Politisi PKPI: Dulu Gue Kritik TGB Kalian Ngamuk, Sekarang Kalian yang Ngamuk Sama TGB
Teddy Gusnaidi kembali angkat bicara mengenai sikap Gubernur Nusa Tenggara Barat TGB Zainul Majdi.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNWOW.COM - Teddy Gusnaidi kembali angkat bicara mengenai sikap Gubernur Nusa Tenggara Barat TGB Zainul Majdi.
Politisi PKPI tersebut mengatakan jika dirinya dulu pernah 'diamuk' saat mengkritik TGB.
Namun sekarang pihak yang dulu 'mengamuk' kepada Teddy justru 'mengamuk' kepada TGB.
• Mahfud MD Ingin Perpolitikan Indonesia Berkaca pada Pertandingan Uruguay Vs Perancis
"Dulu gue kritik TGB kalian ngamuk, gak terima TGB dikritik.
Eh, kok sekarang malah kalian yang ngamuk sama TGB.
Kebanyakan nonton Film gak bener ya begini jadinya," kicau Teddy melalui akun Twitter resminya, Sabtu (7/7/2018).
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada konfirmasi dari Teddy terkait pihak yang 'mengamuk' tersebut.
Dukungan TGB kepada Jokowi
Diberitakan sebelumnya di Kompas TV, TGB telah memutuskan untuk mendukung Jokowi maju dalam PIlpres 2019.
Keputusan tersebut merupakan sikap pribadinya dan tidak mewakili pihak manapun.
TGB menyatakan, apa yang ia sampaikan adalah semata-mata untuk kepentingan dan kemaslahatan warga Nusa Tenggara Barat.
TGB mengaku, keputusan itu ia ambil setelah 4 tahun ia melihat adanya pecah belah umat, terutama pasca Pemilihan Umum Kepala Daerah.
"Keputusan ini saya ambil setelah empat tahun saya melihat, menilai dan juga pasca pemilukada serentak kemarin terutama. Saya melihat di beberapa daerah, pembelahan itu sudah begitu terasa. Jadi pembelahan antar umat ini luar biasa. Satu mengklaim dialah aspirasi umat dan yang lain bukan umat dan bahkan dengan narasi-narasi dan wacana yang merusak persaudaraan kita," ungkapTGB.
"Jadi pasca Pemilukada saya melihat wacana-wacana dan orasi yang dikembangkan, dan bahkan itu semakin mengkhawatirkan. Mengutip ayat-ayat perang seakan-akan 2019 itu kita akan perang kurusetra antara Pandawa dan Kurawa. Pilihan saya sebagai anak bangsa adalah diam atau bersuara, dan saya memilih untuk bersuara. Ini tidak ada kaitannya dengan jabatan apa-apa," tambahnya.
Komentar TGB terkait Daftar Capres Rekomendasi PA 212
Selain memberikan klarifikasi soal dukungannya untuk Jokowi, TGB juga menjawab pertanyaan mengenai dicoretnya nama dirinya dari daftar rekomendasi capres Persaudaraan Alumni (PA) 212.
"Itu haknya beliau, ya kita tetap bisa ngaji di sini, tetap bisa silahturahmi dengan Anda semua, insyaallah kita bisa makan 3 kali sehari, kalau puasa ya buka dan sahur, tidak perlu dipersulit ya hal-hal yang bertolak dari prinsip. Dan sekali lagi, saya ini dulu pernah tinggal di Mesir 7 tahun, saya punya banyak informasi dan pengetahuan dari bacaan, dari apa yang saya lihat, tentang bagaimana sebuah bangsa sudah mulai terpolarisasi. Dan salah satu yang sering digunakan untuk polarisasi adalah sentimen keagamaan."
"Di Indonesia tidak boleh digunakan sentimen keagamaan itu mempolarisasi kita. Kalau ada sentimen keagamaan arahkan dia untuk memperkuat Indonesia. Artinya apa? Ya kita sebagai umat yuk kontribusi untuk Indonesia, dimana kita bisa bekerja berbuat yang terbaik," ungkap TGB.
Diberitakan sebelumnya, dalam Rakornas PA 212 pada Selasa (29/5/2018) di Cibubur, Jakarta Timur, TGB masuk sebagai kandidat capres yang bakal didukung oleh PA 212.
Ada empat nama lain di samping TGB, yakni Rizieq Shihab, Prabowo Subianto, Yusril Ihza Mahendra, dan Zulkifli Hasan.
Sementara itu, sebagai pendamping, sejumlah nama tokoh pun direkomendasikan.
Berikut daftar sejumlah tokoh yang direkomendasikan sebagai pendamping.
1. Anies Baswedan
2. Ahmad Heriyawan
3. Hidayat Nur Wahid
4. Anis Matta
5. Eggi Sudjana
6. Yusril Ihza Mahendra
(*)