Breaking News:

Rizal Ramli: Saya Satu-satunya Ekonom Indonesia yang Tolak Pinjaman IMF

Mantan Menteri Koordinasi Bidang Perekonomian, Rizal Ramli kembali angkat bicara terkait IMF yang diadakan di Bali.

(TRIBUN / DANY PERMANA)
Rizal Ramli menyampaikan pandangannya dalam bidang ekonomi saat berkunjung ke kantor Tribun di Jakarta, Kamis (7/1/2016). 

TRIBUNWOW.COM - Mantan Menteri Koordinasi Bidang Perekonomian, Rizal Ramli kembali angkat bicara terkait IMF yang diadakan di Bali.

Hal ini diungkapkan Rizal Ramli melalui Twitter miliknya, @RamliRizal, Selasa (9/10/2018).

Pada kicauannya, Rizal Ramli bercerita terkait krisis di tahun 1998 dan hubungan dengan IMF.

Waktu itu, IMF memaksa dan membujuk pemerintah Indonesia untuk menaikkan tingkat bunga yang sangat tinggi.

Dampaknya, semua perusahaan di Indonesia tidak mampu membayar.

Ia juga mengatakan jika dirinya merupakan satu-satunya ekonom yang menolah pinjaman IMF di pertemuan yang pernah dihelat di Hotel Borobudur tahun 1997.

Berikut ini tweet Rizal Ramli yang dikutip TribunWow.com.

Sri Mulyani Tegaskan Indonesia Tak Akan Pinjam Dana dari IMF meski Jadi Tuan Rumah AM 2018 di Bali

"Indonesia mengalami krisis ekonomi tahun 1998. Krisis itu kalau kita tangani sendiri,yg tadinya tumbuh rata-rata 6%, ekonomi Indonesia paling akan anjlok 2 – 0 %. Akan tetapi, karena kita mengundang IMF, ekonomi Indonesia malah anjlok ke -13%. Kok IMF malah bikin lebih rusak ?

 

Begitu IMF datang, mereka memaksa & membujuk Pemerintah Indonesia untuk menaikkan tingkat bunga sangat tinggi dari 18% ke 80%.

Teorinya utk menahan pelarian modal & memperkuat Rupiah. Dampaknya, hampir semua perusahaan di Indonesia langsung tidak mampu bayar dan macet kredit.

Keputusan untuk mengundang dan meminjam dari IMF merupakan kesalahan terbesar Widjoyo yg membujuk Pres Soeharto untuk mengundang IMF.

Pasalnya, IMF menyarankan berbagai program kebijakan yang tak masuk akal dan malah mmbuat kondisi ekonomi nasional justru semakin terpuruk.

IMF bikin blunder karena menawarkan paket dgn syarat banyak sekali, susah dipenuhi, mengada-ngada, pemerintah terpaksa manut.

Misalnya, kebijakan likuidasi 16 bank kecil justru justru hancurkan kepercayaan masyarakat, mereka menarik dana dari bank2 nasional, banyak bank kolaps

Rizal Ramli satu2nya ekonom Indonesia yg menolak pinjaman IMF di pertemuan para ekonom di Hotel Borobudur dgn Managing Director IMF Camdesus bulan 0ct 1997, sebelum Camdesus bertemu Pres Soeharto di Istana. Ekonomi akan semakin rusak dibawah IMF. Ternyata semuanya terbukti.

 

Bulan October 1996, Rizal Ramli sbg Chairman Econit Advisory Group mengeluarkan 100an halaman forecast utk ekonomi Indonesia: “1997: The Year of Uncertainty”. Bahwa ekonomi Indonesia akan mengalami krisis ekonomi 1977-78. Tidak ada yg percaya, tetapi ternyata semuanya terjadi !!

Forecasr RR Oct 1996 ttg ekonomi 1997 dibantah2 oleh Depkeu, BI analis2 asing sbg mengada-ada & tidak benar. Bahwa Fundamental ekonomi Indonesia kuat. Mereka berbohong didukung oleh pujian2 IMF & Bank Dunia. Ada 3 points RR : utang swasta, current account defisit, overvalued Rp.

Akhirnya sesuai ramalan RR, terjadi krisis besar 1997/1998. Ekonomi anjlok dari rata 6% ke -13% krn salah saran & kebijakan IMF. Utk selamatkan bank2, BLBI disuntik $80 milyar, biaya penyelamatan bank terbesar relatif GDP, perusahaan banyak yg bangkrut, penggangguran naik 40%," tulis Rizal Ramli.

 

Fakta-fakta Penggunaan Anggaran IMF 2018, Pernyataan Luhut Pandjaitan hingga Biaya Lain di Luar APBN

Sebelumnya, Rizal Ramli bersama calon presiden (capres) Prabowo Subianto mengadakan konferensi pers terkait kritik pada IMF.

Anggota Tim Ekonomi pasangan Prabowo-Sandiaga, Rizal Ramli, menilai biaya penyeleggaraan pertemuan tersebut sangat besar, yakni mencapai Rp 855,5 miliar.

Menurut Rizal, seharusnya pemerintah dapat menghemat biaya penyelenggaraan pertemuan sebagai bentuk keprihatinan atas bencana yang melanda Lombok, Palu dan Donggala.

"Kami sedih sekali, kok dalam suasana keprihatinan, bencana di Donggala, Palu, Lombok, kok semangat kemewahannya ini luar biasa," ujar Rizal saat memberikan pernyataan pers seusai pertemuan yang dikutip dari Kompas.com, Jumat (5/10/2018).

"Kita ini negara yang lagi susah, yang lagi banyak bencana. Jangan dong. Kasih tunjuk bahwa kita prihatin," ucapnya.

Rizal mengatakan, biaya sebesar Rp 855,5 miliar atau setara dengan 70 juta dollar AS, lebih dari cukup untuk menyelenggarakan sebuah konferensi internasional.

Jokowi Sebut Peserta IMF Biayai Diri Mereka Sendiri, Ketua DPP Demokrat: Bisa-bisa Minta Maaf Lagi

Berkaca pada pengalaman negara lain, kata Rizal, penyelenggaraan konferensi internasional biasanya hanya menghabiskan biaya 10 juta Dollar AS.

Oleh sebab itu, Mantan Menko Perekonomian itu mengatakan, koalisi Prabowo-Sandiaga meminta pemerintah melakukan penghematan.

"Saya kira tidak ada pesta Bank Dunia seperti ini di negara lain. Biasa-biasa saja. Bahkan kalau makan disediakan minuman, potato chips, snack. Enggak ada itu makan-makan. Bayar sendiri kalau mau makan," kata dia.

"Oleh karena itu teman-teman mendesak kepada pemerintah agar menghemat yang masih bisa dihemat," kata Rizal. (TribunWow.com/Tiffany Marantika)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Rizal RamliIMF-World Bank Annual MeetingIMF
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved