Kabar Tokoh
Kapitra Sebut Banyak Pejabat Diciduk KPK sebagai Prestasi Jokowi, Ini Tanggapan Ferdinand
Ferdinand Hutahaean dan Kapitra Ampera membahas tentang banyaknya kepala daerah tertangkap operasi tangkap tangan (OTT) KPK
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNWOW.COM - Kadiv Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean dan Calon Legislatif PDI Perjuangan, Kapitra Ampera menjadi tamu dalam Program Mata Najwa pada Rabu, (5/12/2018).
Dalam acara itu, keduanya menyinggung tentang banyaknya kepala daerah tertangkap operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dilansir TribunWow.com dari tayangan Mata Najwa, Trans7.
Beberapa di antaranya yakni Bupati Bekasi, Klaten, Subang, Kutai Kartanegara, Tegal, Banten, Wali Kota Cimahi, dan lainnya, dilansir dari TribunSolo.
Menurut Kapitra Ampera, banyaknya kepala daerah yang tertangkap KPK adalah kelebihan Joko Widodo (Jokowi).
"Justru di sinilah hebatnya Pak Jokowi, memberantas korupsi. memberikan distribunsi of power. Dia memberikan kewenangan absolut para KPK kepada penegak hukum," ujar Kapitra
• Pemprov DKI Jakarta Raih 3 Penghargaan dari KPK di Peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia
Kapitra juga mengatakan tak pandang jabatan, siapapun yang terlibat korupsi maupun kasus suap kini ditangkap.
"Boleh menangkap siapa saja. ini boleh terjadi komitmen seperti ini. siapa saja boleh, kalau memang dia korupsi, ditangkap. Mau menteri, DPR dan sebagainya.
Ada spektrum tentang korupsi itu berubah. Dulu suap bukan bagian dari korupsi, tetapi sekarang dia masuk kepada undang-undang tipikor (tindak pidana korupsi).
Dan itu bagian dari kewenangan KPK. Dan itu sudah diatur di KUHP. Ini yang banyak sekarang itu suap, kalau korupsi sesungguhnya kan merugikan keuangan negara, ini tidak."
Kapitra mengungkapkan bahwa keluarga Jokowi tidak terlibat partai poltik seperti presiden lainnya.

• Ditanya Hotman Paris tentang Sugar Daddy, Rina Nose dan Nikita Mirzani Beri Jawaban
Ia juga menuturkan dalam pemerintahan Jokowi korupsi menurun tajam.
"Kita lihat trendnya, indeks korupsi itu menurun tajam. Orang kalau mau ngasih itu takut-takut. Kalau yang tertangkap itu pas dia lagi sial saja."
Menanggapi pernyataan Kapitra, Ferdinand tertawa dan heran dengan bahasa yang disampaikan Kapitra.
"Saya suka sekali melihat gaya pak Kapitra ini, bermain hiperbola betul memuji pak Jokowi," ujarnya yang disambut tawa.
Ferdinand kemudian menyinggung mengenai skor indeks persepsi korupsi pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang meningkat, namun di pemerintahan Jokowi tidak memiliki peningkatan.