Kabar Tokoh
Bahas Keberhasilan Pemimpin, Ferdinand Tertawakan Dedi Mulyadi: Agak Menghiperbola Jokowi
Dedi berujar Jokowi terlalu dekat dengan rakyat, Fererdinand Hutahaean menuturkan masyarakat ingin bersalaman dengan Jokowi adalah hal yang wajar.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Claudia Noventa
Keduanyapun memperdebatkan hasil pengamatan yang ditemukan kubunya.
Dedi menuturkan tidak menemukan ketidakstabilan harga dilapangan, sedangkan Ferdinand mengklaim banyak pedagang yang mengeluh harga bahan pokok yang tidak stabil.
• Ramalan Zodiak Jumat 7 Desember 2018: Gemini Abaikan Keraguanmu, Leo Hindari Perselisihan
Sebelumnya, kedua kubu pendukung capres ini juga terlibat adu argumen mengenai banyaknya Kepala Daerah tertangkap operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Menurut Calon Legislatif PDI Perjuangan, Kapitra Ampera, banyaknya kepala daerah yang tertangkap KPK adalah kelebihan Joko Widodo (Jokowi).
"Justru di sinilah hebatnya Pak Jokowi, memberantas korupsi. memberikan distribunsi of power. Dia memberikan kewenangan absolut para KPK kepada penegak hukum," ujar Kapitra.
Kapitra juga mengatakan tak pandang jabatan, siapapun yang terlibat korupsi maupun kasus suap kini ditangkap.
• Kapitra Sebut Banyak Pejabat Diciduk KPK sebagai Prestasi Jokowi, Ini Tanggapan Ferdinand
"Boleh menangkap siapa saja. Ini boleh terjadi komitmen seperti ini. Siapa saja boleh, kalau memang dia korupsi, ditangkap. Mau menteri, DPR dan sebagainy," lanjutnya.
"Ada spektrum tentang korupsi itu berubah. Dulu suap bukan bagian dari korupsi, tetapi sekarang dia masuk kepada undang-undang tipikor (tindak pidana korupsi).Dan itu bagian dari kewenangan KPK. Dan itu sudah diatur di KUHP. Ini yang banyak sekarang itu suap, kalau korupsi sesungguhnya kan merugikan keuangan negara, ini tidak," tegas Kapitra.
Kapitra mengungkapkan bahwa keluarga Jokowi tidak terlibat partai poltik seperti presiden lainnya.
Ia juga menuturkan dalam pemerintahan Jokowi korupsi menurun tajam.
"Kita lihat trendnya, indeks korupsi itu menurun tajam. Orang kalau mau ngasih itu takut-takut. Kalau yang tertangkap itu pas dia lagi sial saja."
Menanggapi pernyataan Kapitra, Ferdinand tertawa dan heran dengan bahasa yang disampaikan Kapitra.
"Saya suka sekali melihat gaya pak Kapitra ini, bermain hiperbola betul memuji pak Jokowi," ujarnya yang disambut tawa.
Ferdinand kemudian menyinggung mengenai skor indeks persepsi korupsi pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang meningkat, namun di pemerintahan Jokowi tidak memiliki peningkatan.
• Minta Media Dukung Dirinya Majukan PSSI, Edy Rahmayadi: Kalau Kalian Enggak Bela Saya, Terus Siapa?
Dari indeks skor indeks persepsi korupsi 2004 sebesar 19 persen menjadi 34, di pemerintahan Jokowi selama tiga tahun di angka 37.