Pilpres 2019
TGB Dituduh Mencari Jabatan karena Mendukung Jokowi, Politisi PKPI Beri Tanggapan
Politisi PKPI, Teddy Gusnaidi menganalisis pernyataan tuduhan-tuduhan yang dilayangkan sebagian oknum untuk Tuan Guru Bajang Zainul Majdi (TGB).
Penulis: Woro Seto
Editor: Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Politisi PKPI, Teddy Gusnaidi menganalisis pernyataan tuduhan-tuduhan yang dilayangkan sebagian oknum untuk Tuan Guru Bajang Zainul Majdi (TGB).
Dilansir TribunWow.com, melalui akun Twitter @TeddyGusnaidi yang ia tulis pada Minggu (8/7/2018).
Dalam cuitan tersebut, Teddy menilai jika sejumlah oknum yang menuduh TGB mencari jabatan dan kekuasaan, maka sebenarnya orang yang menuduh itu pun juga mencari jabatan dan kekuasaan.
• Sindir Amien Rais, Guntur Romli: Beda Pilihan Politik sampai Bawa-bawa Hidayah
"Kalau TGB membela Jokowi dituduh karena ingin jabatan atau uang, maka yang membela orang yang berseberangan dengan Jokowi pun sama, tujuannya ingin jabatan atau uang.
Kan yang berseberangan dengan Jokowi bukan Malaikat apalagi Tuhan, sehingga mereka bukan pemilik kebenaran," tulisnya.
• Jika Anies Baswedan Diusung Jadi Capres, Punya Peluang Sekaligus Tantangan
Sebelumnya, dilansir dari Kompas TV, Gubernur Nusa Tenggara Barat, Tuan Guru Bajang Zainul Majdi (TGB) mengaku bahwa dukungannya ke Jokowi tidak ada kontrak politik apapun.
Saat ditanya soal dukungannya itu, TGB mengaku belum bertemu dengan Ketua Umum Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Menurut TGB, sebelum partai memutuskan untuk berkoalisi, pandangan-pandangan pribadi kader adalah sebuah hal yang wajar.
Politisi Demokrat itu juga mengaku bahwa dukungannya ke Jokowi belum mendapatkan respon apapun dari pihak partai Demokrat.
Kemudian saat ditanya pertemuannya dengan Jokowi, TGB mengaku bahwa pertemuan tersebut terjadi sudah beberapa waktu lalu.
"Pertemuan saya dengan beliau sudah lama sekali, beberapa waktu yang lalu, tidak ada kaitannya dengan Pilpres, saat itu membahas perkembangan di NTB dan pembangunan di Kamandali, NTB." ujarnya.
Saat ditanya Aiman soal obrolannya dengan Jokowi, TGB mengaku bahwa saat itu dirinya hanya menyampaikan kepada Jokowi bahwa pembangunan pemerintah pusat berdampak positif untuk masyarakat daerah.
"Pada saat itu saya menyampaikan kepada beliau (Jokowi) bahwa pembangunan pemerintah pusat berdampak positif untuk masyarakat daerah, jadi saya menyampaikan kami berharap apa-apa yang dilakukan sekarang termasuk membangun insfrastuktur Mandalika dipercepat," ujar TGB.
• Mardani Ali Sera Mengatakan Partainya Menerima Anies Berpasangan dengan Prabowo di Pilpres 2019
Soal dukungannya ke Jokowi, TGB beberapa waktu lalu mengaku pernah memberikan apresiasi atas kinerja Jokowi.
"Secara tidak langsung, dulu saya sampaikan apresiasi kepada beliau terhadap kinerja yang dilakukan selama ini,' ujarnya.
Kemudian, TGB menilai bahwa sosok Jokowi konsisten membangun Indonesia.
"Ada konsistensi yang dilakukan oleh beliau, dalam membangun sisi ekonomi, misalnya pembangunan di daerah timur, meski tidak langsung dirayakan, namun beliau konsisten, saya mencermati selama 4 tahun bagaimana Pak Jokowi bolak-balik ke Papua, pak Jokowi merasakan bagaimana daerah timur harus merasakan perkembangan seperti daerah lainnya," ujar Gubernur NTB dua periode tersebut.
Diketahui, TGB telah memutuskan untuk mendukung Jokowi maju dalam Pilpres 2019.
Keputusan tersebut merupakan sikap pribadinya dan tidak mewakili pihak manapun.
TGB menyatakan, apa yang ia sampaikan adalah semata-mata untuk kepentingan dan kemaslahatan warga Nusa Tenggara Barat.
TGB mengaku, keputusan itu ia ambil setelah 4 tahun ia melihat adanya pecah belah umat, terutama pasca Pemilihan Umum Kepala Daerah.
"Keputusan ini saya ambil setelah empat tahun saya melihat, menilai dan juga pasca pemilukada serentak kemarin terutama. Saya melihat di beberapa daerah, pembelahan itu sudah begitu terasa. Jadi pembelahan antar umat ini luar biasa. Satu mengklaim dialah aspirasi umat dan yang lain bukan umat dan bahkan dengan narasi-narasi dan wacana yang merusak persaudaraan kita," ungkapTGB.
"Jadi pasca Pemilukada saya melihat wacana-wacana dan orasi yang dikembangkan, dan bahkan itu semakin mengkhawatirkan. Mengutip ayat-ayat perang seakan-akan 2019 itu kita akan perang kurusetra antara Pandawa dan Kurawa. Pilihan saya sebagai anak bangsa adalah diam atau bersuara, dan saya memilih untuk bersuara. Ini tidak ada kaitannya dengan jabatan apa-apa," tambahnya. (TribunWow.com/Woro Seto)