Terkini Daerah
Tak Hanya soal Ikut Campur, Hal Ini yang Menjadi Awal Wahyu Jayadi Emosi hingga Bunuh Karyawati UNM
Wahyu Jayadi membunuh Siti Zulaeha lantaran korban terlalu ikut campur urusan pribadinya, namun ternyata ini yang membuat Wahyu akhirnya naik pitam
Penulis: Nila Irdayatun Naziha
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Berdasarkan hasil pemeriksaan psikologis yang dilakukan oleh dosen Universitas Negeri Makassar (UNM) bergelar doktor, Wahyu Jayadi (44), terungkap hal-hal apa saja yang membuat pelaku tega membunuh Siti Zulaeha Djafar (40) yang merupakan karyawati UNM.
Diketahui sebelumnya, Wahyu Jayadi tega membunuh korban Kamis (21/3/2019), lantaran diduga tidak terima korban kerap mencampuri urusan pribadinya.
Sementara itu, dikutip TribunWow.com dari TribunTimur.com, hasil pemeriksaan psikologis yang dijalani oleh Wahyu Jayadi, menunjukkan awal mula pelaku emosi dan akhirnya naik pitam hingga membunuh korban.
Dijelaskan oleh Kepala Rumah Sakit Bhayangkara atau Karumkit Bhayangkara, Kombes Pol Farid Amansyah, Wahyu Jayadi awalnya merasa tidak suka korban menanyakan hal-hal pribadinya.
Saat itulah, cekcok terjadi antara keduanya.
Di tengah pertengkaran tersebut, korban sempat menampar pelaku.
Hal itulah yang kemudian membuat Wahyu Jayadi merasa emosi.
Dirinya juga merasa tersinggung dan merasa dilecehkan harga dirinya oleh korban.
Pasalnya, pelaku yang merupakan seorang laki-laki tidak sepantasnya dipukuli oleh korban yang merupakan seorang perempuan.
• Bukti Penting Dirusak Wahyu seusai Bunuh Pegawai UNM, Polisi Sebut Dibelah 700 Kali Tak Masalah
Apalagi dirinya adalah seorang pengajar atlet karate.
"Jadi motifnya tersinggung dan harga diri," kata Kombes Pol Farid Amansyah, Selasa (26/3/2019).
Lantaran emosinya itulah, Wahyu Jayadi kemudian mencekik leher korban hingga tewas.
Percakapan Terakhir Korban dan Pelaku Disembunyikan Polisi
Kronologi lengkap sampai dengan percakapan terakhir korban dan pelaku masih dirahasiakan oleh kepolisian.
Kombes Pol Farid menuturkan, hasil pemeriksaan detail tentang apa yang sebenarnya terjadi sebelum Siti Zulaeha tewas adalah rahasia media seseorang yang mendapatkan perlindungan dari Undang-undang.
"Kecuali atas permintaan hakim atau pro justisia dapat disampaikan detailnya," kata Komber Pol Farid.
Kalimat-kalimat atau percakapan terakhir korban dan pelaku, tidak akan dibeberkan pada publik kecuali diungkapkan dalam persidangan berdasarkan permintaan dari hakim.
• Wahyu Jayadi yang Bunuh Karyawati UNM Pernah Diberi Wasiat oleh Ibu Korban: Kamu Bukan Orang Lain

Polres Gowa dalami motif pembunuhan dengan membawa Wahyu Jayadi dengan membawa tersangka jalani pemeriksaan psikologis di RS Bhayangkara, Makassar, Selasa (26/3/2019). Kalimat yang bikin Wahyu Jayadi emosi lalu cekik Sitti Zulaeha? Ini penjelasan Karumkit Bhayangkara (Tribun timur/muhammad abdiwan)
Seusai Membunuh, Wahyu Jayadi Tidur di Mobilnya
Dikutip dari TribunTimur.com, salah satu pegawai UNM, Alamsyah (42) mengaku bertemu dengan Wahyu Jayadi beberapa saat sebelum didapatkan kabar Siti Zulaeha tewas dibunuh.
Saat itu, Alamsyah menemukan mobil milik Wahyu terparkir di lantai dasar gedung Phinisi, Jumat (22/3/2019).
"Jadi pagi itu saya lihat mobilnya parkir di parkiran bawah, ternyata ada pak Wahyu jadi langsung saya pukul mobil dan dia ini kaget, katanya sakit giginya," ungkap Alamsyah Selasa (26/3/2019).
Alamsyah mengaku membangunkan Wahyu Jayadi sekitar pukul 08.20 Wita.
Tak hanya di parkiran, saat Alamsyah pergi ke lantai 4 gedung Phinisi untuk merokok.
Di tempat itu, Alamsyah kembali bertemu dengan pelaku yang mengeluhkan badannya sakit dan pegal.
"Disitu dia (Wahyu) bilang sakit semua itu badannya, dia panggil petugas kebersihan untuk pijit, tidak lama fotonya almarhum masuk di WhatsApp-nya," jelas Alamsyah.
Ternyata pesan WhatsApp yang masuk ke ponsel Wahyu adalah kabar soal ditemukannya jasad Siti Zulaeha di dalam mobilnya.
Hal tersebut lantas membuat Alamsyah terkejut.
• Bukan untuk Berkencan, Ini Tujuan Wahyu Jayadi Pergi dengan Karyawati UNM sebelum Bunuh Korban
Ia kemudian bersama dengan Wahyu Jayadi dan rekan-rekan lainnya, pergi ke rumah korban Siti Zulaeha untuk mengecek kebenaran kabar tersebut.
"Dari situ kita langsung ke ruang kerjanya ibu Sula (nama akrab korban di UNM) agar mencari infonya, disitu kami tidak terlalu perhatikan pak Wahyu," ujar Alamsyah.
Tak hanya Alamsyah, salah seorang karyawan UNM yang enggan disebutkan namanya, juga mengaku melihat Wahyu Jayadi di kampus Jumat (22/3/2019).
Saat itu Wahyu Jayadi diketahui sedang mencari gunting kuku.
"Pagi-pagi sempat ia (Wahyu) cari gunting kuku," ujar salah satu karyawan UNM yang enggan disebut namanya, Selasa (26/3/2019).
"Tapi karena tidak ada, yang bersangkutan langsung mencari diluar. Katanya mau beli di kios, tidak tahu gunting kuku itu untuk apa," jelasnya menambahkan.
• Viral Video Pengakuan Wahyu Jayadi yang Bunuh Karyawati UNM: Rasa Memiliki Siti terhadap Saya Tinggi

Tersangka kasus pembunuhan Siti Zulaeha Djafar, Wahyu Jayadi tampak mengenakan seragam warna orange berjalan sambil menundukkan wajahnya saat akan menjalani pemeriksaan kejiwaan di RS Bhayangkara, Jalan Bhayangkara, Makassar, Sulsel, Selasa (26/3/2019). Siti Zulaeha Djafar dibunuh Wahyu Jayadi, Kamis (21/3/2019) dan mayatnya baru ditemukan, Jumat (22/3/2019). Dari hasil pemeriksaan kejiwaan ini, akan diketahui kondisi kejiwaan Wahyu Jayadi saat membunuh Siti Zulaeha Djafar. (TRIBUN TIMUR/MUHAMMAD ABDIWAN)
Hubungan Wahyu Jayadi dan Siti Zulaeha
Dikutip TribunWow.com dari channel YouTube Lintas Terkini, Sabtu (23/3/2019), melalui video tersebut, Wahyu Jayadi menjelaskan bahwa korban memiliki rasa memiliki yang tinggi terhadap Wahyu Jayadi.
Padahal menurut Wahyu, dirinya dan korban tidak terlibat hubungan asmara atau memiliki rasa saling suka.
Diakui oleh Wahyu, dirinya merasa terganggu dengan sikap korban yang terlalu mencampuri urusan pribadinya.
Sikap ikut campur yang ditunjukkan oleh korban, diduga oleh pelaku lantaran Siti Zulaeha memiliki rasa memiliki yang tinggi terhadap korban.
"Ya rasa memilikinya tinggi menurut saya, karena selalu mencampuri urusan-urusan pribadi saya, saya pikir (korban) bukan apa-apanya saya dan juga bukan siapa-siapa gitu," jelas Wahyu Jayadi Sabtu (23/3/2019).
Ditanya seberapa sering korban mencampuri urusan pribadi pelaku, Wahyu Jayadi mengatakan hal tersebut dilakukan korban berkali-kali.
"Iya (sering), itu yang saya maksud, rasa memiliki itu yang kadang menyangkut masalah begitu, bukan dia yang harus mengurusi (ikut campur) sebenarnya," lanjut Wahyu Jayadi.
"Saya jadi bingung sendiri," tambahnya.
• Bukan karena Asmara, Ini Motif Wahyu Jayadi Bunuh Karyawati UNM dan Tinggalkan Mayatnya Dalam Mobil
Dijelaskan oleh Wahyu Jayadi, kedekatan yang dirasakan oleh korban dengannya, bermula saat almarhumah ibu korban memberikan pesan pada Wahyu untuk selalu menjaga korban.
"Kita tak punya hubungan emosional dalam tanda kutip bahwa kita saling suka sama suka. Ini karena persoalan hubungan emosional karena hubungan keluarga," kata Wahyu Jayadi.
"Saya ingat pesannya almarhumah mamanya (korban), 'Jagai anrimmu, jagai anrimmu' (jaga adikmu, jaga adikmu). Bahasa Bugisnya seperti itu. Taniako tau laing' (kamu bukan orang lain)," jelas Wahyu Jayadi.
• Jadi yang Terakhir Ditemui Karyawati UNM Sebelum Tewas, Pelaku Ternyata Sudah Dianggap Keluarga
Kronologi Pembunuhan
Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga menjelaskan kronologi tewasnya Siti Zulaeha yang dibunuh Wahyu Jayadi yang tak lain adalah teman dekatnya sendiri dikutip TribunWow.com dari TribunTimur.com.
Dijelaskan oleh Shinto, Minggu (24/3/2019), korban ternyata mengajak pelaku untuk pergi berdua.
Korban diketahui menelepon pelaku sekitar pukul 17.00 Wita Kamis (21/3/2019) untuk berjanjian di parkiran Telkom Jalan AP Pettarani.
Pertemuan itu dilakukan lantaran korban pelaku ingin berbagi cerita pada pelaku.
Korban diketahui sedang mempunyai sebuah masalah dan hendak menceritakannya pada pelaku.
Saat itulah, Wahyu menyetujui pertemuan tersebut sepulang dirinya dari kampus.
Awalnya Wahyu mengendarai mobil miliknya Suzuki Escudo 4 WD off road sementara korban mengendarai Daihatsu Terion Biru DD 1472 AM.
Sekitar pukul 18.00 WIB, pelaku dan korban kemudian bertemu dengan menggunakan kendaraan masing-masing menuju ke Kompleks Ruko Perum Permata Sari di jalan Sultan Alauddin Makassar.
Setelahnya, pelaku memarkirkan mobil miliknya di sebuah warung kopi.
Pelaku kemudian melanjutkan perjalanan menggunakan mobil milik korban.
Bukan membonceng, pelaku mengendarai mobil milik korban sementara korban duduk di bangku penumpang yang ada di sebelah korban.
Tanpa mempunyai tujuan khusus, korban dan pelaku berjalan ke arah Gowa.
• Sempat Viral karena Minta Jadi Istri Kedua Sandiaga Uno, Tiffani Klarifikasi: Saya Diminta Panitia

Lantaran korban hendak bercerita, pelaku melajukan mobil milik korban dengan kecepatan rendah.
Dalam perjalanan itulah, pelaku dan korban terlibat percakapan ringan.
Barulah sekitar pukul 19.30 Wita, korban dan pelaku mulai terlibat adu mulut.
Pertengkaran antara keduanya diduga lantaran korban mencampuri urusan pribadi pelaku di sela percakapan keduanya.
Dalam pertengkaran itu pula, korban sempat menampar pipi pelaku.
Terlibat cekcok dan adu mulut yang tak kunjung berakhir, sekitar pukul 20.05 Wita pelaku sudah mulai emosi dan menghentikan kendaraan milik korban di Jalan STPP Bontorannu, Gowa.
Lantaran emosinya yang sudah memucak, pelaku kemudian melakukan aksi kekerasan pada korban hingga membuatnya meninggal dunia.
Diketahui pelaku mencekik leher korban dan juga memukul wajah korban beberapa kali.
Melihat kondisi korban, pelaku ketakutan dan mulai panik.
Ia kemudian mencari lokasi untuk meninggalkan mobil korban.
Akhirnya pelaku memutuskan untuk berhenti di depan ruko gudang Perum Bumi Zarindah, Dusun Japing Pattallassang, Gowa (TKP jasad korban ditemukan).
Letak lokasi tersebut berada sekitar 17,9 km dari kampus UNM.
• Pelaku Pembunuh Karyawati UNM dengan Korban Bertetangga, Rumah Hanya Terhalang Tembok

Setelah memarkirkan kendaran milik korban, pelaku kemudian memasangkan sabuk pengaman ke leher korban.
Ia selanjutnya turun dari mobil dan meninggalkan mobil dalam kondisi terkunci, sementara kunci mobil diletakkan di atas jok driver.
Tak langsung pergi meninggalkan korban, pelaku ternyata menghampiri korban dan berniat mengambil ponsel milik korban untuk menghilangkan jejak pembunuhan yang dilakukannya.
Lantaran kondisi mobil sudah terkunci, pelaku kemudian memecahkan kaca samping mobil korban untuk mengambil ponsel milik korban.
Dalam aksi perusakannya itu, pelaku terkena pecahan kaca sehingga membuatnya terluka pada bagian tangan.
Setelah merasa aman dan berfikir aksinya tidak diketahui orang lain, pelaku kemudian kabur dari lokasi kejadian dengan membonceng motor orang yang melintas menuju Makassar.
TONTON JUGA:
(TribunWow.com/Nila)