan menghindari stres.
"Tergantung bagaimana daya tahan tubuhnya. Dia harus bisa mengelola stresnya," tutupnya.
(Menda Clara Florencia/Nova.id/TribunSolo.com/Rifatun Nadhiroh)