Breaking News:

​Pernyataan - pernyataan Tokoh NU yang Bikin Adem Terkait Kasus Ahok

Sejumlah pihak disebut tengah memprovokasi NU dalam kasus Ahok. Namun para tokoh NU ini punya pandangan yang berbeda

Editor: Yudie
THE JAKARTA POST/Seto Wardhana/Pool
Ketua MUI Maruf Amin bersaksi dalam sidang Gubernur DKI Jakarta non aktif Basuki Tjahaja Purnama dalam kasus dugaan penistaan agama di Auditorium Kementrian Pertanian, Jakarta, Selasa (31/1/2017). Sidang lanjutan yang ke delapan ini diagendakan mendengarkan keterangan saksi salah satunya ketua MUI, Maruf Amin dan anggota KPUD DKI Jakarta Dahlia. THE JAKARTA POST/Seto Wardhana/Pool 

TRIBUNWOW.COM, JAKARTA - Pernyataan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) maupun Tim Kuasa Hukumnya saat bertanya pada Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Maruf Amin menuai reaksi keras.

Sejumlah pihak, baik di kalangan warga Nahdliyin maupun pihak di luar Nahdlatul Ulama (NU) mengecam pernyataan pihak Ahok.

Selain menjabat posisi tertinggi di MUI, KH Maruf Amin juga dikenal sebagai ulama yang dihormati di kalangan NU.

Bahkan di struktur organisasi NU, KH Maruf Amin menjabat sebagai Ra'Is Aam PBNU periode 2015-2020.

Baca: Heboh Pesan Berantai Istri Gus Dur Singgung Ahok-FPI-Ansor, Hoax atau Asli?

Salah seorang Pendiri Banser Nahdlatul Ulama (NU) Nuril Arifin Husein alias Gus menyebut kini banyak aksi goreng yang membuat kian panas persoalan yang terjadi di ruang sidang tersebut.

Namun di tengah beragam kecaman, sejumlah tokoh NU justru menebar seruan yang mendinginkan suasana.

1. KH Maruf Amin
Pernyataan bikin adem yang paling awal justru berasal dari pihak yang disebut disudutkan oleh pertanyaan-pertanyaan kubu Ahok dan pengacaranya.

Rabu (1/2/2017) atau sehari setelah sidang, Maruf Amin sudah memaafkan Ahok.

Saat menyatakan memberi maaf itu, Ma'ruf sebenarnya, belum mendengar langsung permintaan maaf Ahok.

Saat itu Ahok sudah menyampaikan permintaan maaf melalui media.

"Namanya orang sudah minta maaf masa tidak dimaafkan," kata Ma'ruf kepada Kompas.com.

Ma'ruf Amin mengimbau kepada semua kader PBNU di seluruh Tanah Air untuk juga memaafkan Ahok.

Menurut dia, kader PBNU harus tenang dan bisa menahan diri.

"Kami enggak ada yang musuh-musuhan," ucap Ma'ruf.

2. KH Maman Imanul Haq
Maman Imanul Haq adalah Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU).

Maman Imanul Haq yang berbicara seputar persidangan Kasus Ahok di Studio Kompas TV, Palmerah, Jakarta Pusat, Minggu (5/2/2017) petang mencoba mendinginkan suasana.

Namun Maman juga mengingatkan pihak Ahok untuk tetap menjaga etika dan cara yang lebih santun.

Maman bercerita bagaimana Ma'ruf Amin setelah tujuh jam diperiksa di persidangan datang di puncak harlah ke-91 NU di Gedung PBNU Jalan Kramat Raya Jakarta Pusat Selasa (31/1/2/2017).

Menurut Maman, Ma'ruf Amin yang tetap tegar, justru memberi contoh semangat pada kaum muda.

"Sebagai warga negara Kiai Ma'ruf Amin tetap melalui proses persidangan sebagai warga negara dalam kapasitas sebagai Ketua MUI, tanpa bawa massa," kata Maman.

Menurut Maman, hal kedua yang penting adalah jawaban-jawaban Ma'ruf Amin harus dipahami dan selesai cukup di ruang sidang.

Dia mengimbau agar pernyataan-pernyataan di ruang sidang tak dibawa ke ranah politik di luar persidangan.

Menurut Maman, permintaan maaf Ahok sebaiknya bukan karena takut suara jatuh tetapi karena memang ini adalah tradisi lokal yang baik di Indonesia. "Kita selalu ada upaya saling memaafkan," kata Maman.

Maman Imanul Haq memberi contoh misalnya saat dia sebagai Ketua LDNU melontarkan pernyataan keras terhadap Ahok, begitu pula Ansor.

"Tetapi tak ada penyerangan, tidak ada balasan caci maki. Justru kami ingin negara ini kembali pada momen bahwa seorang yang dipanggil ke pengadilan akan datang sendiri tak perlu bawa massa, kita hormati tanpa intervensi manapun. Sehingga dengan itu kita tahu mana yang salah mana benar, NU sangat hormati proses hukum," kata Maman.

3. Gus Nuril
Nuril Arifin Husein atau Gus Nuril adalah seorang tokoh NU yang juga pemimpin Pondok Pesantren Abdurrahman Wahid Soko Tunggal.

Dia menyayangkan banyak provokasi yang terjadi beberapa hari ini.

Menurut Gus Nuril banyak pihak tak bertanggungjawab yang mencoba memprovokasi NU.

"Sekarang ini banyak orang jualan 'penggorengan', NU saking cantiknya dianggap tahu bulat, digoreng sana goreng sini," kata Gus Nuril, dalam istighosah kebangsaan Nahdliyin wilayah DKI Jakarta, di Jalan Talang Nomor 3, Jakarta Pusat, Minggu (5/2/2017) malam.

Gus Nuril mengatakan, provokasi terjadi setelah timbulnya permasalahan antara terdakwa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dengan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang juga Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ma'ruf Amin.

"(Masalah ini) digoreng, (banyak orang) mendadak jadi NU. 'Gimana ente ulama dihina, enggak mau bangkit, enggak mau bela?' Kapan ente jadi NU? Pas Gus Mus dihina, enggak ada yang bela," tanya Gus Nuril.

Kemudian, Gus Nuril mengajak anggota Banser Jakarta Selatan Muhammad Wasroni yang berencana melakukan aksi di Rumah Lembang, pada Selasa (7/2/2017).

Banser berencana menyambangi markas pemenangan tim Ahok-Djarot untuk menuntut permintaan maaf Ahok secara langsung kepada Ma'ruf.

Gus Nuril kemudian mengajak Wasroni untuk naik ke atas panggung.

Wasroni menyalami Ahok dan beberapa politisi lain yang duduk di atas panggung seperti Djan Faridz dan Humphrey Djemat.

Selain itu, Wasroni juga mencium tangan Nusron Wahid.

"Padahal (Wasroni) wong e (orangnya) paling baik lho, hanya gara-gara 'penggorengan', mau kerahkan 500 Banser ke Rumah Lembang. Sudah damai ya, enggak jadi penggerudukan, Ahok tenang aja," kata Gus Nuril setelah melihat Ahok dan Wasroni salaman bersama.

4. KH Said Aqil Siradj
Said Aqil Siradj adalah Ketua Umum Pengurus Besar NU (PBNU).

Said Aqil Siradj menyayangkan proses jalannya lanjutan persidangan ke delapan perkara dugaan penodaan agama, ketika Ma'ruf Amin dicecar pernyataan dari kubu tersangka.

Said Aqil Ma'ruf Amin adalah kiai sepuh, simbol NU juga simbol ulama Indonesia.

Sehingga kedatangannya harus dihargai, karena meski bisa diwakilkan, Ma'ruf Amin memilih datang secara pribadi.

Namun Said juga kembali mengingatkan publik bahwa Maruf Amin sudah memaafkan Ahok.

Begitu pula Ma'ruf Amin sudah memaafkan Ahok.

"Sudah saling memaafkan, Ahok meminta maaf dan kiai menerima. Tapi, ruginya Ahok sendiri," ujarnya.

Ia berpesan, ke depannya Ahok bisa lebih menjaga sikap agar tidak merugikan dirinya di lain hari.

Apalagi, Ahok merupakan satu dari tiga Calon Gubernur DKI Jakarta pada Pemilukada DKI Jakarta 2017.

"Seorang pemimpin harus santun. Berbicara hati-hati. Mulutmu harimaumu," kata Said

5. Gus Falah
Nasyirul Falah Amru atau Gus Falah adalah Bendahara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU).

Terkait maraknya aksi provokasi yang mencoba menambah panas situasi politik terkait sidang Kasus Ahok, Gus Falah menegaskan NU bukan ormas yang mudah diprovokasi.

Menurutnya NU sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia lahir sebelum kemerdekaan, sudah melewati dan kenyang asam garam dalam bernegara.

NU lanjut Gus Falah, senantiasa menjaga keharmonisan dan kerukunan untuk kemajuan bangsa indonesia.

"Ibarat orang, usia NU itu sudah 91 tahun bukan ormas kemarin sore yang mudah diprovokasi," kata Gus Falah Sabtu (4/2/2017).

Gus Falah kemudian mengomentari terkait permintaan maaf calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok kepada KH Maruf Amin.

"Soal Ahok, kan sudah meminta maaf dan sudah dimaafkan al mukarom KH maruf amin. Warga NU tentunya tawadu pada Kiai sehingga tidak gampang dibenturkan," Gus Falah menegaskan.

"Dibenturkan untuk kepentingan politik, oleh pihak- pihak yang ingin memanfaatkan situasi," tegasnya lagi.
Gus Falah melanjutkan, dan sudah berkali-kali Ketum PBNU KH Said Aqil Siradj sudah menyampaikan supaya pemerintah membubarkan HTI, ormas yang tidak berpaham Pancasila.

"Jadi, itu yang lebih penting dan yang harus lebih diutamakan oleh pemerintah," Gus Falah mengharapkan.

Pada persidangan, Selasa (31/1/2017), tim kuasa hukum Ahok mencecar Ma'ruf mengenai terbitnya pendapat dan sikap keagamaan MUI, dugaan dukungan kepada pasangan calon gubernur-wakil gubernur DKI Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, hingga telepon antara Presiden keenam Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dengan Ma'ruf.

Beberapa pihak dari NU mengecam sikap Ahok yang sempat disebut akan memproses hukum Ma'ruf. Belakangan, Ahok membantah akan memproses hukum Ma'ruf. Dia menyebut akan mempolisikan saksi pelapor yang diduga memberi keterangan palsu. (Tribunnews/Kompas.com/Warkot)

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Nahdlatul UlamaBasuki Tjahaja Purnama (Ahok)Maruf AminMaman Imanul HaqGus NurilSaid Aqil SiradjNasyirul Falah AmruRinggo Agus RahmanSabai Dieter MorscheckBjorka Dieter MorscheckHamilTes kehamilan
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved